Pages

Subscribe:

Labels

Perkembnagan MIPA Korea Selatan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LatarBelakang

Setiap negara tentu memiliki sistem pendidikan. Melalui sistem pendidikan itu suatu negara dapat memelihara dan mempertahankan nilai-nilai luhur, serta keunggulan-keunggulan mereka dari generasi ke generasi.

Studi perbandingan sistem pendidikan merupakan salah satu cara untuk mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan sistem pendidikan negara tertentu, terutama yang berhubungan dengan kelebihan yang terjadi pada sistem pendidikan negara tersebut. Untuk itulah pada kesempatan kali ini penulis menguraikan sistem pendidikan di Korea Selatan, dikarenakan Negara ini mempunyai kemajuan sektor yang tinggi di bidang teknologi. Kemajuan ini tentunya tidak terlepas dari kemajuan pendidikannya, takterlepas pula padapendidikan MIPA.

Kemajuansuatubangsadapatdilihatdarikualitassumberdayamanusianya.Bangsa yang cerdasadalahbangsa yang mampuuntukmenggunakansemuasumberdaya yang dimilikiolehbangsatersebut.Salah satuhal yang perludiperhatikanuntukmeningkatkansumberdayamanusianyaadalahpendidikan.Takdapatdielakkanlagi, pendidikanmerupakansalahsatuaspekyang  memegangperananpentingbagikehidupanmanusia. Terlebih, pendidikanmerupakansalahsatupilarperntingbagiperadabansebuahbangsa.Pendidikandankemajuanbangsabagaikanduasisimatauang.Keberadaannyasalingberkaitandantidakbisadipisahkan.Karenaitulah, kemajuansebuahbangsa, sejatinyatidakpernahlepasdariperananpendidikan.


1.2  RumusanMasalah
1.      BagaimanakahsejarahpendidikanMIPA di Korea Selatan?
2.      Apakahtujuanpendidikan di Korea Selatan?
3.      Bagaimanakahsistempendidikan di Korea Selatan?
4.      Bagaimanakahstrukturpendidikan di Korea Selatan?
5.      Apakahkeunggulansystem pendidikan di Korea Selatan?
6.      Bagaimanapentingnyapendidikan di Korea Selatan?
7.      Apasajaproblematikapendidikan Korea Selatan?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui sejarah pendidikan  di Korea Selatan
2.      Untukmengetahuitujuanpendidikan di Korea Selatan
3.      Untuk mengetahuisistem pendidikan  di Korea Selatan
4.      Untuk mengetahui struktur pendidikan Korea Selatan
5.      Untukmengetahuikeunggulansistempendidikan di Korea Selatan
6.      Untukmengetahuipentingnyapendidikan di Korea Selatan
7.      Untuk mengetahui problematika pendidikan di Korea Selatan























BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Sejarah Pendidikan Korea Selatan

Sejarah pendidikan korea dimulai dari mitologi pendiri korea, Dangun sampai masa tiga kerajaan yaitu masa kerajaan Silla bersatu, masa kerajaan Koryo, Masa kerajaan Chosun masa penjajahan jepang serta pembagian korea utara dan korea selatan  Serta masa Revoblik Korea. Menurut teks-teks kuno, pendidikan dikorea telah ada semenjak zaman tiga kerajaan (57 Sm-668M) dibawah sistem pendidikan cina yang memang sangat maju pada zaman itu. Pada tahun 372 institusi pendidikan tinggi dengan nama Taehak (Akademi Konfusius nasional) didirikan oleh kerajaan koguryo (37SM-668SM). Institusi serupa dengan nama Kuhak (universitas konfisius terkenal) juga didirikan pada tahun 682 ketika masa pemerintahan kerajaan shilla (57 SM-935M).
Kerajaan shilla juga menceritakan sistem pelatihan unik yang dinamakan Hwarangdo, untuk melatih para pemuda pemudi bangsawan. Dan pada zaman ini hingga abad ke19 pendiddikan dikorea memfokuskan pada  mempelajari literature-literatur Cina dan Konfusionisme, hingga pada akhir abad ke 19  ketika korea membuka diri terhadap barat dan mulai juga mengadopsi pendidikan model barat.
Di Korea Selatan juga terdapat kuil yang dinamakan kuil Seoul Munmyo, adalah sebuah kuil yang terletak di daerah seoul korea selatan, kuil seol munyo ini didirikan pada masa dinasti joseon pada tahun 1398, dan merupakan kuil konfisius tertua di korea, yang terletak didalam konflek universitas Seonggyungwan, yang merupakan akademisi konfisius tertua dikorea, dan kuil itu sakarang dilestarikan oleh pemerintah korea selatan sebagai situs bersejarah dikorea.
Dikorea juga banyak tokoh–tokoh yang mempelopori pendidikan diantaranya  Yi sajudang, dimana dia menciptakan sebuah buku yang dinamakan buku "Taegyo Sangi" dimana isi buku ini mengenai petunjuk pra kelahiran  yang ditulis dengan huruf Cina  yang dibuat pada tahun 1800, yisudang  yang mementingkan pendidikan anak merasa kesal karena tidak ada buku yang berkaitan dengan pendididkan kelahiran. dan dia menulis buku ini berdasarkan sumber-sumber dari buku kuno. Dan buku tulisannya ini sangatlah berpengaruh terhadap korea saat itu, dan pada masa modern saat ini buku itu masih digunakan karena buku ini dirasa sangat penting.
Namun sekarang pendidikan di korea Selatan mirip dengan pendidikan di Indonesia yaitu enam tahun pendidikan awal dan 3 tahun pendidikan menengah atas dan setelah itu baru kemudian pendidikan tinggi. Usia sekolah dasarpun sama dengan usia sekolah dasar di Indonesia yaitu mulai sekitar usia 6 tahun, dan untuk tingkat seterusnya pun tak jauh berbeda dari Indonesia. Namun beda halnya dengan pendidikan di Korea Selatan yang dikendalikan oleh pemerintah dan wajib sampai jenjang menengah pertama. Pendidkan di Korea Selatan gratis dan negara menyediakan bagi siswa yang tidak mampu fasilitas pengajaran dan pendidikan gratis, tetapi juga seragam dan buku panduan, Heurestika secara aktif diterapkan  untuk membangun kemandirian dan keaktifan para siswa, pendididkan  wajib berlangsung sebelas tahun dan melewati satu tahun pendidikan para sekolah 3 tahun pendidikan dasar dan 6 tahun pendidikan menengah  dan kurikulum sekolah di Korea Selatan terdiri dari pokok-pokok bahasan akademik dan politik.
Sekolah dasar dianggap sebagai sekolah rakyat dan anak-anak belajar disekolahg ini pada umur 6-9 tahun.mereka kemudian melanjutkan kesekolah lanjutan umum atau sekolah lanjutan kejuruan bergantung pada kemampuan masing-masing ,mereka masuk kesekolah kejuruan pada umur 10 tahun dan menyudahi sampai usia 16 tahun.Pendidikan tinggi dikorea utara ini tidaklah wajib ,dan tahapan ini terdiri dari 2 sistem yaitu pendidikan tinggi akademik dan pendidkan tinggi untuk pendidikan berlanjut.
Sistem pendidkan tinggi akademik meliputi 3 jenis lembaga yaitu:universitas,sekolah professionaldan sekolah teknik.Tahap sarjana atau megister serta doctoral diserahkan kepada universitas, bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan, 2 universitas yang terkenal dikorea adalah Universitas Kim II-Sung dan universitas sains dan teknologi ryongyang dan kedua-dua nya itu terletak di Pyongyang. Dan ujian masuk perguruan tinggi di korea ini sangatlah sulit, dan mungkin ini adalah salah satu penyebabakenapa pelajar disana belajar dengan keras kompetisi masuk peguruan tinggi disana sangatlah kuat,walaupun akhir-akhir ini tidaklah setinggi dulu karena semakin banyaknya pelajar-pelajar yang diterima oleh universitas-universitas itu akibat penambahan kapasitas.
Penilaian dalam memasuki universitas ialah kombinasi dari pencapaian selama sma digabungkan dengan nilai ketika tes skolastik secara nasionalagar berbeda dari Negara lain yang hanya menillai dari hasil Snmptn saja. Rapor ketika Sma menyumbang 40% dalm penentuan kelulusan akan tetapi ujian sekolah sama pentingnya dengan ujian masuk perguruan tinggi(yang disebut suneung,tes kemampuan skolastik untuk masuk perguruan tinggi)maka pelajar disana tidak mempunyai waktu yang santai. Meneurut statistic para
pelajar di korea menghapal 60-100 halaman setiap kali tes untuk bisa mendapatkan nilai bagus. Tes untuk masuk unversitas sangatlah penting karena menentukan masa depan siswa tersebut karena pentingnya ketika masa-masa mendekati ujian perkantoran buka jam 10 pagi untuk mengkomodasi para orang tua yang menemani anaknya belajar hingga malam, pada sore harinya klub bermain juga tutup lebih awaldan pada saat ujian polisi-polisi tidak segan untuk menemani mengantar anak-anak yang terlambat dalam mengikuti ujian. Dan dikorea ada namanya program penilaian siswa internasional (program for Internasional Student Assigment)yang dijalankan oleh OECDdan walau pun siswa-siswa dikorea selatan mendapatkan rangking tinggi pada tes komparatif internasional system pendidkan nya seringkali dikritik karena menerapkan cara pembelajaran yang pasif dan terlalu banyak menghafal.sistem pendidkan disini teratur karena menerapkan system konfisiusme yang tertanam sejak lama dari masyarakat korea.pendidikan dilihat sebagai aspek penting dalam keberhasilan dan persaingan di negri ginseng ini.
Dinegara ini terdapat lima mata pelajarang yang paling diutamakan diantaranya sebagai berikut : metematika,sains,bahasa korea,studi social,dan bahasa inggris. Biasanya pendidikan fisik atau olahraga dianggap tidak terlalu penting makanya banyak sekolah yang tidak memiliki gymnasium yang layak ,dan korea selatan merupakanNegara pertama yang memberikan akses internet yang berkecepatan tinggi di setiap sekolah.


2.2  Tujuan pendidikan di Korea Selatan

            Salah satu keputusan Dewan Nasional Republik Korea tahun 1948 adalah menyusun undang-undang pendidikan. Sehubungan dengan hal ini, maka tujuan pendidikan Korea Selatan adalah untuk menanamkan pada setiap orang rasa Identitas Nasional dan penghargaan terhadap kedaulatan Nasional; (menyempurnakan kepribadian setiap warga Negara, mengemban cita-cita persaudaraan yang universal mengembangkan kemampuan untuk hidup mandiri dan berbuat untuk Negara yang demokratis dan kemakmuran seluruh umat manusia; dan menanamkan sifat patriotisme.
            Secara tradisional, masyarakat Korea Selatan menekankan pentingnya pendidikan sebagai jalan untuk memuaskan diri sendiri, untuk menunjukkan kemajuan sosial, dan kemajuan negaranya. Bertolak dari situ, Pemerintah Korea Selatan merumuskan tujuan pendidikan, yang dalam kalimat singkat dapat dituliskan sebagai berikut :
“Membangun karakter masyarakat, kemampuan hidup mandiri, menuju kemakmuran bersama berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan”.


2.3  Sistem Pendidikan Di Korea Selatan

1.      Gambaran Umum Negara Korea Selatan
Korea Selatan merupakan negara Republik yang dikepalai oleh seorang Presiden. Presiden Korea Selatan saat ini adalah Lee Myung-bak dan Kepala Pemerintahannya PM Han Seung – Soo, dengan ibukota Seoul. Negara Korea Selatan terdiri dari 9 propinsi (Kyonggi-do, Kangwon-do, Chungchongbuk-do, Chungchongnam-do, Kyongsangbuk-do, Chollabuk-do, Kyongsangnam-do, Chollanam-do, Cheju-do), dan 6 Kota Metropolitan setingkat Propinsi (Incheon, Seoul,  Taejon, Pusan, Ulsan, Taegu), dengan luas wilayah kira-kira 99,480 km2. (45% dari luas Semenanjung Korea).
Sebagian besar penduduk Korea Selatan yang berjumlah + 49,232,844 dari tingkat pertumbuhan penduduk 0.371% hanya 4% Tingkat Pengangguran dari 24.22 juta Jumlah Angkatan Kerja/Tahun. Dapat disampaikan bahwa parlemen Korea Selatan adalah Dewan Nasional (National Assembly atau Kukhoe) mempunyai 299 kursi – anggota dipilih tiap 4 tahun sekali. Terdiri dari 243 kursi elektorat, 56 kursi representasi proporsional.
Keadaan perekonomian Korea Selatan sangat maju dengan GDP: $969.9 triliun dan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar $20,045 dengan tingkat Inflasi 2.5% dengan andalan Komoditas Utama Ekspornya antara lain Semikonduktor, peralatan komunikasi nirkabel, kendaraan bermotor, komputer, besi, kapal, petrokimia, kapal laut, tekstil, pakaian jadi, dan hasil laut dengan tingkat income perkapitanya yang mencapai $20,045 dan daya beli sebesar $19,751.[1]
Ideologi yang dipakai di Korea Selatan adalah Demokrasi dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a)                  Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik.
b)                 Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
c)                  Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan untuk diri sendiri.
d)                 Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. Oleh karena itu, pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah. Pendek kata, kekuasaan dicurigai sebagai hal yang cenderung disalahgunakan, dan karena itu, sejauh mungkin dibatasi.
e)                  Suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian besar individu berbahagia. Walau masyarakat secara keseluruhan berbahagia, kebahagian sebagian besar individu belum tentu maksimal. Dengan demikian, kebaikan suatu masyarakat atau rezim diukur dari seberapa tinggi indivivu berhasil mengembangkan kemampuan-kemampuan dan bakat-bakatnya.

2.      Sistem Pendidikan

a)      Tujuan Pendidikan
Salah satu keputusan Dewan Nasional Republik Korea tahun 1948 adalah menyusun undang-undang pendidikan. Sehubungan dengan hal ini, maka tujuan pendidikan Korea Selatan adalah untuk menanamkan pada setiap orang rasa Identitas Nasional dan penghargaan terhadap kedaulatan Nasional (menyempurnakan kepribadian setiap warga Negara, mengemban cita-cita persaudaraan yang universal mengembangkan kemampuan untuk hidup mandiri dan berbuat untuk Negara yang demokratis dan kemakmuran seluruh umat manusia) dan menanamkan sifat patriotism.

b)      Sistem Pembelajaran
Di SMP masing-masing kelas mempunyai seorang wali kelas yang akan memperhatikan kehidupan dan mengarahkan siswanya, dan untuk masing-masing pelajaran mempunyai guru yang berbeda-beda. Mata pelajaran mereka terdiri dari Bahasa Korea, Sosial Moral, Matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Science, Olahraga, Kesenian dan Keterampilan. Jam belajar dimulai dari jam 9 sampai jam 3 sore.
Para siswa sekolah menengah atas di Korea Selatan rata-rata memiliki durasi jam pelajaran dimulai dari jam 09.30 atau 10.00, sampai larut malam. Pemerintah mengatakan, tujuannya adalah agar siswa mampu masuk ke perguruan tinggi yang baik, setelah melewati kompetisi yang tinggi. Akibatnya, banyak siswa juga akan menghadiri program pembelajaran lain di luar jam sekolah. Setelah program sekolah memperkuat pendidikan dan pembelajaran bahasa Inggris, sehingga ada permintaan yang tinggi bagi mereka, dan bagi siswa, ini mungkin, satu sarana sosial mereka dan cara untuk bertemu teman-teman lain. Ini berarti rata-rata remaja Korea tidak pulang ke rumah sampai tengah malam, dan makan siang hingga makan malam-pun sampai disajikan di sekolah. Metode pembelajaran dengan waktu "gila-gilaan" seperti ini sebenarnya sudah mulai menuai kritik dari para pengamat pendidikan di Korea sendiri.

c)      Lama dan Jenjang Pendidikan
Sekolah menengah atas di Korea biasanya dibagi menjadi dua jenis, sekolah umum dan kejuruan. Ada juga beberapa sekolah yang disebut sekolah komprehensif, yaitu sekolah umum dan kejuruan digabung. Sekolah-sekolah khusus pun ada, misalnya sekolah menengah khusus seni, olahraga, ilmu pengetahuan, dll.
Secara umum sistem pendidikan di korea Selatan terdiri dari empat jenjang pendidikan formal yaitu : Sekolah dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama, SLTA dan pendidikan tinggi. Keempat jenjang pendidikan ini adalah: grade 1-6 (SD), grade 7-9 (SLTP), 10-12 (SLTA), dan grade 13-16 (pendidikan tinggi/program S1), serta program pasca sarjana (S2/S3).
Visualisasi grade pendidikan yang dimaksud adalah:
1)            Sekolah dasar merupakan pendidikan wajib selama 6 tahun bagi anak usia 6 dan 11 tahun, dengan jumlah lulusan SD mencapai 99,8%, dan putus sekolah SD 0,2%.
2)            SMP merupakan kelanjutan SD bagi anak usia 12-14 tahun, selama 3 tahun pendidikan.
3)            Kemudian melanjutkan ke SLTA pada grade 10-11 dan 12, dengan dua pilihan yaitu: umum dan sekolah kejuruan. Sekolah kejuruan meliputi pertanian, perdagangan, perikanan dan teknik. Selain itu ada sekolah komperhensif yang merupakan gabungan antara sekolah umum dan sekolah kejuruan, yang merupakan bekal untuk melanjutkan ke akademik (Junior College) atau universitas (Senior College).
4)            Pendidikan tinggi/akademik (Junior College) atau universitas program S1 (senior college), pada grade 13-16, dan selanjutnya ke program pasca sarjana (graduate school) gelar master/doktor.

d)      Kurikulum
Sampai saat ini, kurikulum di Korea Selatan sudah mengalami revisi sebanyak lima kali sampai versi keenam. Tujuan dari kurikulum versi keenam ini  adalah untuk menghasilkan output yang: 1) sehat, 2) independen, 3) kreatif, dan 4) orang yang bermoral.
Prinsip-prinsip untuk penyusunan versi keenam adalah: 1) desentralisasi pengambilan keputusan tentang kurikulum tersebut; 2) keragaman struktur kurikulum; 3) kecukupan isi kurikulum; 4) efisiensi dalam pengelolaan kurikulum.
Kurikulum mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas dan pemanfaatan teknologi, yang dikerjakan oleh guru, meliputi lima langkah yaitu  perencanaan pengajaran, diagnosis murid, membimbing siswa belajar dengan berbagai program, test dan menilai hasil belajar tingkat satuan pendidikan yang terdiri dari sekolah, guru dan komite sekolah diberikan kewenangan oleh pemerintah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi yang ada di lingkungannya. Kurikulum ini disebut dengan KTSP.
Reformasi kurikulum pendidikan di Korea, dilaksanakan sejak tahun 1970-an dengan mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas dan pemanfaatan teknologi, adapun yang dikerjakan oleh guru, meliputi lima langkah yaitu (1) perencanaan pengajaran, (2) Diagnosis murid (3) membimbing siswa belajar dengan berbagai program, (4) test dan menilai hasil belajar. Di sekolah tingkat menengah tidak diadakan saringan masuk, hal ini dikarenakan adanya kebijakan walikota daerah khusus atau gubernur propinsi, ke sekolah menengah di daerahnya. Kurikulum pendidikan di Korea Selatan tidak menekankan sisi keyakinan atau keagamaan.

e)      Tenaga Pendidik
Terdapat dua jenis pendidikan guru, yaitu tingkat akademik (grade 13-14) untuk guru SD, dan pendidikan guru empat tahun untuk guru sekolah menengah. Dengan biaya ditanggung oleh Pemerintah untuk pendidikan guru negeri. Kemudian guru mendapat sertifikat yaitu: sertifikat guru pra sekolah, guru SD, dan guru sekolah menengah. Sertifikat ini diberikan oleh kepala sekolah dengan kategori guru magang, guru biasa dua (yang telah diselesaikan onjob training) dan lesensi bagi guru magang dikeluarkan bagi mereka yang telah lulus ujian kualifikasi lulusan program empat tahun dalam bidang engineering, perikanan, perdagangan, dan pertanian. Sedangkan untuk menjadi dosen yunior college, harus berkualifikasi master (S2) dengan pengalaman dua tahun dan untuk menjadi dosen di Senior College harus berkualifikasi doktor (S3). Guru digilir bertugas di sekolah yang berbeda-beda setiap 5 tahun. Sistem ini lahir untuk memberikan setiap guru kesempatan yang adil di bekerja di sebuah sekolah yang baik atau buruk.

f)       Pendidikan Islam
Pada tahun 1962, pemerintah Malaysia menawarkan hibah sebesar US$ 33.000 untuk sebuah masjid yang akan dibangun di Seoul. Namun, rencana itu gagal karena inflasi. Tidak sampai 1970-an, ketika hubungan ekonomi Korea Selatan dengan banyak negara Timur Tengah menonjol, menunjukkan bahwa minat terhadap Islam mulai bangkit kembali. Beberapa warga Korea yang bekerja di Arab Saudi masuk Islam, ketika mereka menyelesaikan masa tugas kerja mereka dan kembali ke Korea, mereka didukung sejumlah Muslim penduduk asli. Masjid Pusat Seoul akhirnya dibangun di Seoul lingkungan Itaewon pada tahun 1976. Saat ini ada juga masjid di Busan, Anyang, Gwangju, Jeonju dan Daegu. Menurut Lee Hee-Soo (Yi Hui-su), Presiden Korea Islam Institute, ada sekitar 40.000 Muslim yang terdaftar di Korea Selatan, dan sekitar 10.000 diperkirakan penganut yang sangat aktif.
Korea Muslim Federation (KMF) mengatakan akan membuka sekolah dasar Islam pertama bernama SD Pangeran Sultan Bin Abdul Aziz pada Maret 2009 dengan tujuan membantu Muslim di Korea belajar tentang agama mereka melalui kurikulum sekolah resmi. Rencana sedang dilakukan untuk membuka sebuah pusat budaya, sekolah menengah dan bahkan universitas. Abdullah Al-Aifan, Duta Besar Arab Saudi di Seoul, menyerahkan $500.000 untuk KMF atas nama pemerintah Arab Saudi.
Jauh sebelum dibentuknya sekolah formal berupa SD, sebuah madrasah bernama Madrasah Sultan Bin Abdul Aziz, telah berfungsi sejak tahun 1990 dan di situlah anak-anak diberi kesempatan untuk belajar bahasa Arab, budaya Islam, dan Inggris.


2.4  Struktur Pendidikan Korea Selatan

Sistem pendidikan di Korea Selatan menggunakan umur, bukan lewat pengetahuan, nilai, ataupun tes. Selain dilihat dari faktor umur (usia), faktor bulan kelahiran juga menentukan.Struktur pendidikan di Korea Selatan berformasi sama dengan yang ada di Indonesia, yakni:
     6 tahun untuk sekolah dasar (SD)
     3 tahun untuk sekolah menengah pertama (SMP)
     3 tahun untuk sekolah menengah atas (SMA)
     dan (meneruskan) universitas
Sedangkan untuk tahun pelajaran di bagi menjadi dua semester :
     Semester I : awal Maret – pertengahan Juli
     Liburan musim panas : pertengahan Juli – akhir Agustus
     Semester II : akhir Agustus – pertengahan Februari
     Liburan musim dingin : akhir Desember – awal Februari
     Ujian semester II dan kelulusan : awal Februari – pertengahan Februari (satu minggu)
     Liburan pendek : pertengahan Februari – awal Maret

 

Taman Kanak-kanak (TK)

Di Korea Selatan, TK bukanlah program publik / formal tetapi merupakan lembaga swasta yang mengajarkan bahasa Korea dan Inggris.
Usia anak-anak yang memasuki TK berkisar antara 3-7 tahun. Nah, di TK ini satu kelas bisa berisi anak-anak dengan rentang umur yang berbeda (4 tahun).

Sekolah Dasar (Chodeunghakgyo)
Sekolah dasar terdiri dari kelas 1 – 6 dengan rentan usia 7 – 13 tahun. Siswa kelas 1 dan 2 mempelajari bahasa Korea, matematika, sains, ilmu sosial, seni, dan bahasa Inggris, sedangkan kelas 3 hingga 6 ditambah PE, pendidikan moral, seni praktis, dan musik.
Biasanya, guru kelas (wali kelas) yang mengajar sebagian besar mata pelajaran, kecuali bahasa asing dan olahraga.
Mereka yang ingin menjadi seorang guru sekolah dasar harus memiliki kemampuan utama dalam pendidikan dasar, yang secara khusus dirancang untuk menumbuhkan guru sekolah dasar. Di Korea, sebagian besar guru SD bekerja untuk sekolah dasar negeri.


2.5  Keunggulan Sistem Pendidikan di Korea Selatan
           
Beberapa hal yang perlu menjadi perbandingan bagi kita dalam pengelolaan pendidikan dengan Korea Selatan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1.      Untuk sekolah Taman Kanak-Kanak “Youchiwon” dimulai usia 3 tahun hingga 6 tahun. Siswa diperbolehkan masuk sekolah ini jika sudah mencukupi usianya. Namun, ada juga sekolah yang menerima siswa usia 2 tahun. Sekolah ini berseling sehari sekolah dan sehari tidak, hanya berdurasi beberapa jam saja dan sekolah ini hanya milik swasta. Pra sekolah ada yang milik negara dan swasta. Untuk pra sekolah swasta, pemerintah tetap membantu, mengawasi dan memperhatikan sepenuhnya terhadap pengolahan sekolah-sekolah TK ini.
2.       Hal yang sangat mempengaruhi besarnya pertumbuhan ekonomi di Korea Selatan selain investasi pemerintah dibidang pendidikan adalah kebijakan pemerintah terutama mengenai ekonomi yang mendukung tumbuhnya industri. Industri tersebut kemudian menjadi mesin ekonomi yang efektif karena perkembangannya disesuaikan dengan ketersediaan tenaga kerja yang dihasilkan oleh sistem pendidikan. Baik negeri dan swasta pra sekolah memiliki program pendidikan yang sama, yaitu lebih banyak mengajarkan kemandirian, kreatifitas, bersosialisasi dengan lingkungan dan mengajarkan tentang kehidupan sehari-hari.
3.      Sebelum masuk ke Sekolah Dasar, biasanya para siswa pra sekolah akan dibawa berkunjung ke SD untuk sekedar melihat-lihat bagaimana sekolah mereka selanjutnya. Pada umumnya anak yang masuk Sekolah Dasar menerima surat pemberitahuan ijin masuk sekolah pada bulan Februari dan awal Maret. Baru setelah itu, mereka bisa mendaftar pada Sekolah Dasar.
4.      Korea sangat terobsesi dengan pendidikan. Pendidikan benar-benar ditekankan kepada siswa. Seberapa keras siswa belajar? Selama bertahun-tahun, siswa pergi ke sekolah dari jam 8 pagi sampai lewat tengah malam. Hal ini dikarenakan setelah selesai sekolah, mereka harus menghadiri pendidikan khusus untuk mencoba untuk meningkatkan kinerja akademis mereka. Mereka diprioritaskan untuk mempersiapkan diri mengikuti ujian masuk perguruan tinggi yang sangat ketat, yang banyak mendukung masa depan mereka. Di Korea, jika kita masuk sebuah universitas bergengsi, maka kita akan memperoleh kesempatan yang baik untuk mendapatkan informasi pekerjaan yang baik. Seorang anak memasuki Universitas yang baik tidak hanya menjamin keadaan ekonomi individunya, tetapi juga mencerminkan reputasi orang tua anak. Dalam budaya Korea, pertimbangan yang paling penting bagi seorang pimpinan bukan kepribadian atau pengalaman kerja, melainkan di Universitas apa orang tersebut belajar. Korea memiliki tingkat kelulusan SMA 97%, ini adalah yang tertinggi tercatat di negara-negara maju. Sangat menarik untuk dicatat bahwa 80% sekolah-sekolah di Korea memperbolehkan hukuman fisik.


2.6  Pentingnya Pendidikan di Korea Selatan
           
Kata “Semangat..!!” telah menjadi kata kunci yang membawa kebangkitan pendidikan Korea Selatan hingga siap bersaing dengan negara lain. Mereka mulai dengan membangun infrastruktur pendidikan yang luluh lantak akibat Perang Korea, lalu membenahi kualitasnya. Kini di Seantero Korea Selatan terdapat 19.258 sekolah negeri maupun swasta, dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, dengan 11.951.298 pelajar. Diantaranya terdapat 218 perguruan tinggi, yang menampung 2.357.881 mahasiswa.
            Sistem pendidikan di Korea Selatan dibagi menjadi enam tahun sekolah dasar, tiga tahun sekolah menengah pertama, tiga tahun sekolah menengah atas, dan empat tahun perguruan tinggi. Selebihnya untuk jenjang pendidikan pascasarjana. Dengan demikian, orang Korea Selatan menghabiskan paling tidak 23 tahun dari usianya dalam pendidikan formal. Seiring dengan didirikannya Republik Korea tahun 1948, pemerintah mulai menyusun sistem pendidikan modern. Lima tahun kemudian, 1953, pemerintah mewajibkan menyelesaikan sekolah dasar selama enam tahun pada usia antara 6 dan 11 tahun. Jumlah anak yang terdaftar pada tingkat dasar ini mencapai 99,8 persen, dan tidak ada lagi anak-anak yang putus sekolah. Tahun 2001 mulai diterapkan pendidikan wajib pada jenjang sekolah menengah.
Tidak berlebihan jika sekarang Korea Selatan dipuji sebagai salah satu negara yang angka ‘melek huruf’ nya tertinggi di dunia, dan ini menjadi fakta bahwa masyarakat Korea Selatan yang berpendidikan menjadi modal utama utama percepatan pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai negara itu selama tiga dekade silam. Menteri Pendidikan dan Sumber Daya Manusia Korea Selatan Ahn Byung-young menjelaskan, tahun 2004 ini Pemerintah Korea Selatan menjabarkan tujuan pendidikan dalam tiga sasaran utama, yakni pengembangan sumber daya manusia, penguatan pada kesejahteraan pendidikan, serta pembangunan sistem desentralisasi dan reformasi daerah.
            Pengembangan sumber daya manusia diyakini akan memperkuat negara itu memasuki persaingan di dunia internasional. Melalui penguatan kesejahteraan pendidikan bisa diatasi kesenjangan pendidikan dan meningkatkan integrasi sosial. Sementara untuk memperluas pembangunan negara dan daya saing daerah yang merata, dipersiapkan desentralisasi sektor pendidikan dan reformasi sistem pendidikan daerah yang terarah. Perguruan tinggi pun diberi peran dalam pengembangan pendidikan, melalui program “Brain Korea 21″ atau BK21. Program ini bertujuan meningkatkan derajat sumber daya manusia Korea Selatan memasuki persaingan dalam komunitas internasional abad ke-21. Dimulai sejak tahun 1999 dan direncanakan berlangsung selama tujuh tahun, hingga tahun 2005. Melalui program ini pemerintah mengucurkan dana sebesar 1,4 triliun won (sekitar Rp 11,2 triliun), untuk mendanai perguruan tinggi dengan titik berat pada kegiatan penelitian. BK21 menjadi semacam unit riset unggulan dalam pendidikan tinggi Korea Selatan.
Pemerintah Korea Selatan memang ‘tidak pelit’ mengeluarkan dana untuk sektor pendidikan. Tahun 2004, pendidikan mendapat 16,5% dari total anggaran negara. Dari budget itu, pendidikan dasar mendapat porsi terbesar dibandingkan dengan pendidikan tinggi. Seiring dengan kebijakan pendidikan wajib yang diperpanjang menjadi sembilan tahun (sekolah dasar hingga sekolah menengah), pemerintah menjaring sumber dana tambahan dengan menarik pajak pendidikan daerah, pajak pendapatan, dan pajak konsumsi rokok.
Dibalik kisah sukses pendidikan Korea Selatan, ada keresahan yang merebak di tengah masyarakat. Akibat persaingan yang ketat, setiap siswa berjuang sekuat tenaga untuk membuktikan kemampuannya menembus perguruan tinggi idaman. Materi pelajaran yang didapat di bangku sekolah dianggap masih kurang memadai sehingga dibutuhkan pelajaran tambahan melalui les privat. Sebagaimana lazimnya dalam masyarakat Korea Selatan, pendidikan yang bermutu merupakan ambisi tertinggi, maka orangtua rela membayar berapa pun biaya demi keberhasilan anak-anaknya dalam pendidikan. Bahkan sering kali mereka mengorbankan waktu dan uang yang banyak demi memenangi persaingan ketat itu.
Sebagian besar keluarga di Korea Selatan terpaksa mengeluarkan 1/3 pendapatannya untuk membiayai les privat anak-anaknya. Akibatnya, banyak keluarga yang frustrasi jika anaknya gagal dalam pendidikan, meski sang anak pun telah merelakan sebagian besar waktunya untuk belajar. Upaya pemerintah mengatasi masalah itu dengan membuka saluran pendidikan di jaringan televisi pendidikan milik pemerintah, Educational Broadcasting System (EBS), agaknya belum dapat sepenuhnya membendung hasrat anak untuk mengikuti les privat. EBS menayangkan siaran pendidikan dengan berbagai materi pelajaran.
            Ada prinsip yang ditanamkan sejak kecil kepada orang-orang Korea Selatan agar selalu berada selangkah di depan, yaitu “Ketika orang lain sedang tidur, kamu harus bangun. Ketika orang lain bangun, kamu harus berjalan. Ketika orang lain berjalan, kamu harus berlari. Dan ketika orang lain berlari, kamu harus terbang.”


2.7  Problematika Sistem Pendidikan Korea Selatan

Terdapat banyak hal yang dapat menimbulkan problem pada sistem pendidikan di korea yang masih diterapkan dalam pendidikan korea, diantaranya adalah:
     CRAM SCHOOL
Adalah sebuah metode pembelajaran yang menekankan siswa untuk menghafal dan terus menghafal banyak rumus tanpa perlu memahami. Hal ini dilakukan karena tidak ada waktu untuk memahmi rumus-rumus itu. Metode ini dilakukan untuk menuju sukses dalam ujian nasional. Tanpa memahami, mereka tidak mengerti konsepnya sehingga ketika dihadapkan pada permasalahan lain yang konsepnya sama, mereka tidak dapat menyelesaikannya.

     OVERSTUDYING
Program bimbel yang semua siswa tingkat smp dan sma harus mengikutinya, karena tuntutan sistem pendidikan di korea. Di korea, jika tidak mengikuti hagwon (dalam bahasa korea) maka akan dianggap bodoh dan aneh. Bahkan beberapa orang mengirim anaknya yang seusia TK untuk mengikuti kelas mereka tidak mengerti konsepnya sehingga ketika dihadapkan pada permasalahan lain yang konsepnya sama, mereka tidak dapat menyelesaikannya. Mungkinkah itu semua dilakukan untuk seusia itu?

  STEREOTIPE BIDANG STUDI / JURUSAN

Sama seperti di Indonesia, Korean parents and teachers biasanya mendorong anak-anak mereka untuk menjadi seorang dokter atau insinyur dari kecil. Status sosial dan uang biasanya menjadi alasannya. Di Korea hal ini sudah sangat lazim dan terkadang mereka tidak merasa bahwa hal ini adalah sesuatu yang aneh dan seharusnya tidak terjadi. Beberapa penduduk Korea bahkan mengatakan bahwa memang dia tidak bisa mengikuti impiannya, tapi mungkin seharusnya tidak usah dilakukan sama sekali. Mereka juga akan mendorong anak-anaknya untuk mengambil bidang2 yang berstatus sosial tinggi dan menghasilkan banyak uang.

     OVER-EDUCATION
Korea Selatan telah menjelma menjadi sebuah negara maju, dan hal ini sedikit banyak dipengaruhi oleh keinginan belajar di jenjang yang lebih tinggi setinggi mungkin. Namun hal ini telah menjelma menjadi sesuatu yang sedikit mengerikan. Menurut sebuah survei, 82% penduduk Korea Selatan mengikuti tertiary education (universitas, college, dll). Mungkin beberapa dari kita berpikir ini adalah hal yang baik. Namun ternyata ada efek domino yang lebih parah dari hal ini.
Dalam artikelnya, Oliver dan Kang[2] menggambarkan bahwa Korea Selatan mempunyai tukang roti yang paling terpelajar di dunia. Di sebuah kelas keterampilan membuat roti di Seoul yang mengajarkan pembuatan muffin, ada lulusan bahasa Rusia, seni, bahkan animasi. Mereka terpaksa mengikuti kelas keterampilan karena tidak mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka. Setelah mereka menjadi tukang roti, hilanglah sudah uang yang mereka pernah hamburkan untuk pendidikan S1 mereka.






BAB III
KESIMPULAN


Dapatdisimpulkan berbagai fakta system pendidkan di korea diantaranya sebagai berikut:
1.      Siswa dikorea tidak ada yang merokok dan jika ketahuan merokok ia akan langsung dikeluarkan .
2.      SMK di korea tidak ada ujian nasional karena lebih berfokus kepada kemampuan produktif tau keahlian.
3.      Suneung atau ujian masuk perguruan tinggi di korea dilaksanankan pada setiap tanggal 13 November dan merupakan moment unik.
4.      Suneung sangat ditunggu para pelajar kelas 3 SMA di korea karena pada hari itu mereka mati-matian untuk mengerjakan soal tes.
5.      Keluarga biasanya membawakan siswa yang ikut ujian spanduk,yang bertujuan untuk memberikan penyemangat bagi anaknya.
6.      Pelajar kelas 3 SMA dikorea sudah dibebaskan tugas rumah dan hanya disuruh konsen belajar untuk Suneung.
7.      Saat seneung apabila lokasi ujian dekat dengan bandara ,stasiun, maka stasiun atau bandara tersebut  ditutup selam ujian.
8.      saudara atau keluarga juga banyak memberikan hadsiah kepelajar sebelum mengikuti ujian.
9.      Adik kelas juga ikut menyemangati kakak kelasnya yang ikut ujian dengan cara chearsleaders atau dengan yel-yel.
10.  Peserta ujian juga ada pantangan memakan sup rumput karena Licin,dan licin sama artinya dengan jatuh atau gagal.







DAFTAR PUSTAKA

Buch. Pearl. S. (1987). Negara dan Bangsa Jilid 4. PT.Widya Dara. terbitan khusus Grolier           internasional.INC.
Yuli, “Ideologi Korea Selatan”, diakses pada hari Selasa, 7 Mei pukul 21.00 WIB pada situs http://yulikorsel.wordpress.com/2008/03/05/ideologi-korea-selatan/
http://dwyaza.weebly.com/perbandingan-kurikulum.html. Diunduh pada tanggal 8 maret 2013
C. Oliver, B. Kang, “S Korea faces problem of ‘over-education’,” www.ft.com
Rositawati, Dyan. 2003. Pendidikan Korea Selatan. (Online). (http://dyanrositawati.blogspot.com/2009/03/semangat-menjadi-kata-kunci-yang.html) Diakses Tanggal 01 Mei 2013
Jim-Zam. 2013. Jim-Zam Websiter, Sistem Pendidikan Korea Selatan. (Online). (www.jimzam.com/sistem-pendidikan-korea-selatan/). Diakses Tanggal 01 Mei 2013.
Kompasiana Artikel. 2011. Kompasiana, Sistem Pendidikan di Korea Selatan. (Online). (http://edukasi.kompasiana.com/2011/07/12/sistem-pendidikan-di-korea-selatan-379762.html). Diakses Tanggal 01 Mei 2013.

1.      Adakah jadwal ekstrakurikuler siswa/i sekolah menengah di korea selatan? Kapan?
(Ika Sulistya)
2.       Apakah setiap siswa dari sekolah menengah harus melewati sekolah komprehensif terlebih dahulu untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi? (Nurul Hanifah)
3.      Apakah ada tersedia beasiswa bagi mahasiswa berprestasi dan mahasiwa yang kurang mampu di korea selatan?(Syarifah)
Jawaban
1.      Para siswa sekolah menengah atas di Korea Selatan rata-rata memiliki durasi jam pelajaran dimulai dari jam 09.30 atau 10.00, sampai larut malam. Dimana pihak sekolah lebih menekankan kepada pembelajaran akademis tujuannya adalah agar siswa mampu masuk ke perguruan tinggi yang baik, setelah melewati kompetisi yang tinggi. Akibatnya, banyak siswa juga akan menghadiri program pembelajaran lain di luar jam sekolah yang tidak disediakan oleh sekolah. (Dewi Anggraini)

2.      SLTA pada grade 10-11 dan 12, dengan dua pilihan yaitu: umum dan sekolah kejuruan. Sekolah kejuruan meliputi pertanian, perdagangan, perikanan dan teknik. Selain itu ada sekolah komperhensif yang merupakan gabungan antara sekolah umum dan sekolah kejuruan, yang merupakan bekal untuk melanjutkan ke akademik (Junior College) atau universitas (Senior College).
Sehingga jika direfleksi kan di Indonesia hampir sama dengan bimbingan belajar khusus yang biasanya di ikut sertakan oleh kebanyakan siswa/I yang sudah lulus untuk persiapan menuju ke perguruan tinggi. Jadi sekolah komprehensif disini dalam artian tidak wajib diikuti namun umumnya dilalui oleh siswa/I menengah yang sudah lulus. (Yosi Azwendra)

3.      Ada bermacam beasiswa yang tersedia ?

1. Beasiswa yang dikelola oleh Pemerintah Korea 

Beasiswa ini menjadi salah satu yang paling dinanti oleh banyak sekali mahasiswa yang ingin berkuliah di Korea Selatan. KGSP atau NIIED adalah beasiswa yang mendanai seluruh biaya kuliah mahasiswa sampai dengan akhir waktu yang ditentukan. Seluruh biaya pendidikan (SPP), biaya hidup (uang saku) dan lain-lain akan dipenuhi oleh pemerintah Korea Selatan.
Lama periode beasiswa untuk jenjang S1 berperiode selama 5 tahun,  yaitu belajar bahasa Korea selama  1 tahun sampai level tertentu. Lama periode untuk jenjang S2 jurusan Master selama 3 tahun, 1 tahun untuk belajar bahasa Korea dan 2 tahun untuk sekolah master. Sedangkan untuk jurusan Doctoral 1 tahun untuk belajar bahasa Korea dan 3 tahun untuk sekolah Doktor. Belajar bahasa Korea ini wajib hukumnya bagi penerima mahasiswa beasiswa sampai TOPIK level tertentu, kemudian baru mulai kuliah setelah lulus tes bahasa (Biasanya TOPIK Level 3).


Beasiswa ini ditujukan kepada mahasiswa yang ingin mengambil gelar sarjana. Program pendidikan bisa ditempuh selama empat tahun dan disponsori oleh Kementrian Pendidikan dan Sumber Daya Manusia Republik Korea.
Sesuai dengan namanya, beasiswa ini dikhususkan untuk mahasiswa yang memiliki minat berkuliah di jurusan teknologi informasi (TI). Lama periode kuliah pada jenjang master ditentukan yaitu selama dua tahun. Beasiswa yang diterima selama dua tahun sebesar US$10.000. Sedangkan untuk jenjang doctor, lama periode kuliahnya yaitu tiga tahun. Beasiswa yang diterima dalam jenjang doctor dari awal sampai selesai sebanyak US$14.000.
Beasiswa ini diberikan oleh Kementrian Luar Negeri dan Perdagangan Repubilk Korea kepada para mahasiswa yang ingin berkuliah dalam bidang studi sosial seperti Sejarah Korea, Budaya Korea, dan Bahasa Korea.
Sesuai dengan namanya, beasiswa ini ditujukan kepada mahasiswa yang ingin berkuliah dalam jurusan seni. Untuk jenjang sarjana, dengan masa studi empat tahun, dan untuk jenjang magister selama dua hingga tiga tahun. Dalam beasiswa ini pemerintah Korea memberikan dana hingga US$8 ribu per tahun kepada setiap mahasiswa yang memperoleh beasiswa ini.
Beasiswa ini ditujukan kepada para mahasiswa yang ingin mengambil bidang kuliah sains dan teknik. Beasiswa ini dikhususkan untuk mahasiswa yang ingin menempuh S2 dan S3. Lama studi yang ditempuh untuk program magister atau S2 yaitu dua tahun, sedangkan untuk program doctoral atau S3 selama tiga tahun. Jumlah beasiswa yang diterima oleh mahasiswa sekitar US$700-900 per bulan.



2. Beasiswa yang diberikan oleh lembaga atau yayasan di Republik Korea
Beasiswa ini ditujukan kepada mahasiswa yang ingin mengambil bidang bahasa dan budaya Korea. Lembaga yang mensponsori beasiswa ini adalah International Trade Department. Beasiswa ini akan diberikan selama enam bulan hingga satu tahun dengan kisaran biaya yang diberikan kepada penerima antara US$900-1.100 per bulan.

Banyak negara yang mengadakan program pertukaran pelajar dengan negara lain. Untuk mensukseskan hal ini beberapa lembaga dan yayasan di Republik Korea menawarkan beasiswa pertukaran pelajar. Salah satu lembaga yang telah menawarkan beasiswa ini adalah Korean Advanced Education Foundantion. Beasiswa ini ditujukan kepada para peneliti atau akademisi di seluruh Asia yang tertarik menekuni ilmu sosial, energi, serta komunikasi dan informasi.


3. Beasiswa yang diberikan oleh Universitas

Selain dari pihak pemerintah dan lembaga, di ada beberapa universitas di Korea Selatan yang memberikan beasiswa kepada para mahasiswa yang ingin menempuh program master. Program beasiswa ini disebut Korea International Cooperation Agency (Koica). Beasiswa yang diberikan merupakan jenis beasiswa penuh, artinya seluruh biaya pelaksanaan program ditanggung oleh pihak Koica. Beberapa Universitas yang menawarkan beasiswa kepada sarjana yang hendak menempuh program master antara lain :


- Sung Kyun Kwan University
- Pukyong National University
- Hankook University of Foreign Studies
- Korea University of Technology Education
- Yonsel University
- Haknyong National University
- Seoul National University


Sedangkan untuk program master yang ditawarkan adalah kebijakan pembangunan internasional, agriculture, perikanan, pembangunan pedesaan, adminitrasi negara, dan teknik.
Salah satu universitas swasta di Korea Selatan yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa asing untuk menuntut ilmu adalah Kyungsung University. Kyungsung University merupakan universitas swasta yang berlokasi di Busan dan memiliki lebih dari 13.000 mahasiswa. Setiap tahun Kyungsung University memberikan kesempatan dengan membuka 30 tempat untuk penerima beasiswa S1, S2 10 tempat dan S3 10 tempat. Untuk itu, segeralah mencari informasi agar Kamu bisa kuliah di Korea Selatan.
            (Aditya Eka Septiriana)







0 Comments:

Posting Komentar