BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Negara Amerika Serikat
merupakan penduduk nomor tiga terbanyak di dunia yaitu berjumlah kira-kira 275
juta jiwa dan terdiri dari 50 negara bagian. Luas wilayahnya kurang lebih 9,5
juta km persegi.
Bangsa Amerika terdiri dari
bangsa-bangsa emigran dari berbagai kawasan dunia, terutama dari kawasan Eropa
sebagai bagian dominannya. Imigrasi tua berasal dari Eropa Utara dan Barat
seperti Inggris, Scotlandia, Prancis, Belanda, Jerman dan sebagainya yang
kemudian diikuti oleh imigrasi yang muda berasal dari Eropa Selatan dan timur
seperti Italia, Rusia, Polandia, Austria, Hongaria dan lain sebagainya. Setiap
bangsa membawa kepercayaan, adat istiadat, bahasa dan segi-segi kebudayaannya
masing-masing ke Amerika sehingga Amerika menjadi periuk peleburan bagi segala
jenis kebudayaan asli dan pendatang dari benua hitam Afrika. Itulah yang
membentuk kebudayaan Amerika sekarang.
Karena bagian terbesar
warga Amerika berasal dari kaum imigran Eropa, maka sudah tentu tradisi
pendidikan yang berkembang di Amerika adalah tradisi pendidikan
bangsa-bangsa Eropa yang berimigrasi tersebut. Di tempat orang-orang
Jerman berimigrasi, sekolah-sekolahnya diawasi oleh orang-orang gereja pada
pertemuan-pertemuan gereja. Di daerah New Netherland pengawasan dilakukan oleh
petugas-petugas gereja dan dibeberapa tempat oleh kelompok orang tertentu.
Pengawasan terhadap sekolah-sekolah yang dilakukan oleh pribadi-pribadi melalui
pertemuan-pertemuan orang-orang dan petugas gereja yang terus dipertahankan
oleh para imigran itu, menjadi sebab timbulnya tanggung jawab atas
sekolah-sekolah pada akhirnya dipikul oleh masyarakat setempat.
Karakteristik geografis
dan demografis yang telah diuraikan di atas mengakibatkan penduduk Amerika
bervariasi. Misalnya Negara bagian Alaska merupakan daerah yang paling luas
tetapi memiliki penduduk yang kecil jumlahnya. Sementara Negara bagian
Rhode Island yang memiliki daerah yang kecil luasnya tetapi memiliki penduduk
yang besar jumlahnya di Amerika Serikat
Kota-kota besar seperti
New York, Washington DC, Chicago, Detroit dan Los Angeles merupakan
tempat-tempat terkonsentrasinya para penganggur, orang miskin, orang yang tidak
bisa berbahasa inggris dan minoritas diiringi oleh maslah ekonomi social.
Masalah kependudukan lain ialah semakin kurangnya orang yang bergerak di bidang
pertanian, kira-kira 50% penduduk bekerja sebagai juru tulis sampai pada
tenaga-tenaga professor. Jumlah tenaga wanita pun meningkat sementara tingkat
pengangguran relatif tinggi.
Pada pemerintahan
presiden Ronald Reagon dimulai pengurangan bantuan dana serta campur tangan
pemerintah federal terhadap pendidikan dan menyerahkan tanggung jawab ke negara
bagian. Selama ini Amerika Serikat telah berhasil menyediakan pendidikan gratis
selama 12 tahun dan biaya pendidikan yang relatif murah pada tingkat pendidikan
tinggi.
1.2.Tujuan
Untuk
mengetahui perkembangan ilmu matematika serta sistem pendidikan di luar negeri
khusunya Amerika Serikat.
1.3.Rumusan Masalah
-
Bagaimana perkembangan ilmu
matematika di Amerika Serikat
-
Bagaimana sistem pendidikan di
Amerika Serikat
1.4.Manfaat
Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana
perkembangan ilmu matematika di luar negeri khususnya Amerika Serikat serta
pembaca dapat mengetahui bagaimana sistem pendidikan di Amerika Serikat dan
dapat membandingkannya dengan sistem pendidikan yang ada di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pembaharuan
Pengajaran Matematika di Amerika Serikat
Sebelum tahun 50-an sudah ada
kesepakatan bersama bahwa pengajaran matematika yang ada tidak berhasil dengan
melihat kenyataan bahwa nilai mata pelajaran matematika biasanya lebih rendah
disbanding pelajaran lainnya. Pada umumnya siswa takut terhadap pelajaran
matematika, dan tidak menyukainya. Banyak sekali orang dewasa yang tidak mampu
mempertahankan kemampuan yang dimilikinya, dan banyak pula yang beranggapan
bahwa tak ada yang bisa diperoleh dari belajar matematika.
Kemudian pada
pertengahan abad ke- 20 di Amerika Serikat terdapat proyek pengajaran
matematika yang dipimpin oleh Beberman tahun 1952, yaitu UICSM ( The University
of Illinois Committee on School Matematics ) yang menekankan pada pengertian
dan penemuan. Karena proyek ini merupakan cikal bakal matematika modern maka
Beberman sebagai pemimpin proyek tersebut disebut sebagai Bapak Matematika
Modern.
Untuk memajukan
teknologinya maka dilakukan proyek perbaikan pendidikan terutama pengajaran
matematika. Salah satunya dibuat sebuah gerakan matematika modern yang
merupakan kelanjutan dari proyek UICSM yaitu proyek SMSG ( School Mathematics
Study Group ) yang dipimpin oleh Dr. E. Begle tahun 1958, yang hasilnya mampu
memberi perubahan besar bukan saja di Amerika tapi juga bagi pengajaran
matematika di seluruh dunia.
Matematika modern memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
-
Menekankan pada pengertian dan
penemuan.
Matematika
modern tidak menitikberatkan pada menghafal dan latihan tetapi lebih
mengutamakan pada menemukan konsep dari materi yang sedang dipelajari.
Matematika modern mengandung penemuan, logika yang akurat, membedakan bilangan
dari lambang bilangan atau angka.
-
Matematika modern memuat
materi baru.
Dalam matematika
modern mulai diajarkan materi baru yang belum pernah diajarkan dalam matematika
tradisional. Seperti misalnya bilangan dasar non desimal, aritmetika, teori
himpunan, struktur aljabar, logika matematika, statistika, probabilitas, dan
sebagainya. Kesemua materi baru ini ada yang diberikan sebagai ilmu, dan ada
juga yang berfungsi sebagai penghubung antara materi satu dengan materi yang
lainnya. Misalnya teori himpunan merupakan landasan dari materi lainnya seperti
aljabar, geometri, sehingga himpunan merupakan materi yang digunakan dalam
seluruh cabang matematika.
Pendekatan
materi dalam matematika modern adalah matematika deduktif.
Dalam matematika, pendekatan deduktif merupakan penyajian materi dari materi yang sifatnya umum menuju materi yang sifatnya khusus. Sedangkan pendekatan induktif merupakan penyajian materi dari hal-hal yang bersifat khusus menuju hal-hal yang bersifat umum
Dalam matematika modern ketepatan bahasa sangat diperhatikan.Dalam penggunaan bahasa sangat teliti disesuaikan dengan konsep dan teori yang ada. Misalnya untuk segitiga sama sisi mempunyai tiga sisi yang kongruen, tidak menggunakan kata “ sama”. Begitu pula kalau dalam matematika lama dikatakan luas segitiga padahal yang tepat adalah luas daerah segitiga. Dalam menyatakan himpunan digunakan tanda kurung kurawal dan bukan tanda kurung biasa.
Dalam matematika, pendekatan deduktif merupakan penyajian materi dari materi yang sifatnya umum menuju materi yang sifatnya khusus. Sedangkan pendekatan induktif merupakan penyajian materi dari hal-hal yang bersifat khusus menuju hal-hal yang bersifat umum
Dalam matematika modern ketepatan bahasa sangat diperhatikan.Dalam penggunaan bahasa sangat teliti disesuaikan dengan konsep dan teori yang ada. Misalnya untuk segitiga sama sisi mempunyai tiga sisi yang kongruen, tidak menggunakan kata “ sama”. Begitu pula kalau dalam matematika lama dikatakan luas segitiga padahal yang tepat adalah luas daerah segitiga. Dalam menyatakan himpunan digunakan tanda kurung kurawal dan bukan tanda kurung biasa.
-
Matematika modern sangat
menekankan pada struktur.
Hal ini terlihat
dalam materi struktur aljabar yang memuat sifat-sifat komutatif, asosiatif,
unsur satuan, unsur invers, unsur komplemen, operasi biner, dan operasi invers.
-
Gerakan Back to the Basics
Dalam proyek
SMSG diajarkan bahwa himpunan, fungsi dan sistem matematika dan logika
merupakan landasan yang kuat sebagai suatu sistem; Ketidaksamaan dan kesamaan
diajarkan secara paralel; geometri bidang disajikan secara terpadu dalam
geometri ruang;Ttrigonometri disajikan dengan pendekatan aljabar; Geometri
analitik merupakan topik yang menyebar dan disisipkan pada aljabar.
Setelah hasil
pengajaran matematika modern diketahui, maka masyarakat mulai mengetahui
tingkat keberhasilannya. Sebagian anggota masyarakat menilai bahwa pengajaran
matematika modern sangat membantu mereka yang tergolong pandai sebab dapat
mengeluarkan dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki secara maksimal. Namun
anak-anak yang lemah semakin tertinggal dalam kemampuan berhitungnya.
Pengajaran matematika modern dinilai kurang memperhatikan keterampilan dasar, khusunya
dalam operasi hitung pada aritmetika, sebagai akibat terlalu berorientasi pada
struktur, analisis, dan ketepatan bahasa.
Akhirnya muncul suatu kelompok masyarakat yang mengutamakan pada keterampilan dasar dalam berhitung. Kelompok ini dinamakan gerakan Back to the Basics.
Akhirnya muncul suatu kelompok masyarakat yang mengutamakan pada keterampilan dasar dalam berhitung. Kelompok ini dinamakan gerakan Back to the Basics.
Dalam
pelaksanaan gerakan Back to the Basics, materi di sekolah-sekolah di Amerika
Serikat bersumber pada materi proyek SMSG.Selain itu dalam hal kemampuan
memecahkan masalah dan pengertian kebanyakan siswa masih lemah meskipun keterampilan
dasar sudah ditekankan. Anak-anak pandai menurun dalam kemampuan memecahkan
masalah, dilain pihak anak-anak yang kemampuannya kurang mendapat kemajuan.
Matematika
modern banyak ditentang oleh beberapa ahli matematika. Diantara yang menentang
itu adalah Prof. Morris Kline, yang dengan tegas menyatakan bahwa matematika
modern pada dasarnya memiliki banyak kelemahan. Ia menyatakan bahwa matematika
modern terlalu deduktif, dalam hal strukturnya terlalu banyak diawali dengan
aksioma atau postulat, aturan yang bersifat umum yang kemudian diambil
contoh-contohnya yang kadangkala hal tersebut dapat membingungkan siswa. Di
bagian lain Morris Kline juga menegaskan bahwa matematika modern kurang
bersifat konkret, sehingga siswa sulit memahaminya karena pada umumnya siswa
memerlukan konsep yang dapat ditemui dalam kehidupan nyata. Matematika modern
juga dianggap kurang ada hubungannya dengan bidang-bidang studi lainnya,
akibatnya siswa tidak mengetahui kedudukan antara matematika dengan bidang
studi lain.
Masalah lainnya,
seperti juga yang terjadi di negara Indonesia adalah adanya keluhan dari para
orang tua yang umumnya tak mampu memberi bantuan dalam hal belajar matematika
pada anak-anaknya, karena apa yang sedang dipelajari anaknya itu sama sekali
tidak dikenal oleh mereka dan tidak pernah dipelajari saat belajar di sekolah
dulu.
Reys dan
kawan-kawan mengatakan bahwa gerakan Back to the Basics merupakan suatu gerakan
yang membahayakan bagi perkembangan matematika, tergolong gerakan mundur, dan
mengandung kesalahan-kesalahan.
Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya gerakan Back to the Basics tidak termasuk
memperbaharui pengajaran matematika yang ada tetapi hanya mengurangi beberapa
topik dari matematika modern dan penggeseran keseimbangan dari matematika
modern yang sifatnya lebih menekankan pada pengertian dan pemecahan masalah
kepada matematika yang praktis dengan bahasa yang agak longgar dengan kemampuan
secukupnya.
Dengan adanya usulan tentang penggunaan kalkulator dan komputer bagi anak sekolah, nampakjelas bahwa keterampilan dasar dalam berhitung yang mendapat penekanan dalam gerakan Back to the Basics benar-benar mulai tergusur. Keterampilan yang sebenarnya harus dilatih dan sangat mendapat penekanan hilang begitu saja dengan diperbolehkannya siswa memakai kalkulator dan komputer, tanpa harus melakukan keterampilan seperti biasanya.
Dengan adanya usulan tentang penggunaan kalkulator dan komputer bagi anak sekolah, nampakjelas bahwa keterampilan dasar dalam berhitung yang mendapat penekanan dalam gerakan Back to the Basics benar-benar mulai tergusur. Keterampilan yang sebenarnya harus dilatih dan sangat mendapat penekanan hilang begitu saja dengan diperbolehkannya siswa memakai kalkulator dan komputer, tanpa harus melakukan keterampilan seperti biasanya.
Di sisi lain
NCSM ( National Council of Supervisors of Mathematics ) mengemukakan pendapat
bahwa dalam pengajaran matematika hendaknya mengandung segi-segi, pemecahan
masalah, penerapanmatematikadalam kehidupan sehari-hari; Perkiraan benar atau
salahnya suatu jawaban; Taksiran dan penghampiran; Keterampilan berhitung yang
memadai; Geometri; Pengukuran; Membaca; Menginterpretasi; Membuat gambar,
diagram dan grafik, Menggunakan matematika dalam pendugaan; dan Mengetahui
computer serta mampu mengoperasikannya.
Gerakan Back to the Basics yang ingin memperbaiki pengajaran matematika tidak berhasil mencapai targetnya. Hasil dari program yang dicanangkan oleh gerakan tersebut ternyata memberi gambaran bahwa prestasi belajar siswa menurun, yang bisa dilihat dari dua unsur yaitu pengertian dan pemecahan masalah yang kurang mampu meningkatkan kemampuan siswa.
Untuk siswa yang
kurang pandai dapat tertolong dalam mengejar kelemahannya, namun sebaliknya
anak-anak yang pandai menjadi korban karena mereka jadi kurang diperhatikan,
sebagai akibat program tersebut berusaha memberi bantuan secara khusus kepada
anak-anak yang kurang berhasil dalam belajar.
2.2. Pengajaran Matematika di Beberapa
Negara
Amerika Serikat,
seperti juga negara-negara lainnya seperti Afrika, Asia, dan Australia
sama-sama aktif dalam mengikuti kegiatan internasional seperti kontes
Matematika Internasional Tahunan yang dikenal dengan sebutan Olimpiade Matematika
Internasional yang diikuti oleh siswa-siswi SLTA. Untuk bisa menjadi peserta
olimpiade itu peserta harus melewati seleksi yang amat ketat. Yang berhak
mengikuti kontes adalah siswa yang memperoleh hasil terbaik dalam ujian sekolah
menengah atas tahunan. Dengan demikian mereka merupakan orang-orang yang
terpilih secara ketat dalam mewakili teman-temannya ke kontes intenasional
tersebut.
Pembaharuan
pengajaran matematika di Amerika Serikat juga diikuti oleh banyak negara-
negara di seluruh dunia. Seperti misalnya pengajaran matematika di RRC
menggunakan cara formal dengan metode ceramah, dimana siswa duduk dengan rapi
mendengarkan uraian dari gurunya.
Versi pelaksanaan pengajaran matematika modern di setiap negara berbeda-beda, disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Tetapi secara umum pengajaran matematika itu tidak menggunakan metode berhitung seperti dalam pengajaran matematika tradisional.
2.3.
Sistem Pendidikan di Amerika Serikat
2.3.1.
Tujuan Pendidikan
Karakteristik utama sistem pendidikan di Amerika Serikat adalah
sangat menonjolnya desentralisasi. Pemerintah federal amerika serikat tidak
punya mandat untuk mengontrol atau mengadakan pendidikan untuk masyarakat.
Adapun ketentuan dan aturan pemerintah federal mengenai kelompok-kelompok
minoritas rasial dan orang-orang cacat. Pemerintah juga mendukung penelitian
pendidikan. Tetapi Amerika Serikat tidak mempunyai sistem pendidikan yang
berpusat. Namun demikian, tidak berarti bahwa pemerintah federal tidak
memberikan arah dan pengaruh terhadap masalah pendidikan pemerintah federal
juga ikut menghilangkan sistem sekolah yang memisahkan sekolah berdasarkan ras,
khususnya antara orang kulit hitan dan kulit putih. Pemerintah federal
menyamakan alokasi pendanaan sekolah, menyediakan akses pendidikan bagi orang
miskin dan orang cacat.
Tujuan sistem pendidikan
di Amerika antara lain :
1. untuk mencapai kesatuan dalam kebhinekaan
2. untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi
3. untuk membantu pengembangan individu
4. untuk memperbaiki kondisi sosial masyarakat
5. untuk mempercepat kemajuan nasional
2.3.2. Jenjang
Pendidikan di Amerika Serikat
a. Pendidikan dasar
Pendidikan
dasar di Amerika Serikat berjenjang dari Kindergarten hingga Fithh
grade (Kelas 5), tetapi terkadang juga berjenjang hingga Fourth
grade (kelas 4), Sixth grade (kelas 6) atau eighth
grade (kelas 8) tergantung sisitem kurikulum pada school
district tersebut. Kurikulum pembelajaran dipilih oleh school
district mengacu pada standar pembelajaran di Negara bagian tersebut.
Standar pembelajaran adalah tujuan yang harus dicapai oleh School
district yang harus mengacu pada AYP (Adequate yearly program).
Suasana
pembelajaran pada sekolah dasar di Amerika Serikat berbeda dengan pembelajaran
pada sekolah di Indonesia. Satu kelas terdiri dari dua puluh higga tiga puluh
siswa. Guru Sekolah dasar di Amerika Serikat dibekali pendidikan lanjutan
mengenai perkembangan congnitive and psychological development. Guru-guru
di Amerika Serikat telah menyelesaikan pendidikan lanjutan Sarjana dan atau Pasca
Sarjana (Bachelors and/or Masters degree) dalam bidang Early
Childhood and Elementary Education.
b. Pendidikan Menengah
Jenjang
pendidikan menengah di Amerika Serikat dibagi menjadi dua tahap (middle
school/ junior high) mulai pada jenjang sixth, seventh, eighth
and ninth grade (kelas 6, 7, 8, 9). Jenjang pendidikan pada middle
school/ junior high (grade/kelas) di tentukan oleh faktor
demografi seperti jumlah usia siswa sekolah menegah. Hal ini bertujuan untuk
mempertahankan populasi siswa sekolah yang stabil. Pada jenjang ini,
siswa diberikan kebebasan untuk memilih mata pelajaran yang dikehendaki dan
menggunakan system kelas berpindah (moving class).
Senior High(kelas
9,10,11,12) adalah jenjang lanjutan setelah middle school/ junior
high, biasanya Jenjang ini dimulai dari ninth grade (freshman),
tenth grade(sophomores), eleventh grade(Juniors), twelfth grade(seniors).
Perlu diketahui bahwa jenjang middle school/Junior high dan Senior high
berbeda-beda di setiap Negara bagian, mengacu pada demografi usia siswa di
Negara bagian tersebut.
Pendidikan
menengah memiliki struktur kurikulum yang berbeda dengan di Indonesia. Pada
jenjang ini, siswa diwajibkan mengabil sejumalah mata pelajaran wajib (mandatory
subjects) dan memilihi mata pelajaran pilihan (electives).
Mata pelajaran wajib (mandatory subjects) meiliputi
:
§ Science (Ilmu pengetahuan alam) meliputi Biologi, Kimia
dan Fisika
§ Mathematics (Matematika) meliputi aljabar, geometri,
pre-calculus dan statistika
§ English (pelajaran bahasa inggris) meliputi sastra,
humaniora, mengarang dan verbal(praktek)
§ Physical education (Olahraga)
Mata
pelajaran pilihan (electives) meliputi:
§ Atletics meliputi cross country, football,
basketball, track and field, swimming, tennis, gymnastics, waterpolo, soccer,
softball, wrestling, cheerleading, volleyball, lacrosse, ice hockey,
fieldhockey, crew, boxing, skiing/snowboarding, golf, mountain biking, marching
band
§ Career and Technical Education meliputi agriculture/agriscience,
Business/Marketing, Family and Consumer Science, Health occipations
§ Computer word processing meliputi programing and design
§ Foreign langguages meliputi bahasa Spanyol dan Perancis (umum)
Bahasa Cina, Latin, Yunani, Jerman, itali dan Jepang (tidak umum)
§ Performing Arts/Visual Arts meliputi, paduan suara, band, orchestra, drama,
seni rupa, fotografi, ceramics dan dance
§ Publishing meliputi
Journalisme/ Koran siswa, buku tahunan dan majala siswa
2.4. Manajemen pendidikan
1. Otorita
Dalam sejarah pendidikan
Amerika Serikat, pendidikan sudah menjadi tanggung jawab pemerintah negara
bagian dan masyarakat setempat. Walaupun demikian semenjak 1872 pemerintah
telah ikut campur tangan mulai dari memberikan tanah negara guna membangun
fakultas dan juga membantu sekolah dengan program makan siang, menyediakan dana
bagi veteran dan menyediakan pinjaman bagi mahasiswa.
Semenjak tahun 1979
dibentuk sebuah departemen pendidikan federal yang dipimpin oleh seseorang yang
setaraf sekretaris kabinet. Yang memegang tugas melaksanakan kebijakan
pemerintah dalam pendidikan. Hampir semua negara bagian memisahkan antara badan
yang memberikan izin pendirian pergfuruan tinggi negeri dan perguruan tinggi
swasta. Di perguruan tinggi memiliki struktur pelaksanaan tugas yaitu :
1. Presiden
2. Pembantu presiden bidang akademik dan dekan
3. Dekan pascasarjana
4. Pembantu presiden bidang kemahasiswaan
5. Ketua jurusan
6. Registar. registar yaitu orang yang menyimpan segala dokumen kemahasiswaan
di universitas
7. Registar pengembangan
8. Senat universitas
2. Personalia
a. Dosen Perguruan
Tinggi
ü kualifikasi dan
pengangkatan
Pada dasarnya
kualifikasi doctor S-3 merupakan syarat untuk menjadi dosen pada perguruan
tiggi di Amerika Serikat.
ü Kepangkatan
Pangkat dosen perguruan
tinggi amerika serikat lazim disebut instuctor, assistant, proffesor,
associate proffesor, dan proffesor emeritus, lecturer
b. Guru Pendidikan Dasar
dan Menengah
Pengangkatan guru adalah
wewenang pemerintah negara bagian yang memiliki syarat untuk untuk memperoleh
sertifikat mengajar. Pendidikan guru untuk sekolah dilakukan di tingkat
universitas pada tingkat sarjana muda dan guru sekolah lanjutan disiapkan pada
tingkat sarjana yang lamanya 4-5 tahun.
3. Pendanaan
Sumber keuangan
pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah berasal dari daerah
kabupaten dan sumber-sumber lokal lainnya yang sebagian besar berasal dari
pajak negara bagian. Anggaran pemerintah federal untuk perguruan tinggi juga
meningkat terutama pendidikan kejuruan teknik dan pendidikan bagi orang yang
kembali ke kampus untuk belajar.
Pada umumnya , beban biaya
pendidikan bagi mahasiswa negeri lebih bera dibanding beban biaya untuk
mahasiswa swasta
4. Kurikulum dan
Metodologi Pengajaran
Kebiasaan otonomi yang
sudah lama dan kuat serta keadaan masyarakat sangat mempengaruhi bentuk
kurikulum serta cara mengajar di Amerika Serikat. Disini tidak ada
kurikulum nasional yang resmi.
Bagian pendidikan negara
bagian menggariskan kurikulum dengan tingkat variasi yang cukup besardan
memberi peluang pada daerah setempat. Pada awalnya sekolah amerika sangat
dipengaruhi oleh agama dan fokus pada keterampilan tulis baca. Semenjak abad ke
19 perhatian terhadap masalah sosial semakin menonjol.
Pada akhir abad ke 19
muncul tuntutan untuk mengubah kurikulum dan metode mengajar dengan mengarahkan
perhatian pada kebutuhan muris yang berbeda, serta perhatian terhadap kebutuhan
individu. Dengan demikian siswa memiliki peluang yang besar untuk menentukan
pilihan. Pertambahan jumlah populasi sekolah yang sangat cepat dan kemajuan
iptek menjadi dorongan untuk inovasi-inovasi baru terutama metode pengajaran.
Di daerah perkotaan persoalan sosial telah mendorong munculnya mata pelajaran
baru yaitu studi etnis, pendidikan lingkungan, pendidikan seks, pendidikan
narkoba dan sebagainya. Namun, awal 1980-an ada kecendrungan untuk kembali pada
yang lama serta kebutuhan baru atas pendidikan akhir.
Sistem pendidikan di
Amerika mempunyai sifat yang khas yang berbeda dari sistem pendidikan di
negara-negara lain. Hal ini terutama karena sistem pemerintahannya yang
mendelegasikan kebanyakan wewenang kepada negara bagian dan pemerintahan lokal
(distrik atau kota). Amerika tidak memiliki sistem pendidikan nasional yang ada
adalah sistem pendidikan dalam artian terbatas pada masing-masing negara
bagian. Hal ini berdasarkan padafilosofi bahwa pemerintah (federal/pusat) harus
dibatasi perannya, terutama dalam pengendalian kebanyakan fungsi-fungsi publik
seperti sekolah, pelayanan sosial dan lain-lain. Karena itu di Amerika dalam
pendidikan dasar dan menengah tidak ada kurikulum nasional bahkan tidak ada kurikulum
negara bagian. Apa yang ada hanyalah semacam standar-standar kompetensi lulusan
yang ditetapkan pemerintahan negara bagian ataupun pemerintahan lokal. Walaupun
begitu pemerintah federal (pusat) diberi wewenang terbatas untuk mengintervensi
dalam masalah pendidikan bila terkait dengan empat hal yaitu :
·
Memajukan demokrasi
·
Menjamin kesamaan dalam peluang pendidikan
·
Meningkatkan produktivitasnasional
·
Memperkuat pertahanan/ ketahanan nasional.
Bentuk intervensi
pemerintahan pusat tidak dalam bentuk penentuan materi ajar tetapi dalam bentuk
usulan-usulan maupun program pendanaandengan tujuan-tujuan tertentu.
5. kenaikan kelas, ujian
dan sertifikasi
Kenaikan kelas
murid-murid sekolah ditentukan oleh daerah setingkat kecamatan atau negara
bagain. Dalam prakteknya, anak-anak boleh tinggal kelas dan mengulang lagi
apabila performansinya memang tidak memuaskan.
SLTA tidak dituntut
untuk ujian resmi akan tetapi kehadiran murid atau siswa serta rapornya yang
baik memang menjadi persyaratan untuk memasuki perguruan tinggi negeri.
6. penelitian pendidikan
Pemerintah federal sudah
sejak lama mendukung berbagai penelitian pendidikan. Walaupun hanya kira-kira
25 % dana yang disediakan. Penelitian banyak dilakukan pada bidang-bidang yang
menjadi masalah orang banyak, serta pendidikan bagi orang miskin dan orang
cacat dan penelitian perubahan pengangguran pemerintah serta perbaikan sistem
pengajaran
7. akreditasi
Ada dua hal yang
menjamin mutu pendidikan yaitu :
a. sikap bahwa mutu dan
standar itu penting
b. adanya otonomi
lembaga
Proses akreditasi
bertujuan untuk mendapat keyakinan bahwa perguruan-perguruan tinggi mempunyai
dan mempertahankan standar akademik, dilaksanakan secara baik dan memenuhi
syarat ikut dalam program pemerintah.
Di Amerika Serikat
sendiri terdapat beberapa lembaga akreditasi baik regional maupun nasional yang
mengakreditasi berbagai bidang pendidikan maupun bidang profesional. Tetapi
lembaga akreditasi itu tidak terkait dengan pemerintah baik pusat maupun
pemerintahan negara bagian. Lembaga akreditasi tersebut memperoleh pengakuan
melalui dua lembaga yaitu : council of higher education accreditation(CHEA)
dan US. Department of Education.
2.5. Sekolah Guru di Amerika Serikat
Sekolah di amerika
serikat ada 4 macam yaitu :
1. sekolah normal
(normal school)
Mengeluarkan guru-guru
untuk sekolah rendah, lamapendidikan 4 tahun, yang
diterima disana murid-murid tamatan sekolah rendah. Paling banyak di amerika
tetapi telah dihapuskan dan sebahagian dijadikan fakultas guru.
2. fakultas guru
(teacher school)
Mengeluarkan guru untuk
sekolah menengah
3. jurusan pendidikan di
universitas (departemen of education)
Yang dipimpin oleh
guru-guru besar seperti dekan dan dosen
4. sekolah atau fakultas
pendidikan
Di tengah-tengah
fakultas diadakan sekolah atau fakultas khusus untuk pendidikan, maka siswanya
diterima sebelum title ilmiah
2.6. Isu-isu pendidikan
Mungkin banyak orang
menganggap bahwa pendidikan di negara besar seperti Amerika serikat sudah
mantap dan hampir tidak mempunyai masalah yang berarti. Mereka beranggapan
seperti ini karena memiliki alasan yang kuat seperti kestabilan ekonomi dan
politik yang sangat berpengaruh terhadap pendidikan. Amerika serikat sendiri
telah lama merintis dan melaksanakan sistem pendidikan sehingga banyak negara
yang mengirimkan warganya untuk belajar di amerika serikat. Pendidikan di
Amerika menerapkan model penerapan konsep sekuler-kapitalisme. Walaupun bukan
hanya Amerika saja yang menerapkan konsep sekuler-kapitalisme namun karena saat
ini Amerika merupakan negara adi daya maka konsepnya dalam berbagai bidang akan
terasa pengaruhnya di negeri lain.
Masalah pendidikan yang
dihadapi masyarakat dan pemerintah amerika serikat adalah :
1. Dinamika perubahan sosial masyarakat amerika serikat yang terjadi dalam
beberapa dekade terakhir sangat mempengaruhi pendidikan. Mulai dari tingkat pra
sekolah sampai ke perguruan tinggi. Sebagai hasil emansipasi yang sejak lama
diperjuangkan di amerika. Hampir semua wanita sudah mendapatkan pendidikan yang
sama dengan pria dan selanjutnya kebanyakan wanita sudah mendapat tempat yang
sangat luas dalam lapangan kerja, baik bagi mereka yang belum berkeluarga
maupun yang sudah.
2. Masyarakat Amerika Serikat saat ini dihadapkan pula pada masalah tingkat
perceraian keluarga yang sangat tinggi dan mungkin yang tertinggi diantara
negara-negara di dunia. Akibatnya adalah makin banyak anak-anak yang hidup atau
tinggal dengan satu orang tua (umumnya dengan ibu) yang mau tidak mau harus
bekerja untuk hidup mereka.
3. Sistem pendidikan amerika serikat memiliki berbagai badan-badan resmi yang
berfungsi sebagai instrumen monitoring dan evaluasi pendidikan. Berdasarkan
hasil penelitian dan informasi yang dikumpulkan dikethui bahwa kualitas
pendidikan amerika serikat mengalami kemunduran yang cukup serius dan hal ini telah
menjadi isu yang sangat hangat yang dipublikasikan oleh berbagai media masa
sejak tahun 1980-an.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Pada pertengahan abad ke- 20 di
Amerika Serikat terdapat proyek pengajaran matematika yang dipimpin oleh Beberman
tahun 1952, yaitu UICSM ( The University of Illinois Committee on School
Matematics ) yang menekankan pada pengertian dan penemuan. Karena proyek ini
merupakan cikal bakal matematika modern maka Beberman sebagai pemimpin proyek
tersebut disebut sebagai Bapak Matematika Modern.
Matematika
modern memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
-
Menekankan pada pengertian dan
penemuan.
-
Matematika modern memuat materi
baru
-
Matematika modern sangat
menekankan pada struktur
-
Gerakan Back to the Basics
Sistem
Pendidikan di Amerika Serikat
Tujuan sistem pendidikan
di Amerika antara lain :
1.
untuk mencapai kesatuan dalam kebhinekaan
2.
untuk mengembangkan cita-cita dan praktek
demokrasi
3.
untuk membantu pengembangan individu
4.
untuk memperbaiki kondisi sosial
masyarakat
5.
untuk mempercepat kemajuan nasional
Mata pelajaran wajib (mandatory subjects) meiliputi
:
§ Science (Ilmu pengetahuan alam) meliputi Biologi, Kimia
dan Fisika
§ Mathematics (Matematika) meliputi aljabar, geometri,
pre-calculus dan statistika
§ English (pelajaran bahasa inggris) meliputi sastra,
humaniora, mengarang dan verbal(praktek)
§ Physical education (Olahraga)
Mata
pelajaran pilihan (electives) meliputi:
§ Atletics meliputi cross country, football,
basketball, track and field, swimming, tennis, gymnastics, waterpolo, soccer,
softball, wrestling, cheerleading, volleyball, lacrosse, ice hockey,
fieldhockey, crew, boxing, skiing/snowboarding, golf, mountain biking, marching
band
§ Career and Technical Education meliputi agriculture/agriscience,
Business/Marketing, Family and Consumer Science, Health occipations
§ Computer word processing meliputi programing and design
§ Foreign langguages meliputi bahasa Spanyol dan Perancis (umum)
Bahasa Cina, Latin, Yunani, Jerman, itali dan Jepang (tidak umum)
§ Performing Arts/Visual Arts meliputi, paduan suara, band, orchestra, drama,
seni rupa, fotografi, ceramics dan dance
§ Publishing meliputi
Journalisme/ Koran siswa, buku tahunan dan majala siswa
Manajemen pendidikan
1.
Otorita
2.
Personalia
3.
Pendanaan
4.
Kurikulum dan Metodologi Pengajaran
5.
kenaikan kelas, ujian dan sertifikasi
6.
penelitian pendidikan
7.
akreditasi
3.2.
Saran
Diharapkan
pembaca dapat mengetahui dan mengenal tentang perkembangan ilmu matematika di
negara Amerika Serikat. Dengan mengetahui bagaimana perkembangan ilmu
matematika di luar negeri dan bagaimana sistem pendidikan di Amerika Serikat dapat
menjadi acuan untuk mengembangkan pendidikan matematika di negara kita sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
0 Comments:
Posting Komentar