Pages

Subscribe:

Labels

Perkembangan MIPA Australia

BAB II
KAJIAN TEORI

Australia dikenalolehduniasebagaitempat yang nyamandansehatuntukditinggali.Penduduk di Australia ramah, udaranyabersih, lingkunganaman, fasilitastransportasi yang bagus, sertatunjanganpendidikandankesehatanberkelasinternasionalmembuat Australia menjaditempat yang bagusuntukditinggali. Beberapakotaseperti Sydney, Melborune, Perth, dan Adelaide merupakankota-kota yang bagusdannyaman.
Pendidikan di Australia jugasangatbagus.Di tempatini, Australia kononmemilikikualitaspendidikan yang tinggi, danbahkangelaratauijasahnya pun diakuisecarainternasional.Selainitu, biayapendidikan di Australia tergolongmurahdanterjangkaubiladibandingkandenganInggrisatauAmerika, bahkanpemerintahmemberikanijinbagimahasiswa yang berasaldariluar Australia untukbekerjabaik fulltime maupunpartimeuntukmemenuhibiayapendidikanmereka.Australia jugamenawarkan program studi yang sangatbervariasi, baikjurusanmaupunjenjangnya.Hal inimempermudahsiswadalammencarisekolah yang sesuaidengankeinginannya.Denganbegitubanyaknyakelebihan Australia di bidangpendidikan, makaadabaiknya Indonesia sedikitberkacadarisistempendidikan di Australia itusendiri.







BAB III
PEMBAHASAN

A.           SistemPendidikan di Australia
Pendidikan di Australia tidak dipegang oleh pemerintah pusat, namun diserahkan pada setiap negara bagian atau teritorinya. Jadi, setiap negara bagian memiliki hak untuk menyelenggarakan pendidikan yang berbeda-beda. Hal ini berdasarkan pada konstitusi Australia, dimana  pendidikan merupakan tanggungjawab negara bagian. Pada setiap negara bagian, seorang Menteri Pendidikan dengan sebuah departemen pendidikan melaksanakan pendidikan dasar dan menengah, dan adakalanya juga pendidikan prasekolah. Sehingga, masing-masing negara bagian dan wilayah daratan mempunyai otoritas sendiri dalam pelaksanaan pendidikannya.
Menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan dalam Pasal 1 Ayat 8 bahwa jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Dilihat dari jenjang pendidikan formal, Australia terdiri dari 3 tahapan pendidikan, yaitu pendidikan dasar (primary schools), pendidikan menengah (secondary education, meliputi secondary school/high schools), dan pendidikan tinggi (tertiary education in universties or TAFE [techical and further education] college). Ada kalanya, sebelum memasuki primary school, peserta didik memasuki kindergarten atau taman kanak-kanak.
Di Australia, pendidikan dasar menjadi dasar untuk memasuki jenjang selanjutnya, yaitu pendidikan menengah. Pendidikan menengah merupakan lanjutan dari pendidikan dasar. Tahapan terakhir adalah pendidikan tinggi, yang mencakup beberapa program, yaitu diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Lama pendidikan untuk masing-masing jenjang tersebut berbeda antarnegara bagian. Perbedaanya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
1.             Wilayah New South Wales, Victoria, Tasmania, dan Australian Capital Territory
Jenjang Pendidikan
Lama Pendidikan
Pendidikan Dasar
Primary School
6 tahun
Pendidikan Menengah
Junior Secondary School
4 tahun
Senior High School
2 tahun

2.             Wilayah Queensland, Australia Selatan, Australia Barat, Northern Territory
Jenjang Pendidikan
Lama Pendidikan
Pendidikan Dasar
Primary School
7 tahun
Pendidikan Menengah
Junior Secondary School
3 tahun
Senior High School
2 tahun

Pendidikan di Australia, mewajibkan peserta didik untuk menempuh wajib belajar, yaitu pada jenjang primary school (SD) dan junior secondary school (SMP). Sehingga, wajib belajar di Australia yakni 10 tahun. Selanjutnya, peserta didik dapat masuk ke senior high school. Istilah yang dilakukan untuk jenjang pendidikan di Australia adalah year 1 – 12 (dari jenjang primary school hingga high school).
Pada jenjang senior high school, setiap peserta didik memiliki kewajiban untuk memilih program pendidikan kejuruan atau pendidikan umum. Pendidikan kejuruan diarahkan untuk pasar kerja, artinya lulusan pendidikan kejuruan tersebut akan siap untuk bekerja setelah lulus. Setiap negara bagian memiliki Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan (Vocational Education and Training atau VET). VET mempersiapkan peserta didik untuk bekerja tanpa perlu mendapatkan gelar sarjana.
Untuk peserta didik yang mengambil pendidikan umum, dapat meneruskan pendidikan ke jenjang diploma, bachelor degree, dst. Berikut adalah kualifikasi kerangka kualifikasi Australia (AQF atau Australian Qualification Framework) menurut sector pendidikan.
Australian Qualification Framework
Sektor Sekolah
Sektor Vocational Education And Training (VET)
Sektor Perguruan Tinggi
Senior Secondary Certificate of Education (Ijazah Sekolah Menengah Atas)
(2–3 tahun)
Vocational graduate diploma (Diploma Kejuruan)
(1 tahun)
Gelar doktor (3+ tahun)
VET di Sekolah
Vocational graduate certificate (Sertifikat Kejuruan)
(6 bulan)
Gelar Masters / Magister
(1–3 tahun)
Advanced diploma (Diploma Lanjutan)
(6–12 bulan)
Graduate diploma
(1 tahun)
Diploma
(1 tahun)
Graduate certificate
(6 bulan)
Sertifikat IV
(1 tahun)
Bachelor degree (Gelar Sarjana Muda)
(3 tahun)
Sertifikat III
(6 bulan)
Associate degree, advanced diploma
(1,5 tahun)
Sertifikat II
(6 bulan)
Diploma
(1 tahun)
Sertifikat I
(6 bulan)

Untuk gelar yang didapatkan setelah menempuh perguruan tinggi adalah:
·      Bachelors degree (setingkat sarjana S1)
·      Masters degree (setingkat magister S2)
·      PhD (setingkat doktor S3)
Untuk tes bagi siswa yang berlaku secara nasional, Australia menyelenggarakan NAPLAN (National Assessment Program-Literacy and Numeracy). Setiap tahunnya, semua siswa yang berada pada tahun 3, 5, 7, dan 9 melakukan tes pada hari yang sama. Materi tes tersebut meliputi membaca, menulis, bahasa (mengeja, tata bahasa, dan pemberian tanda baca), dan perhitungan.
B.            ManajemenPendidikan di Australia

1.             Otorita
BerdasarkanKonstitusi Australia, pendidikanadalahtanggungjawabnegarabagian , padasetiannegarabagianmemilikiseorangMenteriPendidikandengansebuahdepartemenpendidikan, akantetapikinerjaparamenteripendidikan Negara bagiantetapdiawasiolehMenteriPendidikan di pusat. Padabeberapanegarabagian, departemenpendidikanmemilikitanggungjawabutamapenyelenggaraanpendidikandansebagaikoordinatorpendidikandasar, mengangkat guru dankaryawanhinggamenyelenggarakangedung, danmungkininitidakjauhbedadengan Indonesia yang tiapprovinsitelahmemilikiotonomisendiridariKementerianPendidikanNasionalPemudadanOlahragaPusat.
2.             TenagaPendidik
Hampirsemua guru prasekolahdansekolahdasarsertasekolahmenengahdididikpada CAE, untuk di Indonesia dapatdisebut PGSD, dansebagian di universitasdanpendidikan guru yang dikelolabadan-badankeagamaan, Lama pendidikan guru berkisarempattahundansemuasistempendidikan guru memberikankesempatankepada guru untukmendapatkanpendidikandalamjabatan (inservice education) termasukpendidkankualifikasikeprofesionalandenganmenyelesaikanbeberapamatakuliah yang telahdisetujui.
3.             Pendanaan
Fungsipemerintahdalampengadaanpendidikantercerminpadasumberdanadansistempendanaandaripemerintahpusat (commonwealth) untuknegara-negarabagiansebesar 7.700 Dolar Australia, bantuandaripemerintahpusatini di utamakanuntukpembiayaanuniversitasdaninstitusi CAE, sedangakannegarabagianjugamemilikitanggungjawabuntukpembiayaanpendidikanprasekolah, sekolahdasar, menengahnegeridan TAPE. Di Australia biayapendidkanparapelajardanmahasiswaditanggungpenuholehpemerintah, termasukuangsaku, hinggaparamahasiswanyadapatmenabungdariuangbantuandarinegara, parapelajardanmahasiswadiberiwewenanguntukmembayarkansendiriuangsekolahdariuang yang diberikannegara, bagipelajardanmahasiswa yang masihtinggaldengan orang tuadanpendanaannyadibantuoleh orang tuatetapdiberioleh orang tua.




C.           PerbandinganPendidikan di Australia dan Indonesia
NO
AUSTRALIA
INDONESIA
New South Wales,Victoria, Tasmania, dan Australian Capital Territory

Queensland,AustraliaSelatan, Australia Barat, Northern Territory
1

Primary School (6 Tahun)


Junior Secondary School (4 tahun)

Primary School (7 Tahun)


Junior Secondary School (3 Tahun)

Pendidikandasar  9 tahun (SD 6 Tahundan SMP 3  Tahun)

2.
Senior High School (2 Tahun)
Senior High School (2 Tahun)
PendidikanMenengah  3 tahun (SMA, MA, SMK, dan MAK )
3.

Diploma
(1 tahun)

Associate degree, advanced diploma
(1,5 tahun)


Bachelor degree (Gelar Sarjana Muda)
(3 tahun)

Graduate certificate
(6 bulan)

Graduate diploma
(1 tahun)

Gelar Masters / Magister
(1–3 tahun)

Gelar doktor (3+ tahun)

AhliMadya, Diploma 3 (D3)

Sarjana, Diploma 4 (D4)



Sarjana, Strata 1 (S1)








Magister, Strata 2 (S2)

Doktor, Strata 3 (S3)

Selain dari jenjang pendidikan, beberapa perbandingan dari pendidikan yang ada di Australia dan Indonesia antara lain adalah:
Pertama, dilihat dari bobot dan tingkat kesulitan materi pelajaran, standar pendidikan dasar di Indonesia jauh lebih tinggi. Jika di Indonesia, siswa-siswa kelas dua SD sudah mendapatkan banyak pelajaran dan berbagai pekerjaan rumah serta ulangan atau ujian, tetapi siswa-siswa setaraf kelas 1 – 2 SD di Australia belum diwajibkan untuk membaca. Bahkan di Indonesia, siswa TK nol besar diwajibkan lancar membaca dan berhitung, apalagi jika orangtua mereka berniat mendaftarkan mereka ke Sekolah Dasar unggulan yang diwajibkan mereka lolos ujian tulis sebagai syarat pendaftaran masuk. Sungguh berbeda sekali dengan di negeri yang terkenal dengan binatang kangguru ini. Pendidikan di TK seperti istana bermain dimana mereka bebas bermain, mengembangkan kreatifitas dan bersosialisasi. Pendidikan dasar di Australia lebih ditekankan sebagai pondasi untuk belajar mengenal diri sendiri, lingkungan serta pengembangkan sikap (character building). Mengajarkan hal-hal sederhana secara praktis lebih ditekankan dibanding teori-teori di kelas. Karena itu, tidak heran jika di Australia, sering terlihat siswa-siswa SD yang sedang belajar mengukur kepadatan mobil di jalan raya atau di lain waktu mereka tengah melakukan kegiatan di luar kelas (excursion), seperti ke pasar, perkebunan, peternakan kadang mereka belajar juga mengantri, melakukan transaksi jual beli dan sebagainya. Sebuah pengajaran yang aplikatif serta bisa langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, dalam hal penilaian (assessment). Berbeda dengan di Indonesia yang mewajibkan para siswa untuk menempuh ulangan-ulangan sebagai persyaratan untuk naik kelas. Di Australia tidak ada siswa yang tidak naik kelas. Memang ada ujian nasional seperti UAN di Indonesia, yaitu tes standar nasional dikenal dengan istilah NAPLAN (National Assessment Program Literacy and Numeracy) yaitu tes nasional yang dilakukan serentak di Australia untuk menguji kemampuan membaca, menulis dan berhitung sebagai persiapan memasuki Year 10 (setara dengan kelas I SMU).
Walaupun standar materi pelajaran untuk pendidikan dasar di Indonesia tampak jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Australia, namun ketika memasuki tingkat perguruan tinggi, tampak negeri kita lebih tertinggal dibandingkan Australia. Selain disebabkan karena peralatan teknologi yang lebih canggih dan lengkap, fasilitas-fasilitas penelitian yang lebih memadai, juga faktor mahasiswa yang telah memiliki pengembangan karakter (character building) yang kuat, fondasi sikap yag tertanam sejak dini di pendidikan dasar sangat mempengaruhi kesuksesan masa depan mereka, seperti kemandirian, jujur, kreatif, inovatif, serta berpikir kritis (critical thinking).
Ketiga, pemberian reward (penghargaan) terhadap usaha siswa sangat dijunjung tinggi, baik dalam bentuk verbal maupun non-verbal seperti ucapan pujian ‘well done’, ‘excellent’, dsb. Yang lebih menarik lagi di SD, setiap ada siswa yang berbuat baik atau melakukan usaha keras, mempunyai keberanian yang positif, akan memperoleh reward berupa sertifikat-sertifikat kecil (school rewards) yang nanti jika telah terkumpul sepuluh sertifikat, akan diumumkan di acara assembly, yaitu acara yang diselenggarakan tiap dua minggu sekali untuk pengembangan bakat seni para siswa. Di acara tersebut, masing-masing kelas menampilkan kreatifitas seperti menyanyi, menari, drama, dsb. Hal yang istimewa lagi, pada school awards juga ditulis hal-hal baik yang telah dilakukan anak didik, seperti menolong teman yang jatuh, berani berbicara di depan kelas, jujur, empati, dan perilaku positif lainnya yang dilakukan siswa. Di sinilah terlihat betapa pengembangan karakter (character building) dan kecerdasan emosi (emotional equvalence) sangat ditekankan dalam pendidikan dasar. Penghargaan dan feedback yang positif ini juga tertulis di dalam raport siswa. Jadi penilaian pada rapost siswa di Australia adalah berbentuk narasi, bukan dalam bentuk angka-angka seperti pada sekolah di Indonesia.
Keempat, suasana belajar di sekolah-sekolah dasar di Australia terlihat sangat kondusif. Beberapa hal yang menunjang proses pembelajaran adalah jumlah siswa di dalam kelas yang tak lebih dari 20 siswa, media, kumpulan portofolio, dan alat-alat peraga pembelajaran yang lengkap, dinding kelas yang ‘ramai’ ditempeli dan digantung berbagai macam gambar, tulisan, hasil karya siswa maupun media buatan guru. Kebanyakan dinding kelas sekolah di Australia dilapisi papan lunak (softboard), sehingga dapat digunakan untuk menempel hasil karya siswa dan media belajar. Hal ini jarang terlihat di kelas sekolah di Indonesia yang terlihat ‘bersih’ dan tampaknya masih kurang media serta alat peraga yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain itu, jumlah siswa yang sedikit ini memungkinkan bentuk formasi bangku yang diatur melingkar sehingga para siswa dapat belajar, berdiskusi dalam kelompok juga bersosialisasi. Namun bisa kita pahami, hal ini kurang bisa diterapkan di semua sekolah di Indonesia yang lebih banyak memiliki kelas-kelas besar, karena jumlah penduduk yang jauh lebih besar dibandingkan Australia.
Kelima, dari segi tenaga pendidik, guru-guru di Australia amat disiplin. Para guru diwajibkan datang ke kelas sebelum murid-murid masuk. Hal ini tampaknya tengah digalakkan di Indonesia. Dengan adanya morning briefing bagi para guru sebelum masuk ke kelas tentu sangat baik untuk meningkatka kedisiplinan bagi tenaga pengajar dan juga sebagai sarana mendiskusikan persoalan-persoalan dalam proses belajar mengajar.
Keenam, tidak adanya Pendidikan Agama di Australia.


















BAB IV
PENUTUP

A.            Kesimpulan
Berdasarkanpembahasan yang telahdilakukan, makadidapatkankesimpulanbahwaterdapatberbagai perbedaanantarapendidikan di Australia dan Indonesia.Beberapaperbedaantersebutmeliputi:
1.    Pembagiantingkatusiadalammenempuhsekolahdasardanmenengah, di Indonesia sekolahdasarditempuhenamtahundansekolahtingkatlanjutaan 3 tahun, akantetapi di Australia sekolahdasarditempuhselamaanataraenamhinggasembilantahun, setelahitupelajarmemasukisekolahkejuruan.
2.    Di Australia adanyakebebasanparasiswauntukmemilihsatujurusankeahlian yang merekaminatiuntuk di pelajariselamaempattahun di kejuruandenganpemagangandandapatsambilkuliahdiperguruantinggidanbahkandapatsambilbekerja.
3.    Dana Pendidikan yang ditanggungolehpemerintahhinggauangsaku.
4.    Apresiasiuntuk guru di bidangpendidikansangatbesar.
5.    Adanyapendidikankeprofesionalan guru saatparacalon guru bersekolahdanditandaidenganpemberiansertifikat.
6.    Penentukelulusanolehsekolah, hanyasekolahkejuruansaja yang adaujianeksternal.

B.            Saran
Setelahmembacadanmemahamimakalahinipembacadiharapkanmemilikiwawasan yang lebihmengenaisistempendidikan di Australia, menajemenpendidikan di Australia danperbandinganpendidikan di Australia dan Indonesia.


0 Comments:

Posting Komentar