PEMBELAJARAN TERPADU
Pembelajaran terpadu
merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan
beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan
secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini
memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang
menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran.
Pengertian pembelajaran
terpadu menurut Tim Pengembang PGSD (2001; 8) dapat dilihat sebagai :
1.
Pembelajaran yang beranjak dari suatu
tema tertentu sebagai pusat perhatian yang digunakan untuk memahami
gejala-gejala dan konsep lain baik yang berasal dari bidang studi yang
bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya.
2.
Suatu pendekatan pembelajaran yang
menghubungkan berbagai bidang studi yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling
dan dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak.
3.
Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan anak secara simultan.
4.
Merakit atau menggabungkan sejumlah
konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda, dengan harapan anak akan
belajar dengan lebih baik dan bermakna.
Menurut Fogarty dalam bukunya How to Integrate
the Curricula , ada 10 macam model pembelajaran terpadu, seperti :
1.
The
connected model (model terhubung)
2.
The
webbed model (model jaring laba-laba)
3.
The
integrated model ( model integrasi)
4.
The
nested model (model tersarang)
5.
The
fragmented model ( model fragmen)
6.
The
sequenced model ( model terurut)
7.
The
shared model ( model terbagi)
8.
The
threaded model (model pasang benang)
9.
The
immersed model (model terbenam)
10. The networked model (model jaringan)
Menurut Prabowo (2000:3),
dari kesepuluh model tersebut, ada 3 model yang dipandang layak untuk
dikembangkan dan mudah dilaksanakan pada pendidikan formal (sekolah dasar).
Ketiga model itu adalah the connected model (model terhubung), the webbed model
(model jaring laba-laba), dan the integrated model ( model integrasi).
Selain itu juga, hanya 3 model tersebut yang digunakan pada kurikulum PGSD
1.
The connected model (model terhubung)
Model terhubung ini
penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi inter bidang studi itu
sendiri. Selain itu, Model terhubung ini juga secara nyata menghubungkan satu
konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan
dengan keterampilan lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas
yang dilakukan pada hari berikutnya, serta ide-ide yang dipelajari pada satu
semester dengan semester berikutnya. Pemanfaatan penerapan model terhubung
(connected) ini sangat relevan dengan konsep Cahaya (dalam fisika) dan konsep Sistem
Indera pada manusia (dalam biologi), agar dapat terwujud pemampatan/
pengurangan waktu dalam pembelajaran pada konsep-konsep tersebut (Reduce
Instructional Time). Hal ini terkait dengan upaya menghindari terjadinya
penjejalan kurikulum dalam proses pembelajaran, sebagai akibat dari mengejar
target kurikulum.
Beberapa kelebihan dari
model terhubung (connected) adalah sebagai berikut : (1) dampak positif dari
mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah siswa memperoleh gambaran
yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu.
(2) siswa dapat
mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga terjadilah
proses internalisasi. (3) menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat
memungkinkan bagi siswa untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta
mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya
proses transfer ide-ide dalam memecahkan masalah.
Di samping mempunyai
kelebihan, model terhubung ini juga mempunyai kekurangan sebagai berikut : (1)
masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi, (2) tidak mendorong guru untuk
bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja terfokus tanpa
merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi, dan (3) dalam
memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan
keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.
2.
The webbed model (model jaring laba-laba)
Model
webbed merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai dasar
pembelajaran. Model pembelajaran ini memadukan multi disiplin ilmu atau
berbagai mata pelajaran yang diikat oleh satu tema (Robin F.1991). Pada
dasarnya menggunakan pendekatan tematik.
Pendekatan ini
pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema yang ditetapkan
dapat dipilih antara guru dengan siswa atau sesama guru atau siswa sendiri.
Setelah tema telah disepakati maka dilanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema
dengan memperhatikan kaitannya dengan matapelajaran yang lain.
3.
The integrated model ( model integrasi)
Pembelajaran terpadu tipe integrated (keterpaduan) adalah tipe pembelajaran
terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi, menggabungkan
bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan,
konsep dan sikap yang saling tumpang tindih dalam beberapa bidang studi
(Fogarty, 1991: 76).
Model
pembelajaran integrated (terpadu)
mempunyai ciri khusus yakni memadukan sejumlah topik dari mata pelajaran yang
berbeda tetapi inti topiknya sama. Pada model ini tema yang
berkaitan dan tumpang tindih merupakan hal terakhir yang ingin dicari dan
dipilih oleh guru dalam tahap perencanaan program. Pertama kali guru menyeleksi
konsep-konsep, keterampilan dan sikap yang diajarkan dalam satu semester dari
beberapa bidang studi, selanjutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan, dan
sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara
berbagai bidang studi.
Pada tahap awal guru hendaknya
membentuk tim antar bidang studi untuk menyeleksi konsep-konsep,
keterampilan-keterarnpilan, dan sikap-sikap yang akan dibelajarkan dalam satu
semester tertentu untuk beberapa bidang studi, Langkah berikutnya dipilih
beberapa konsep, keterampilan, dan sikap yang mernpunyai keterhubungan yang
erat dan tumpang tindih di antara beberapa bidang studi. Bidang studi yang
diintegrasikan misal matematikab seni dan bahasa, dan
pelajaran sosial.
Fokus pengintegrasian pada
sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh seorang guru kepada
siswanya dalam suatu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran
(content). Keterampilan-keterampilan belajar itu menurut Fogarty (1991: 77),
meliputi keterampilan berpikir (thinking skill), keterampilan
sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing
skill).
Menurut Fogarty (1991:78), model
pembelajaran terpadu tipe integrated paling tepat digunakan dengan tim
departemen lintas relawan yang bersedia untuk melibatkan waktu dan energi
dalam proses integrasi.
Contoh
untuk model integrated dalam pembelajaran tingkat SLTP adalah sebagai berikut:
KD: 3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Fisika)
KD: 3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Fisika)
KD:
4.2 Melakukan pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan sifat fisika
dan sifat kimia (Kimia)
KD:
6.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki
(Biologi)
4.
The Nested Model (Model
Tersarang)
Model Sarang (Nested) adalah model
pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang dikaitkan
dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses,
sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek
pada kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. model ini dapat
digunakan bila guru mempunyai tujuan selain menanamkan konsep suatu materi
tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi suatu kesatuan. Dengan
menggabungkan atau merangkaikan kemampuan-kemampuan tertentu pada ketiga
cakupan tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep-konsep dan sikap
melalui aktivitas yang telah terstruktur.
Contoh
: pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat aspek membaca, menulis,
berbicara, menyimak. Keempat aspek tersebut menjadi satu keterpaduan yang
menghasilkan ketrampilan berbahasa.
Keunggulan model
sarang antara lain : kemampuan siswa lebih diperkaya lagi karena selain
memperdalam materi juga aspek keterampilan seperti berfikir dan mengorganisasi.
Setiap mata pelajaran mempunyai dimensi ganda yang berguna kelak untuk
kehidupan siswa mendatang.
Kelemahan model ini adalah dalam hal perencanaan, jika dilakukan
secara tergesa-gesa dan kurang cermat maka penggabungan beberapa materi dan
aspek keterampilan dapat mengacaukan pola pikir siswa. Pada mulanya tujuan
utama pengajaran adalah penekanan pada materi, tetapi akhirnya bergeser
prioritasnya pada keterampilan.
5
The Fragmented Model ( Model
Fragmen)
Model Penggalan (Fragmented) adalah
model pembelajaran konvensional (umumnya) yang terpisah secara mata pelajaran.
Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan
antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Setiap mata pelajaran diajarkan
oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata
pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada usaha untuk
mempersatukannya. Setiap mata pelajaran berlangsung terpisah dengan
pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda dari setiap guru.
Contoh:
dalam satu pelajaran, terdapat materi perambatan cahaya (content), prediksi
(thinking skill), dan peta konsep (organizing skill). Yang merupakan
pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep ketrampilan berpikir, dan ketramplan
mengorganisir.
Kelemahan model
ini : siswa tidak dapat mengintegrasikan konsep-konsep yang sama, keterampilan
serta sikap yang ada kaitannya satu dengan yang lainnya.
Keunggulan model
ini antara lain : guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang
keahliannya dan dengan mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang
diprioritaskan dalam setiap pengajaran.
6. The Sequenced Model ( Model Terurut)
Model Pengurutan (Sequenced) adalah model
pembelajaran yang topic atau unit yang disusun kembali dan diurutkan sehingga
bertepatan pembahasannya satu dengan yang lainnya. Misalnya dua mata pelajaran
yang berhubungan diurutkan sehingga materi pelajaran dari keduanya dapat
diajarkan secara paralel.
Dengan mengurutkan urutan topic-topik yang diajarkan,
tiap kegiatan akan dapat saling mengutamakan karena tiap subjek saling
mendukung.
Contoh:
pada mata pelajaran IPA dan matematika tentang pengukuran. Pelajaran IPA=
suhu(Kelvin, derajat, Fahrenheit, Reamur. Pelajaran matematika= cara pengolahan
data. Dengan cara penambahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian.
Keunggulan model ini adalah dalam penyusunan urutan topic, guru
memiliki keleluasaan untuk menentukan sendiri berdasarkan prioritas dan tidak
dibatasi oleh apa yang sudah tercantum dalam kurikulum. Sedangkan dari sudut
pandang siswa, pengurutan topic yang berhubungan dari disiplin yang berbeda
akan membantu mereka untuk memahami isi dari mata pelajaran tersebut.
Kelemahan model pengurutan antara lain perlu adanya kerjasama
antara guru-guru bidang studi agar dapat mengurutkan materi, sehingga ada
kesesuaian antara konsep yang ssatu dengan konsep yang lainnya
7. The Shared Model ( Model Terbagi)
Model Irisan (Shared) adalah model pembelajaran
terpadu yang merupakan gabungan atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang
saling melengkapi dan di dalam perencanaan atau pengajarannya menciptakan satu
focus pada konsep, keterampilan serta sikap. Penggabungan antara konsep
pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya dipayungi dalam satu tema.
Model ini berbeda dengan model sarang, dimana tema
memayungi dua mata pelajaran, aspek konsep, keterampilan dan sikap menjadi
kesatuan yang utuh. Sedangkan pada model sarang, sebuah tema hanya memayungi
satu pelajaran saja.
Contoh:
menggabungkan 2 mata pelajaran atau lebih dalam satu tema.
Keunggulan model
ini antara lain adalah dalam hal mentransfer konsep secara lebih dalam, siswa
menjadi lebih mudah melakukannya. Misalnya dengan alat bantu media film untuk
menanamkan konsep dari dua mata pelajaran dalam waktu yang bersamaan.
Kelemahan model ini antara lain adalah untuk menyususn rencana
model pembelajaran ini diperlukan kerjasama guru dari mata pelajaran yang
berbeda, sehingga perlu waktu ekstra untuk mendiskusikannya.
8. The Threaded Model (Model Pasang Benang)
Model Bergalur (Threaded) adalah model
pembelajaran yang memfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang
berpotongan dengan inti materi subjek.
Misalnya untuk melatih keterampilan berfikir (problem
solving) dari beberapa mata pelajaran dicari materi yang merupakan bagian
dari problem solving.
Seperti komponen memprediksi, meramalkan kejadian yang
sedang berlangsung, mengantisipasi sebuag bacaan, hipotesis laboratorium dan
sebagainya. Keterampilan-keterampilan ini merupakan dasar yang saling
berkaitan. Keterampilan yang digunakan dalam model ini disesuaikan pula dengan
perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpang tindih.
Contoh:
disuatu mata pelajaran, membutuhkan pemecahan masalah dari mata pelajaran
lainnya.
Keunggulan model ini antara lain : konsep berputar sekitar
metakurikulum yang menekankan pada perilaku metakognitif. Model ini membuat
siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan dating
sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi. Niali lebih dari model ini
adalah materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni sehingga siswa yang
mempunyai tingkat pemikiran superordinat memiliki kekuatan transfer pada
keterampilan hidup.
Kelemahan model
ini antara lain : Hubungan isi antar materi pelajaran tidak terlalu ditunjukkan
sehingga secara eksplisit sehingga siswa kurang dapat memahami keterkaitan
konten antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya. Guru perlu memahami
keterampilan dan strategi yang digunakan siswa agar dapat mengembangkan
dirinya.
9. The Immersed Model (Model Terbenam)
Model Terbenam (Immersed) adalah model
pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek.
Misalnya seorang mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran maka selain
Biologi, Kimia, Komputer, juga harus mempelajari fisika dan setiap mata pelajaran
tersebut ada kesatuannya. Model ini dapat pula diterapkan pada siswa SD, SMP,
maupun SMU dalam bentuk proyek di akhir semester.
Keunggulan model
ini adalah ; setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang berbeda
maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa lainnya.
Mereka terpacu untuk dpat menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang
lainnya.
Mata pelajaran
menjadi lebih terfokus dan siswa akan selalu mencari tahu apa yang menjadi
pertanyaan baginya, sehingga pengalamannya menjadi lebih luas. Model ini
melatih kreatifitas berfikir siswa secara bertahap dari jenjang SD hingga SMU.
Bagi siswa
kelas 4 SD model ini dapat dilaksanakan pada hari HUT RI. Misalnya merancang
sebuah pesawat terbang yang seimbang lalu dipamerkan.
Kelemahan model
ini antara lain : siswa yang tidak senang membaca akan mendapat kesulitan utnuk
mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat belajar. Guru
perlu waktu untuk mengorganisir semua kegiatan proyek yang dilaksanakan oleh
siswa yang tersususn secara baik dan terencana sebelumnya.
10. The Networked Model (Model Jaringan)
Model Jaringan Kerja (Networking) adalah model
pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari
data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya
atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari
berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV,
atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa
memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena
rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya.
Keunggulan model
ini : siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua mata pelajaran
secara mendalam dan sempit sararannya. Hal ini umumnya muncul secara tidak
sengaja selama proses pembelajaran di kelas sedeng berlangsung.
Kelemahan model
ini adalah : kemnkinan motivasi siswa akan berubah sehingga kedalaman materi
pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam
mencari sumber
0 Comments:
Posting Komentar