Pages

Subscribe:

Labels

Koloid

  1. A.    Sistem Dispers Dan Sistem Koloid


Jenis Jenis Sistem Koloid
Terdispersi
Pendispersi
Sistem
Contoh
cair
Cair
emulsi
Susu,santan, minyak ikan
padat
Cair
sol
Cat,tinta,kanji
gas
Cair
buih
Buih sabun
padat
Padat
Sol padat
Kuningan ,tembaga,kaca
cair
Padat
gel
Mentega,agar agar,selai,lateks.lem padat
gas
Padat
Busa padat
Karet busa,batu apung
cair
Gas
aerosol
Hairspray,obat semprot
padat
Gas
Aerosol padat
Asap,debu,buangan knalpot


SISTEM DISPERS
A.
Dispersi kasar(suspensi)
: partikel zat yang didispersikan berukuran lebih besar dari 100 nm.
B.
Dispersi koloid
: partikel zat yang didispersikan berukuran antara 1 nm – 100 nm.
C.
Dispersi molekuler (larutan sejati)
: partikel zat yang didispersikan berukuran lebih kecil dari 1 nm.
Sistem koloid pada hakekatnya terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dan medium pendispersi.
Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi.
 JENIS KOLOID
Sistem koloid digolongkan berdasarkan pada jenis fase terdispersi dan medium pendispersinya.
– koloid yang mengandung fase terdispersi padat disebut sol.– koloid yang mengandung fase terdispersi cair disebut emulsi.
– koloid yang mengandung fase terdispersi gas disebut buih.

  1. B.     Sifat-Sifat Koloid
Sifat-sifat khas koloid meliputi :
a.
Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
b.
Gerak BrownGerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid.
  

Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+


Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-


c.
Adsorbsi
Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi (penyerapan) terhadap partikel atau ion atau senyawa yang lain.
Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi (harus dibedakan dari absorbsi yang artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan).
Contoh :
(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.
(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S2.
d.
KoagulasiKoagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
e.
Koloid Liofil dan Koloid LiofobKoloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium pendispersinya cairan.
Koloid Liofil:
sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya besarterhadap medium pendispersinya.
Contoh: sol kanji, agar-agar, lem, cat
Koloid Liofob:
sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya kecilterhadap medium pendispersinya.
Contoh: sol belerang, sol emas.



C.  Elektroferisis Dan Dialisis
ELEKTROFERESISElektroferesis adalah peristiwa pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke salah satu elektroda.
Elektrotoresis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan partikel koloid. Jika partikel koloid berkumpul di elektroda positif berarti koloid bermuatan negatif dan jika partikel koloid berkumpul di elektroda negatif berarti koloid bermuatan positif.
Prinsip elektroforesis digunakan untuk membersihkan asap dalam suatu industri dengan alat Cottrell.
 DIALISISDialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan yang menempel pada permukaannya.
Pada proses dialisis ini digunakan selaput semipermeabel.

D.  Pembuatan Koloid

1.  Cara Kondensasi
Cara kondensasi termasuk cara kimia.


kondensasi

Prinsip :
Partikel Molekular
————–>
Partikel Koloid
Reaksi kimia untuk menghasilkan koloid meliputi :
a.
Reaksi Redoks
2 H2S(g) + SO2(aq)     3 S(s) + 2 H2O(l)
b.
Reaksi Hidrolisis
FeCl3(aq) + 3 H2O(l)     Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)
c.
Reaksi Substitusi
2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(g)    As2S3(s) + 6 H2O(l)
d.
Reaksi Penggaraman
Beberapa sol garam yang sukar larut seperti AgCl, AgBr, PbI2, BaSO4 dapat membentuk partikel koloid dengan pereaksi yang encer.
AgNO3(aq) (encer) + NaCl(aq) (encer)    AgCl(s) + NaNO3(aq) (encer)

  1. 2.      Cara Dispersi

Prinsip :
Partikel Besar
—————->
Partikel Koloid
Cara dispersi dapat dilakukan dengan cara mekanik atau cara kimia:
a.
Cara Mekanik
Cara ini dilakukan dari gumpalan partikel yang besar kemudian dihaluskan dengan cara penggerusan atau penggilingan.
b.
Cara Busur Bredig
Cara ini digunakan untak membuat sol-sol logam.
c.
Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
Contoh:
– Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.
– Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH)3 oleh AlCl3



0 Comments:

Posting Komentar