BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Setiap negara tentu memiliki sistem pendidikan. Melalui
sistem pendidikan itu suatu negara dapat memelihara dan mempertahankan
nilai-nilai luhur, serta keunggulan-keunggulan mereka dari generasi ke
generasi.
Studi perbandingan sistem pendidikan merupakan salah satu
cara untuk mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan sistem pendidikan
negara tertentu, terutama yang berhubungan dengan kelebihan yang terjadi pada
sistem pendidikan negara tersebut. Untuk itulah pada kesempatan kali ini
penulis menguraikan sistem pendidikan di Korea Selatan, dikarenakan Negara ini mempunyai
kemajuan sektor yang tinggi di bidang teknologi. Kemajuan ini tentunya tidak
terlepas dari kemajuan pendidikannya, takterlepas pula padapendidikan
MIPA.
Kemajuansuatubangsadapatdilihatdarikualitassumberdayamanusianya.Bangsa
yang cerdasadalahbangsa yang mampuuntukmenggunakansemuasumberdaya yang
dimilikiolehbangsatersebut.Salah satuhal yang
perludiperhatikanuntukmeningkatkansumberdayamanusianyaadalahpendidikan.Takdapatdielakkanlagi,
pendidikanmerupakansalahsatuaspekyang
memegangperananpentingbagikehidupanmanusia. Terlebih,
pendidikanmerupakansalahsatupilarperntingbagiperadabansebuahbangsa.Pendidikandankemajuanbangsabagaikanduasisimatauang.Keberadaannyasalingberkaitandantidakbisadipisahkan.Karenaitulah,
kemajuansebuahbangsa, sejatinyatidakpernahlepasdariperananpendidikan.
1.2 RumusanMasalah
1. BagaimanakahsejarahpendidikanMIPA
di Korea Selatan?
2. Apakahtujuanpendidikan
di Korea Selatan?
3. Bagaimanakahsistempendidikan
di Korea Selatan?
4. Bagaimanakahstrukturpendidikan
di Korea Selatan?
5. Apakahkeunggulansystem
pendidikan di Korea Selatan?
6. Bagaimanapentingnyapendidikan
di Korea Selatan?
7. Apasajaproblematikapendidikan
Korea Selatan?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui sejarah pendidikan di Korea
Selatan
2. Untukmengetahuitujuanpendidikan
di Korea Selatan
3. Untuk
mengetahuisistem pendidikan di Korea Selatan
4. Untuk
mengetahui struktur pendidikan Korea Selatan
5. Untukmengetahuikeunggulansistempendidikan
di Korea Selatan
6. Untukmengetahuipentingnyapendidikan
di Korea Selatan
7. Untuk
mengetahui problematika pendidikan di Korea Selatan
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah
Pendidikan Korea Selatan
Sejarah pendidikan korea dimulai dari mitologi pendiri
korea, Dangun sampai masa tiga kerajaan yaitu masa kerajaan Silla bersatu, masa
kerajaan Koryo, Masa kerajaan Chosun masa penjajahan jepang serta pembagian
korea utara dan korea selatan Serta masa Revoblik Korea. Menurut
teks-teks kuno, pendidikan dikorea telah ada semenjak zaman tiga kerajaan (57
Sm-668M) dibawah sistem pendidikan cina yang memang
sangat maju pada zaman itu. Pada tahun 372 institusi pendidikan tinggi dengan
nama Taehak (Akademi Konfusius nasional) didirikan oleh kerajaan koguryo
(37SM-668SM). Institusi serupa dengan nama Kuhak (universitas konfisius
terkenal) juga didirikan pada tahun 682 ketika masa pemerintahan kerajaan
shilla (57 SM-935M).
Kerajaan shilla juga menceritakan sistem pelatihan unik yang dinamakan Hwarangdo, untuk melatih
para pemuda pemudi bangsawan. Dan pada zaman ini hingga abad ke19 pendiddikan
dikorea memfokuskan pada mempelajari literature-literatur Cina dan
Konfusionisme, hingga pada akhir abad ke 19 ketika korea membuka diri
terhadap barat dan mulai juga mengadopsi pendidikan model barat.
Di Korea Selatan juga
terdapat kuil yang dinamakan kuil Seoul Munmyo, adalah sebuah kuil yang
terletak di daerah seoul korea selatan, kuil seol munyo ini didirikan pada masa
dinasti joseon pada tahun 1398, dan merupakan kuil konfisius tertua di korea,
yang terletak didalam konflek universitas Seonggyungwan, yang merupakan
akademisi konfisius tertua dikorea, dan kuil itu sakarang dilestarikan oleh
pemerintah korea selatan sebagai situs bersejarah dikorea.
Dikorea juga banyak tokoh–tokoh yang mempelopori pendidikan
diantaranya Yi sajudang, dimana dia menciptakan sebuah buku yang
dinamakan buku "Taegyo Sangi" dimana isi buku ini mengenai petunjuk
pra kelahiran yang ditulis dengan huruf Cina yang dibuat pada tahun
1800, yisudang yang mementingkan pendidikan anak merasa kesal karena
tidak ada buku yang berkaitan dengan pendididkan kelahiran. dan dia menulis
buku ini berdasarkan sumber-sumber dari buku kuno. Dan buku tulisannya ini
sangatlah berpengaruh terhadap korea saat itu, dan pada masa modern
saat ini buku itu masih digunakan karena buku ini dirasa sangat penting.
Namun sekarang pendidikan di korea Selatan mirip dengan pendidikan di Indonesia yaitu enam tahun
pendidikan awal dan 3 tahun pendidikan menengah atas dan setelah itu baru
kemudian pendidikan tinggi. Usia sekolah dasarpun sama dengan usia sekolah
dasar di Indonesia yaitu mulai sekitar usia 6 tahun, dan untuk tingkat
seterusnya pun tak jauh berbeda dari Indonesia. Namun beda halnya dengan
pendidikan di Korea Selatan yang dikendalikan oleh pemerintah dan wajib sampai jenjang
menengah pertama. Pendidkan di Korea
Selatan gratis dan negara menyediakan bagi siswa yang tidak mampu fasilitas
pengajaran dan pendidikan gratis, tetapi juga seragam dan buku panduan,
Heurestika secara aktif diterapkan untuk membangun kemandirian dan
keaktifan para siswa, pendididkan wajib berlangsung sebelas tahun dan
melewati satu tahun pendidikan para sekolah 3 tahun pendidikan dasar dan 6 tahun
pendidikan menengah dan kurikulum sekolah di Korea Selatan terdiri
dari pokok-pokok bahasan akademik dan politik.
Sekolah
dasar dianggap sebagai sekolah rakyat dan anak-anak belajar disekolahg ini pada
umur 6-9 tahun.mereka kemudian melanjutkan kesekolah lanjutan umum atau sekolah
lanjutan kejuruan bergantung pada kemampuan masing-masing ,mereka masuk
kesekolah kejuruan pada umur 10 tahun dan menyudahi sampai usia 16
tahun.Pendidikan tinggi dikorea utara ini tidaklah wajib ,dan tahapan ini terdiri dari 2 sistem
yaitu pendidikan tinggi akademik dan pendidkan tinggi untuk pendidikan
berlanjut.
Sistem
pendidkan tinggi akademik meliputi 3 jenis lembaga yaitu:universitas,sekolah
professionaldan sekolah teknik.Tahap sarjana atau megister serta doctoral diserahkan kepada
universitas,
bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan, 2 universitas yang terkenal dikorea
adalah Universitas Kim II-Sung dan universitas sains dan teknologi ryongyang
dan kedua-dua nya itu terletak di Pyongyang. Dan ujian masuk perguruan tinggi di
korea ini sangatlah sulit, dan mungkin ini adalah salah satu penyebabakenapa pelajar
disana belajar dengan keras kompetisi masuk peguruan tinggi disana sangatlah
kuat,walaupun akhir-akhir ini tidaklah setinggi dulu karena semakin banyaknya
pelajar-pelajar yang diterima oleh universitas-universitas itu akibat
penambahan kapasitas.
Penilaian dalam memasuki universitas ialah kombinasi dari
pencapaian selama sma digabungkan dengan nilai ketika tes skolastik secara
nasionalagar berbeda dari Negara lain yang hanya menillai dari hasil Snmptn
saja. Rapor ketika Sma menyumbang 40% dalm penentuan kelulusan akan tetapi
ujian sekolah sama pentingnya dengan ujian masuk perguruan tinggi(yang disebut
suneung,tes kemampuan skolastik untuk masuk perguruan tinggi)maka pelajar
disana tidak mempunyai waktu yang santai. Meneurut statistic para
pelajar di
korea menghapal 60-100 halaman setiap kali tes untuk bisa mendapatkan nilai bagus. Tes untuk
masuk unversitas sangatlah penting karena menentukan masa depan siswa tersebut karena pentingnya ketika masa-masa
mendekati ujian perkantoran buka jam 10 pagi untuk mengkomodasi para orang tua
yang menemani anaknya belajar hingga malam, pada sore harinya klub bermain juga
tutup lebih awaldan pada saat ujian polisi-polisi tidak segan untuk menemani
mengantar anak-anak yang terlambat dalam mengikuti ujian. Dan dikorea ada namanya program
penilaian siswa internasional (program for Internasional Student Assigment)yang
dijalankan oleh OECDdan walau pun siswa-siswa dikorea selatan mendapatkan
rangking tinggi pada tes komparatif internasional system pendidkan nya
seringkali dikritik karena menerapkan cara pembelajaran yang pasif dan terlalu
banyak menghafal.sistem pendidkan disini teratur karena menerapkan system
konfisiusme yang tertanam sejak lama dari masyarakat korea.pendidikan dilihat
sebagai aspek penting dalam keberhasilan dan persaingan di negri ginseng ini.
Dinegara
ini terdapat lima mata pelajarang yang paling diutamakan diantaranya sebagai
berikut : metematika,sains,bahasa
korea,studi social,dan bahasa inggris. Biasanya pendidikan fisik atau olahraga dianggap tidak
terlalu penting makanya banyak sekolah yang tidak memiliki gymnasium yang layak
,dan korea selatan merupakanNegara pertama yang memberikan akses internet yang
berkecepatan tinggi di setiap sekolah.
2.2
Tujuan
pendidikan di Korea Selatan
Salah
satu keputusan Dewan Nasional Republik Korea tahun 1948 adalah menyusun
undang-undang pendidikan. Sehubungan dengan hal ini, maka tujuan pendidikan
Korea Selatan adalah untuk menanamkan pada setiap orang rasa Identitas Nasional
dan penghargaan terhadap kedaulatan Nasional; (menyempurnakan kepribadian
setiap warga Negara, mengemban cita-cita persaudaraan yang universal
mengembangkan kemampuan untuk hidup mandiri dan berbuat untuk Negara yang
demokratis dan kemakmuran seluruh umat manusia; dan menanamkan sifat
patriotisme.
Secara tradisional, masyarakat Korea
Selatan menekankan pentingnya pendidikan sebagai jalan untuk memuaskan diri
sendiri, untuk menunjukkan kemajuan sosial, dan kemajuan negaranya. Bertolak
dari situ, Pemerintah Korea Selatan merumuskan tujuan pendidikan, yang dalam
kalimat singkat dapat dituliskan sebagai berikut :
“Membangun karakter masyarakat,
kemampuan hidup mandiri, menuju kemakmuran bersama berlandaskan nilai-nilai
kemanusiaan”.
2.3
Sistem
Pendidikan Di Korea Selatan
1.
Gambaran Umum Negara Korea Selatan
Korea Selatan merupakan negara Republik yang dikepalai oleh
seorang Presiden. Presiden Korea Selatan saat ini adalah Lee Myung-bak dan
Kepala Pemerintahannya PM Han Seung – Soo, dengan ibukota Seoul. Negara Korea
Selatan terdiri dari 9 propinsi (Kyonggi-do, Kangwon-do, Chungchongbuk-do,
Chungchongnam-do, Kyongsangbuk-do, Chollabuk-do, Kyongsangnam-do, Chollanam-do,
Cheju-do), dan 6 Kota Metropolitan setingkat Propinsi (Incheon, Seoul, Taejon, Pusan, Ulsan, Taegu), dengan luas
wilayah kira-kira 99,480 km2. (45% dari luas Semenanjung Korea).
Sebagian besar penduduk Korea Selatan yang berjumlah +
49,232,844 dari tingkat pertumbuhan penduduk 0.371% hanya 4% Tingkat
Pengangguran dari 24.22 juta Jumlah Angkatan Kerja/Tahun. Dapat disampaikan
bahwa parlemen Korea Selatan adalah Dewan Nasional (National Assembly atau
Kukhoe) mempunyai 299 kursi – anggota dipilih tiap 4 tahun sekali. Terdiri dari
243 kursi elektorat, 56 kursi representasi proporsional.
Keadaan perekonomian Korea Selatan sangat maju dengan GDP:
$969.9 triliun dan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar $20,045 dengan tingkat
Inflasi 2.5% dengan andalan Komoditas Utama Ekspornya antara lain
Semikonduktor, peralatan komunikasi nirkabel, kendaraan bermotor, komputer,
besi, kapal, petrokimia, kapal laut, tekstil, pakaian jadi, dan hasil laut
dengan tingkat income perkapitanya yang mencapai $20,045 dan daya beli sebesar
$19,751.[1]
Ideologi yang dipakai di Korea Selatan adalah Demokrasi
dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a)
Demokrasi merupakan bentuk
pemerintahan yang lebih baik.
b)
Anggota masyarakat memiliki kebebasan
intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan
kebebasan pers.
c)
Pemerintah hanya mengatur kehidupan
masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat
sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan untuk diri sendiri.
d)
Kekuasaan dari seseorang terhadap
orang lain merupakan hal yang buruk. Oleh karena itu, pemerintahan dijalankan
sedemikian rupa sehingga penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah. Pendek kata,
kekuasaan dicurigai sebagai hal yang cenderung disalahgunakan, dan karena itu,
sejauh mungkin dibatasi.
e)
Suatu masyarakat dikatakan
berbahagia apabila setiap individu atau sebagian besar individu berbahagia.
Walau masyarakat secara keseluruhan berbahagia, kebahagian sebagian besar
individu belum tentu maksimal. Dengan demikian, kebaikan suatu masyarakat atau
rezim diukur dari seberapa tinggi indivivu berhasil mengembangkan kemampuan-kemampuan
dan bakat-bakatnya.
2.
Sistem Pendidikan
a)
Tujuan Pendidikan
Salah satu keputusan Dewan Nasional Republik Korea tahun
1948 adalah menyusun undang-undang pendidikan. Sehubungan dengan hal ini, maka
tujuan pendidikan Korea Selatan adalah untuk menanamkan pada setiap orang rasa
Identitas Nasional dan penghargaan terhadap kedaulatan Nasional (menyempurnakan
kepribadian setiap warga Negara, mengemban cita-cita persaudaraan yang
universal mengembangkan kemampuan untuk hidup mandiri dan berbuat untuk Negara
yang demokratis dan kemakmuran seluruh umat manusia) dan menanamkan sifat
patriotism.
b)
Sistem Pembelajaran
Di SMP masing-masing kelas mempunyai seorang wali kelas yang
akan memperhatikan kehidupan dan mengarahkan siswanya, dan untuk masing-masing
pelajaran mempunyai guru yang berbeda-beda. Mata pelajaran mereka terdiri dari
Bahasa Korea, Sosial Moral, Matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Science, Olahraga,
Kesenian dan Keterampilan. Jam belajar dimulai dari jam 9 sampai jam 3 sore.
Para siswa sekolah menengah atas di Korea Selatan rata-rata
memiliki durasi jam pelajaran dimulai dari jam 09.30 atau 10.00, sampai larut
malam. Pemerintah mengatakan, tujuannya adalah agar siswa mampu masuk ke
perguruan tinggi yang baik, setelah melewati kompetisi yang tinggi. Akibatnya,
banyak siswa juga akan menghadiri program pembelajaran lain di luar jam
sekolah. Setelah program sekolah memperkuat pendidikan dan pembelajaran bahasa
Inggris, sehingga ada permintaan yang tinggi bagi mereka, dan bagi siswa, ini
mungkin, satu sarana sosial mereka dan cara untuk bertemu teman-teman lain. Ini
berarti rata-rata remaja Korea tidak pulang ke rumah sampai tengah malam, dan
makan siang hingga makan malam-pun sampai disajikan di sekolah. Metode
pembelajaran dengan waktu "gila-gilaan" seperti ini sebenarnya sudah
mulai menuai kritik dari para pengamat pendidikan di Korea sendiri.
c)
Lama dan Jenjang Pendidikan
Sekolah menengah atas di Korea biasanya dibagi menjadi dua
jenis, sekolah umum dan kejuruan. Ada juga beberapa sekolah yang disebut
sekolah komprehensif, yaitu sekolah umum dan kejuruan digabung. Sekolah-sekolah
khusus pun ada, misalnya sekolah menengah khusus seni, olahraga, ilmu
pengetahuan, dll.
Secara umum sistem pendidikan di korea Selatan terdiri dari
empat jenjang pendidikan formal yaitu : Sekolah dasar, Sekolah Menengah Tingkat
Pertama, SLTA dan pendidikan tinggi. Keempat jenjang pendidikan ini adalah:
grade 1-6 (SD), grade 7-9 (SLTP), 10-12 (SLTA), dan grade 13-16 (pendidikan
tinggi/program S1), serta program pasca sarjana (S2/S3).
Visualisasi grade pendidikan yang dimaksud adalah:
1)
Sekolah dasar merupakan pendidikan
wajib selama 6 tahun bagi anak usia 6 dan 11 tahun, dengan jumlah lulusan SD
mencapai 99,8%, dan putus sekolah SD 0,2%.
2)
SMP merupakan kelanjutan SD bagi
anak usia 12-14 tahun, selama 3 tahun pendidikan.
3)
Kemudian melanjutkan ke SLTA pada
grade 10-11 dan 12, dengan dua pilihan yaitu: umum dan sekolah kejuruan.
Sekolah kejuruan meliputi pertanian, perdagangan, perikanan dan teknik. Selain
itu ada sekolah komperhensif yang merupakan gabungan antara sekolah umum dan
sekolah kejuruan, yang merupakan bekal untuk melanjutkan ke akademik (Junior
College) atau universitas (Senior College).
4)
Pendidikan tinggi/akademik (Junior
College) atau universitas program S1 (senior college), pada grade 13-16, dan
selanjutnya ke program pasca sarjana (graduate school) gelar master/doktor.
d)
Kurikulum
Sampai saat ini, kurikulum di Korea Selatan sudah mengalami
revisi sebanyak lima kali sampai versi keenam. Tujuan dari kurikulum versi
keenam ini adalah untuk menghasilkan
output yang: 1) sehat, 2) independen, 3) kreatif, dan 4) orang yang bermoral.
Prinsip-prinsip untuk penyusunan versi keenam adalah: 1)
desentralisasi pengambilan keputusan tentang kurikulum tersebut; 2) keragaman
struktur kurikulum; 3) kecukupan isi kurikulum; 4) efisiensi dalam pengelolaan
kurikulum.
Kurikulum mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas
dan pemanfaatan teknologi, yang dikerjakan oleh guru, meliputi lima langkah
yaitu perencanaan pengajaran, diagnosis
murid, membimbing siswa belajar dengan berbagai program, test dan menilai hasil
belajar tingkat satuan pendidikan yang terdiri dari sekolah, guru dan komite
sekolah diberikan kewenangan oleh pemerintah untuk mengembangkan kurikulum
sesuai dengan potensi yang ada di lingkungannya. Kurikulum ini disebut dengan
KTSP.
Reformasi kurikulum pendidikan di Korea, dilaksanakan sejak
tahun 1970-an dengan mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas dan
pemanfaatan teknologi, adapun yang dikerjakan oleh guru, meliputi lima langkah
yaitu (1) perencanaan pengajaran, (2) Diagnosis murid (3) membimbing siswa
belajar dengan berbagai program, (4) test dan menilai hasil belajar. Di sekolah
tingkat menengah tidak diadakan saringan masuk, hal ini dikarenakan adanya
kebijakan walikota daerah khusus atau gubernur propinsi, ke sekolah menengah di
daerahnya. Kurikulum pendidikan di Korea Selatan tidak menekankan sisi
keyakinan atau keagamaan.
e)
Tenaga Pendidik
Terdapat dua jenis pendidikan guru, yaitu tingkat akademik
(grade 13-14) untuk guru SD, dan pendidikan guru empat tahun untuk guru sekolah
menengah. Dengan biaya ditanggung oleh Pemerintah untuk pendidikan guru negeri.
Kemudian guru mendapat sertifikat yaitu: sertifikat guru pra sekolah, guru SD,
dan guru sekolah menengah. Sertifikat ini diberikan oleh kepala sekolah dengan
kategori guru magang, guru biasa dua (yang telah diselesaikan onjob training)
dan lesensi bagi guru magang dikeluarkan bagi mereka yang telah lulus ujian
kualifikasi lulusan program empat tahun dalam bidang engineering, perikanan,
perdagangan, dan pertanian. Sedangkan untuk menjadi dosen yunior college, harus
berkualifikasi master (S2) dengan pengalaman dua tahun dan untuk menjadi dosen
di Senior College harus berkualifikasi doktor (S3). Guru digilir bertugas di
sekolah yang berbeda-beda setiap 5 tahun. Sistem ini lahir untuk memberikan
setiap guru kesempatan yang adil di bekerja di sebuah sekolah yang baik atau
buruk.
f)
Pendidikan Islam
Pada tahun 1962, pemerintah Malaysia menawarkan hibah
sebesar US$ 33.000 untuk sebuah masjid yang akan dibangun di Seoul. Namun,
rencana itu gagal karena inflasi. Tidak sampai 1970-an, ketika hubungan ekonomi
Korea Selatan dengan banyak negara Timur Tengah menonjol, menunjukkan bahwa
minat terhadap Islam mulai bangkit kembali. Beberapa warga Korea yang bekerja
di Arab Saudi masuk Islam, ketika mereka menyelesaikan masa tugas kerja mereka
dan kembali ke Korea, mereka didukung sejumlah Muslim penduduk asli. Masjid
Pusat Seoul akhirnya dibangun di Seoul lingkungan Itaewon pada tahun 1976. Saat
ini ada juga masjid di Busan, Anyang, Gwangju, Jeonju dan Daegu. Menurut Lee
Hee-Soo (Yi Hui-su), Presiden Korea Islam Institute, ada sekitar 40.000 Muslim
yang terdaftar di Korea Selatan, dan sekitar 10.000 diperkirakan penganut yang
sangat aktif.
Korea Muslim Federation (KMF) mengatakan akan membuka
sekolah dasar Islam pertama bernama SD Pangeran Sultan Bin Abdul Aziz pada
Maret 2009 dengan tujuan membantu Muslim di Korea belajar tentang agama mereka
melalui kurikulum sekolah resmi. Rencana sedang dilakukan untuk membuka sebuah
pusat budaya, sekolah menengah dan bahkan universitas. Abdullah Al-Aifan, Duta
Besar Arab Saudi di Seoul, menyerahkan $500.000 untuk KMF atas nama pemerintah
Arab Saudi.
Jauh sebelum dibentuknya sekolah formal berupa SD, sebuah
madrasah bernama Madrasah Sultan Bin Abdul Aziz, telah berfungsi sejak tahun
1990 dan di situlah anak-anak diberi kesempatan untuk belajar bahasa Arab,
budaya Islam, dan Inggris.
2.4
Struktur
Pendidikan Korea Selatan
Sistem pendidikan di Korea Selatan menggunakan umur, bukan
lewat pengetahuan, nilai, ataupun tes. Selain dilihat dari faktor umur (usia),
faktor bulan kelahiran juga menentukan.Struktur pendidikan di Korea Selatan berformasi
sama dengan yang ada di Indonesia, yakni:
●
6 tahun untuk sekolah dasar (SD)
●
3 tahun untuk sekolah menengah
pertama (SMP)
●
3 tahun untuk sekolah menengah atas
(SMA)
●
dan (meneruskan) universitas
Sedangkan untuk tahun pelajaran di bagi menjadi dua semester
:
●
Semester I : awal Maret –
pertengahan Juli
●
Liburan musim panas : pertengahan
Juli – akhir Agustus
●
Semester II : akhir Agustus –
pertengahan Februari
●
Liburan musim dingin : akhir
Desember – awal Februari
●
Ujian semester II dan kelulusan :
awal Februari – pertengahan Februari (satu minggu)
●
Liburan pendek : pertengahan
Februari – awal Maret
Taman
Kanak-kanak (TK)
Di Korea Selatan, TK bukanlah program publik / formal tetapi
merupakan lembaga swasta yang mengajarkan bahasa Korea dan Inggris.
Usia anak-anak yang memasuki TK berkisar antara 3-7 tahun.
Nah, di TK ini satu kelas bisa berisi anak-anak dengan rentang umur yang
berbeda (4 tahun).
Sekolah Dasar (Chodeunghakgyo)
Sekolah dasar terdiri dari kelas 1 – 6 dengan rentan usia 7
– 13 tahun. Siswa kelas 1 dan 2 mempelajari bahasa Korea, matematika, sains,
ilmu sosial, seni, dan bahasa Inggris, sedangkan kelas 3 hingga 6 ditambah PE,
pendidikan moral, seni praktis, dan musik.
Biasanya, guru kelas (wali kelas) yang mengajar sebagian
besar mata pelajaran, kecuali bahasa asing dan olahraga.
Mereka yang ingin menjadi seorang guru sekolah dasar harus
memiliki kemampuan utama dalam pendidikan dasar, yang secara khusus dirancang
untuk menumbuhkan guru sekolah dasar. Di Korea, sebagian besar guru SD bekerja
untuk sekolah dasar negeri.
2.5
Keunggulan
Sistem Pendidikan di Korea Selatan
Beberapa hal yang perlu menjadi perbandingan bagi
kita dalam pengelolaan pendidikan dengan Korea Selatan, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Untuk sekolah Taman
Kanak-Kanak “Youchiwon” dimulai usia 3 tahun hingga 6 tahun. Siswa
diperbolehkan masuk sekolah ini jika sudah mencukupi usianya. Namun, ada juga
sekolah yang menerima siswa usia 2 tahun. Sekolah ini berseling sehari sekolah
dan sehari tidak, hanya berdurasi beberapa jam saja dan sekolah ini hanya milik
swasta. Pra sekolah ada yang milik negara dan swasta. Untuk pra sekolah swasta,
pemerintah tetap membantu, mengawasi dan memperhatikan sepenuhnya terhadap
pengolahan sekolah-sekolah TK ini.
2. Hal yang sangat mempengaruhi besarnya
pertumbuhan ekonomi di Korea Selatan selain investasi pemerintah dibidang
pendidikan adalah kebijakan pemerintah terutama mengenai ekonomi yang mendukung
tumbuhnya industri. Industri tersebut kemudian menjadi mesin ekonomi yang
efektif karena perkembangannya disesuaikan dengan ketersediaan tenaga kerja
yang dihasilkan oleh sistem pendidikan. Baik negeri dan swasta pra sekolah
memiliki program pendidikan yang sama, yaitu lebih banyak mengajarkan
kemandirian, kreatifitas, bersosialisasi dengan lingkungan dan mengajarkan
tentang kehidupan sehari-hari.
3. Sebelum masuk ke
Sekolah Dasar, biasanya para siswa pra sekolah akan dibawa berkunjung ke SD
untuk sekedar melihat-lihat bagaimana sekolah mereka selanjutnya. Pada umumnya
anak yang masuk Sekolah Dasar menerima surat pemberitahuan ijin masuk sekolah
pada bulan Februari dan awal Maret. Baru setelah itu, mereka bisa mendaftar
pada Sekolah Dasar.
4. Korea sangat terobsesi
dengan pendidikan. Pendidikan benar-benar ditekankan kepada siswa. Seberapa
keras siswa belajar? Selama bertahun-tahun, siswa pergi ke sekolah dari jam 8
pagi sampai lewat tengah malam. Hal ini dikarenakan setelah selesai sekolah,
mereka harus menghadiri pendidikan khusus untuk mencoba untuk meningkatkan
kinerja akademis mereka. Mereka diprioritaskan untuk mempersiapkan diri
mengikuti ujian masuk perguruan tinggi yang sangat ketat, yang banyak mendukung
masa depan mereka. Di Korea, jika kita masuk sebuah universitas bergengsi, maka
kita akan memperoleh kesempatan yang baik untuk mendapatkan informasi pekerjaan
yang baik. Seorang anak memasuki Universitas yang baik tidak hanya menjamin
keadaan ekonomi individunya, tetapi juga mencerminkan reputasi orang tua anak.
Dalam budaya Korea, pertimbangan yang paling penting bagi seorang pimpinan
bukan kepribadian atau pengalaman kerja, melainkan di Universitas apa orang
tersebut belajar. Korea memiliki tingkat kelulusan SMA 97%, ini adalah yang
tertinggi tercatat di negara-negara maju. Sangat menarik untuk dicatat bahwa
80% sekolah-sekolah di Korea memperbolehkan hukuman fisik.
2.6
Pentingnya
Pendidikan di Korea Selatan
Kata “Semangat..!!”
telah menjadi kata kunci yang membawa kebangkitan pendidikan Korea Selatan
hingga siap bersaing dengan negara lain. Mereka mulai dengan membangun
infrastruktur pendidikan yang luluh lantak akibat Perang Korea, lalu membenahi
kualitasnya. Kini di Seantero Korea Selatan terdapat 19.258 sekolah negeri
maupun swasta, dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, dengan
11.951.298 pelajar. Diantaranya terdapat 218 perguruan tinggi, yang menampung
2.357.881 mahasiswa.
Sistem pendidikan di Korea Selatan
dibagi menjadi enam tahun sekolah dasar, tiga tahun sekolah menengah pertama,
tiga tahun sekolah menengah atas, dan empat tahun perguruan tinggi. Selebihnya
untuk jenjang pendidikan pascasarjana. Dengan demikian, orang Korea Selatan
menghabiskan paling tidak 23 tahun dari usianya dalam pendidikan formal.
Seiring dengan didirikannya Republik Korea tahun 1948, pemerintah mulai
menyusun sistem pendidikan modern. Lima tahun kemudian, 1953, pemerintah
mewajibkan menyelesaikan sekolah dasar selama enam tahun pada usia antara 6 dan
11 tahun. Jumlah anak yang terdaftar pada tingkat dasar ini mencapai 99,8
persen, dan tidak ada lagi anak-anak yang putus sekolah. Tahun 2001 mulai
diterapkan pendidikan wajib pada jenjang sekolah menengah.
Tidak berlebihan jika sekarang Korea Selatan dipuji
sebagai salah satu negara yang angka ‘melek huruf’ nya tertinggi di dunia, dan
ini menjadi fakta bahwa masyarakat Korea Selatan yang berpendidikan menjadi
modal utama utama percepatan pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai negara itu
selama tiga dekade silam. Menteri Pendidikan dan Sumber Daya Manusia Korea
Selatan Ahn Byung-young menjelaskan, tahun 2004 ini Pemerintah Korea Selatan
menjabarkan tujuan pendidikan dalam tiga sasaran utama, yakni pengembangan
sumber daya manusia, penguatan pada kesejahteraan pendidikan, serta pembangunan
sistem desentralisasi dan reformasi daerah.
Pengembangan sumber daya manusia
diyakini akan memperkuat negara itu memasuki persaingan di dunia internasional.
Melalui penguatan kesejahteraan pendidikan bisa diatasi kesenjangan pendidikan
dan meningkatkan integrasi sosial. Sementara untuk memperluas pembangunan
negara dan daya saing daerah yang merata, dipersiapkan desentralisasi sektor
pendidikan dan reformasi sistem pendidikan daerah yang terarah. Perguruan tinggi
pun diberi peran dalam pengembangan pendidikan, melalui program “Brain Korea
21″ atau BK21. Program ini bertujuan meningkatkan derajat sumber daya manusia
Korea Selatan memasuki persaingan dalam komunitas internasional abad ke-21.
Dimulai sejak tahun 1999 dan direncanakan berlangsung selama tujuh tahun,
hingga tahun 2005. Melalui program ini pemerintah mengucurkan dana sebesar 1,4
triliun won (sekitar Rp 11,2 triliun), untuk mendanai perguruan tinggi dengan
titik berat pada kegiatan penelitian. BK21 menjadi semacam unit riset unggulan
dalam pendidikan tinggi Korea Selatan.
Pemerintah Korea Selatan memang ‘tidak pelit’
mengeluarkan dana untuk sektor pendidikan. Tahun 2004, pendidikan mendapat
16,5% dari total anggaran negara. Dari budget itu, pendidikan dasar mendapat
porsi terbesar dibandingkan dengan pendidikan tinggi. Seiring dengan kebijakan
pendidikan wajib yang diperpanjang menjadi sembilan tahun (sekolah dasar hingga
sekolah menengah), pemerintah menjaring sumber dana tambahan dengan menarik
pajak pendidikan daerah, pajak pendapatan, dan pajak konsumsi rokok.
Dibalik kisah sukses pendidikan Korea Selatan, ada keresahan yang merebak di tengah masyarakat. Akibat persaingan yang ketat, setiap siswa berjuang sekuat tenaga untuk membuktikan kemampuannya menembus perguruan tinggi idaman. Materi pelajaran yang didapat di bangku sekolah dianggap masih kurang memadai sehingga dibutuhkan pelajaran tambahan melalui les privat. Sebagaimana lazimnya dalam masyarakat Korea Selatan, pendidikan yang bermutu merupakan ambisi tertinggi, maka orangtua rela membayar berapa pun biaya demi keberhasilan anak-anaknya dalam pendidikan. Bahkan sering kali mereka mengorbankan waktu dan uang yang banyak demi memenangi persaingan ketat itu.
Sebagian besar keluarga di Korea Selatan terpaksa mengeluarkan 1/3 pendapatannya untuk membiayai les privat anak-anaknya. Akibatnya, banyak keluarga yang frustrasi jika anaknya gagal dalam pendidikan, meski sang anak pun telah merelakan sebagian besar waktunya untuk belajar. Upaya pemerintah mengatasi masalah itu dengan membuka saluran pendidikan di jaringan televisi pendidikan milik pemerintah, Educational Broadcasting System (EBS), agaknya belum dapat sepenuhnya membendung hasrat anak untuk mengikuti les privat. EBS menayangkan siaran pendidikan dengan berbagai materi pelajaran.
Ada prinsip yang ditanamkan sejak kecil kepada orang-orang Korea Selatan agar selalu berada selangkah di depan, yaitu “Ketika orang lain sedang tidur, kamu harus bangun. Ketika orang lain bangun, kamu harus berjalan. Ketika orang lain berjalan, kamu harus berlari. Dan ketika orang lain berlari, kamu harus terbang.”
Dibalik kisah sukses pendidikan Korea Selatan, ada keresahan yang merebak di tengah masyarakat. Akibat persaingan yang ketat, setiap siswa berjuang sekuat tenaga untuk membuktikan kemampuannya menembus perguruan tinggi idaman. Materi pelajaran yang didapat di bangku sekolah dianggap masih kurang memadai sehingga dibutuhkan pelajaran tambahan melalui les privat. Sebagaimana lazimnya dalam masyarakat Korea Selatan, pendidikan yang bermutu merupakan ambisi tertinggi, maka orangtua rela membayar berapa pun biaya demi keberhasilan anak-anaknya dalam pendidikan. Bahkan sering kali mereka mengorbankan waktu dan uang yang banyak demi memenangi persaingan ketat itu.
Sebagian besar keluarga di Korea Selatan terpaksa mengeluarkan 1/3 pendapatannya untuk membiayai les privat anak-anaknya. Akibatnya, banyak keluarga yang frustrasi jika anaknya gagal dalam pendidikan, meski sang anak pun telah merelakan sebagian besar waktunya untuk belajar. Upaya pemerintah mengatasi masalah itu dengan membuka saluran pendidikan di jaringan televisi pendidikan milik pemerintah, Educational Broadcasting System (EBS), agaknya belum dapat sepenuhnya membendung hasrat anak untuk mengikuti les privat. EBS menayangkan siaran pendidikan dengan berbagai materi pelajaran.
Ada prinsip yang ditanamkan sejak kecil kepada orang-orang Korea Selatan agar selalu berada selangkah di depan, yaitu “Ketika orang lain sedang tidur, kamu harus bangun. Ketika orang lain bangun, kamu harus berjalan. Ketika orang lain berjalan, kamu harus berlari. Dan ketika orang lain berlari, kamu harus terbang.”
2.7
Problematika
Sistem Pendidikan Korea Selatan
Terdapat banyak hal yang dapat menimbulkan problem pada
sistem pendidikan di korea yang masih diterapkan dalam pendidikan korea,
diantaranya adalah:
➢
CRAM SCHOOL
Adalah sebuah metode pembelajaran yang menekankan siswa
untuk menghafal dan terus menghafal banyak rumus tanpa perlu memahami. Hal ini
dilakukan karena tidak ada waktu untuk memahmi rumus-rumus itu. Metode ini
dilakukan untuk menuju sukses dalam ujian nasional. Tanpa memahami, mereka
tidak mengerti konsepnya sehingga ketika dihadapkan pada permasalahan lain yang
konsepnya sama, mereka tidak dapat menyelesaikannya.
➢
OVERSTUDYING
Program bimbel yang semua siswa tingkat smp dan sma harus
mengikutinya, karena tuntutan sistem pendidikan di korea. Di korea, jika tidak
mengikuti hagwon (dalam bahasa korea)
maka akan dianggap bodoh dan aneh. Bahkan beberapa orang mengirim anaknya yang
seusia TK untuk mengikuti kelas mereka tidak mengerti konsepnya sehingga ketika
dihadapkan pada permasalahan lain yang konsepnya sama, mereka tidak dapat
menyelesaikannya. Mungkinkah itu semua dilakukan untuk seusia itu?
➢
STEREOTIPE
BIDANG STUDI / JURUSAN
Sama seperti di Indonesia, Korean parents and teachers
biasanya mendorong anak-anak mereka untuk menjadi seorang dokter atau insinyur
dari kecil. Status sosial dan uang biasanya menjadi alasannya. Di Korea hal ini
sudah sangat lazim dan terkadang mereka tidak merasa bahwa hal ini adalah
sesuatu yang aneh dan seharusnya tidak terjadi. Beberapa penduduk Korea bahkan
mengatakan bahwa memang dia tidak bisa mengikuti impiannya, tapi mungkin
seharusnya tidak usah dilakukan sama sekali. Mereka juga akan mendorong
anak-anaknya untuk mengambil bidang2 yang berstatus sosial tinggi dan
menghasilkan banyak uang.
➢
OVER-EDUCATION
Korea Selatan telah menjelma menjadi sebuah negara maju, dan
hal ini sedikit banyak dipengaruhi oleh keinginan belajar di jenjang yang lebih
tinggi setinggi mungkin. Namun hal ini telah menjelma menjadi sesuatu yang
sedikit mengerikan. Menurut sebuah survei, 82% penduduk Korea Selatan mengikuti
tertiary education (universitas, college,
dll). Mungkin beberapa dari kita berpikir ini adalah hal yang baik. Namun
ternyata ada efek domino yang lebih parah dari hal ini.
Dalam artikelnya, Oliver dan Kang[2]
menggambarkan bahwa Korea Selatan mempunyai tukang roti yang paling terpelajar
di dunia. Di sebuah kelas keterampilan membuat roti di Seoul yang mengajarkan
pembuatan muffin, ada lulusan bahasa Rusia, seni, bahkan animasi. Mereka
terpaksa mengikuti kelas keterampilan karena tidak mendapatkan pekerjaan yang
sesuai dengan keahlian mereka. Setelah mereka menjadi tukang roti, hilanglah
sudah uang yang mereka pernah hamburkan untuk pendidikan S1 mereka.
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Dapatdisimpulkan berbagai fakta system
pendidkan di korea diantaranya sebagai berikut:
1.
Siswa dikorea tidak ada yang merokok
dan jika ketahuan merokok ia akan langsung dikeluarkan .
2.
SMK di korea tidak ada ujian
nasional karena lebih berfokus kepada kemampuan produktif tau keahlian.
3.
Suneung atau ujian masuk perguruan
tinggi di korea dilaksanankan pada setiap tanggal 13 November dan merupakan
moment unik.
4.
Suneung sangat ditunggu para pelajar
kelas 3 SMA di korea karena pada hari itu mereka mati-matian untuk mengerjakan
soal tes.
5.
Keluarga biasanya membawakan siswa
yang ikut ujian spanduk,yang bertujuan untuk memberikan penyemangat bagi
anaknya.
6.
Pelajar kelas 3 SMA dikorea sudah
dibebaskan tugas rumah dan hanya disuruh konsen belajar untuk Suneung.
7.
Saat seneung apabila lokasi ujian
dekat dengan bandara ,stasiun, maka stasiun atau bandara tersebut ditutup
selam ujian.
8.
saudara atau keluarga juga banyak
memberikan hadsiah kepelajar sebelum mengikuti ujian.
9.
Adik kelas juga ikut menyemangati
kakak kelasnya yang ikut ujian dengan cara chearsleaders atau dengan yel-yel.
10. Peserta ujian juga ada pantangan memakan sup rumput karena
Licin,dan licin sama artinya dengan jatuh atau gagal.
DAFTAR PUSTAKA
Buch.
Pearl. S. (1987). Negara dan Bangsa Jilid 4. PT.Widya Dara. terbitan khusus
Grolier internasional.INC.
Yuli,
“Ideologi Korea Selatan”, diakses pada hari Selasa, 7 Mei pukul 21.00 WIB pada
situs http://yulikorsel.wordpress.com/2008/03/05/ideologi-korea-selatan/
http://kyucicitcuit.blogspot.com/2011/11/sistem-pendidikan-di-korea-selatan.html. Diunduh padatanggal
8 maret 2013
http://infobimo.blogspot.com/2012/10/fakta-seputar-sekolah-di-korea-selatan.html. Diunduh padatanggal 8 maret 2013
http://lukitaelva1.blogspot.com/2013/02/sistem-pendidikan-korea-selatan_6176.html. Diunduhpada tanggal 8 maret 2013
http://dwyaza.weebly.com/perbandingan-kurikulum.html. Diunduh pada tanggal 8 maret 2013
Dyah
Titik Febriana dkk., http://sinaukimiablog.wordpress.com/2012/12/02/kurikulum-indonesia-dan-korea-selatan-dalam-mata-pelajaran-kimia/. Diunduh pada tanggal 8 maret 2013
http://infobimo.blogspot.com/2012/10/fakta-seputar-sekolah-di-korea-selatan.html. Diunduh pada tanggal 8 maret 2013
SierraRenne
on 22/07/2013 di http://konsultanpendidikan.com/2013/07/22/mengenal-lebih-dalam-tentang-negeri-ginseng-sistem-pendidikan-korea-selatan-part-1/
http://konsultanpendidikan.com/2013/07/22/mengenai-lebih-dalam-tentang-negeri-ginseng-sistem-pendidkan-korea-selatan-part-1/.
Rositawati, Dyan. 2003. Pendidikan
Korea Selatan. (Online). (http://dyanrositawati.blogspot.com/2009/03/semangat-menjadi-kata-kunci-yang.html) Diakses Tanggal 01 Mei 2013
Jim-Zam.
2013. Jim-Zam Websiter, Sistem Pendidikan Korea Selatan. (Online). (www.jimzam.com/sistem-pendidikan-korea-selatan/). Diakses Tanggal 01
Mei 2013.
Kompasiana Artikel. 2011.
Kompasiana, Sistem Pendidikan di Korea Selatan. (Online). (http://edukasi.kompasiana.com/2011/07/12/sistem-pendidikan-di-korea-selatan-379762.html). Diakses Tanggal 01 Mei 2013.
1. Adakah
jadwal ekstrakurikuler siswa/i sekolah menengah di korea selatan? Kapan?
(Ika Sulistya)
2. Apakah setiap siswa dari sekolah menengah
harus melewati sekolah komprehensif terlebih dahulu untuk melanjutkan ke
jenjang perguruan tinggi? (Nurul Hanifah)
3. Apakah
ada tersedia beasiswa bagi mahasiswa berprestasi dan mahasiwa yang kurang mampu
di korea selatan?(Syarifah)
Jawaban
1. Para
siswa sekolah menengah atas di Korea Selatan rata-rata memiliki durasi jam
pelajaran dimulai dari jam 09.30 atau 10.00, sampai larut malam. Dimana pihak
sekolah lebih menekankan kepada pembelajaran akademis tujuannya adalah agar
siswa mampu masuk ke perguruan tinggi yang baik, setelah melewati kompetisi
yang tinggi. Akibatnya,
banyak siswa juga akan menghadiri program pembelajaran lain di luar jam sekolah
yang tidak disediakan oleh sekolah. (Dewi Anggraini)
2. SLTA pada grade 10-11 dan 12, dengan dua pilihan yaitu: umum
dan sekolah kejuruan. Sekolah kejuruan meliputi pertanian, perdagangan,
perikanan dan teknik. Selain itu ada sekolah komperhensif yang merupakan
gabungan antara sekolah umum dan sekolah kejuruan, yang merupakan bekal untuk
melanjutkan ke akademik (Junior College) atau universitas (Senior College).
Sehingga jika direfleksi kan di Indonesia hampir sama dengan
bimbingan belajar khusus yang biasanya di ikut sertakan oleh kebanyakan siswa/I
yang sudah lulus untuk persiapan menuju ke perguruan tinggi. Jadi sekolah
komprehensif disini dalam artian tidak wajib diikuti namun umumnya dilalui oleh
siswa/I menengah yang sudah lulus. (Yosi Azwendra)
3.
Ada bermacam beasiswa yang tersedia
?
1. Beasiswa yang dikelola oleh Pemerintah Korea
Beasiswa ini menjadi salah satu yang
paling dinanti oleh banyak sekali mahasiswa yang ingin berkuliah di Korea
Selatan. KGSP atau NIIED adalah beasiswa yang mendanai seluruh biaya kuliah
mahasiswa sampai dengan akhir waktu yang ditentukan. Seluruh biaya pendidikan
(SPP), biaya hidup (uang saku) dan lain-lain akan dipenuhi oleh pemerintah Korea Selatan.
Lama periode beasiswa untuk jenjang
S1 berperiode selama 5 tahun, yaitu belajar bahasa Korea selama 1
tahun sampai level tertentu. Lama periode untuk jenjang S2 jurusan Master
selama 3 tahun, 1 tahun untuk belajar bahasa Korea dan 2 tahun untuk sekolah
master. Sedangkan untuk jurusan Doctoral 1 tahun untuk belajar bahasa Korea dan
3 tahun untuk sekolah Doktor. Belajar bahasa Korea ini wajib hukumnya bagi
penerima mahasiswa beasiswa sampai TOPIK level tertentu, kemudian baru mulai
kuliah setelah lulus tes bahasa (Biasanya TOPIK Level 3).
Beasiswa ini ditujukan kepada
mahasiswa yang ingin mengambil gelar sarjana. Program pendidikan bisa ditempuh
selama empat tahun dan disponsori oleh Kementrian Pendidikan dan Sumber Daya
Manusia Republik Korea.
Sesuai dengan namanya, beasiswa ini
dikhususkan untuk mahasiswa yang memiliki minat berkuliah di jurusan teknologi informasi
(TI). Lama periode kuliah pada jenjang master ditentukan yaitu selama dua
tahun. Beasiswa yang diterima selama dua tahun sebesar US$10.000. Sedangkan
untuk jenjang doctor, lama periode kuliahnya yaitu tiga tahun. Beasiswa yang
diterima dalam jenjang doctor dari awal sampai selesai sebanyak US$14.000.
Beasiswa ini diberikan oleh
Kementrian Luar Negeri dan Perdagangan Repubilk Korea kepada para mahasiswa
yang ingin berkuliah dalam bidang studi sosial seperti Sejarah Korea, Budaya
Korea, dan Bahasa Korea.
Sesuai dengan namanya, beasiswa ini
ditujukan kepada mahasiswa yang ingin berkuliah dalam jurusan seni. Untuk
jenjang sarjana, dengan masa studi empat tahun, dan untuk jenjang magister
selama dua hingga tiga tahun. Dalam beasiswa ini pemerintah Korea memberikan
dana hingga US$8 ribu per tahun kepada setiap mahasiswa yang memperoleh
beasiswa ini.
Beasiswa ini ditujukan kepada para
mahasiswa yang ingin mengambil bidang kuliah sains dan teknik. Beasiswa ini
dikhususkan untuk mahasiswa yang ingin menempuh S2 dan S3. Lama studi yang
ditempuh untuk program magister atau S2 yaitu dua tahun, sedangkan untuk
program doctoral atau S3 selama tiga tahun. Jumlah beasiswa yang diterima oleh
mahasiswa sekitar US$700-900 per bulan.
2. Beasiswa yang diberikan oleh lembaga atau yayasan di Republik Korea
Beasiswa ini ditujukan kepada
mahasiswa yang ingin mengambil bidang bahasa dan budaya Korea. Lembaga yang
mensponsori beasiswa ini adalah International Trade Department. Beasiswa ini
akan diberikan selama enam bulan hingga satu tahun dengan kisaran biaya yang
diberikan kepada penerima antara US$900-1.100 per bulan.
Banyak negara yang mengadakan
program pertukaran pelajar dengan negara lain. Untuk mensukseskan hal ini
beberapa lembaga dan yayasan di Republik Korea menawarkan beasiswa pertukaran
pelajar. Salah satu lembaga yang telah menawarkan beasiswa ini adalah Korean
Advanced Education Foundantion. Beasiswa ini ditujukan kepada para peneliti
atau akademisi di seluruh Asia yang tertarik menekuni ilmu sosial, energi,
serta komunikasi dan informasi.
3. Beasiswa yang diberikan oleh Universitas
Selain dari pihak pemerintah dan
lembaga, di ada beberapa universitas di Korea Selatan yang memberikan beasiswa
kepada para mahasiswa yang ingin menempuh program master. Program beasiswa ini
disebut Korea International Cooperation Agency (Koica). Beasiswa yang diberikan
merupakan jenis beasiswa penuh, artinya seluruh biaya pelaksanaan program
ditanggung oleh pihak Koica. Beberapa Universitas yang menawarkan beasiswa
kepada sarjana yang hendak menempuh program master antara lain :
- Sung Kyun Kwan University
- Pukyong National University
- Hankook University of Foreign Studies
- Korea University of Technology Education
- Yonsel University
- Haknyong National University
- Seoul National University
Sedangkan untuk program master yang
ditawarkan adalah kebijakan pembangunan internasional, agriculture, perikanan,
pembangunan pedesaan, adminitrasi negara, dan teknik.
Salah satu universitas swasta di
Korea Selatan yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa asing untuk menuntut ilmu
adalah Kyungsung University. Kyungsung University merupakan universitas swasta
yang berlokasi di Busan dan memiliki lebih dari 13.000 mahasiswa. Setiap tahun
Kyungsung University memberikan kesempatan dengan membuka 30 tempat untuk
penerima beasiswa S1, S2 10 tempat dan S3 10 tempat. Untuk itu, segeralah
mencari informasi agar Kamu bisa kuliah di Korea Selatan.
(Aditya Eka Septiriana)
0 Comments:
Posting Komentar