UJIAN TENGAH SEMESTER
Mahasiswa :
Arif Rahman Syafe’i
NIM :1405112699
MATA KULIAH : PENDIDIKAN BUDAYA MELAYU
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN KIMIA
1.
Mengapa Pendidikan Budaya Melayu ini perlu di
pelajari ?
“ karena
budaya melayu merupakan kebudayaan dari nenek moyang kita yang secara turun
temurun harus tetap dilestarikan oleh kita sebagai penerus,disamping budaya
melayu adalah budaya yang baik dan selaras dengan tutunan Al-Qur’an dan Hadist”
2.
Jelaskan jatidiri dan karakter Melayu ?
“Jati diri
yaitu Suatu kualitas yang menentukan suatu individu, sedemikian rupa
sehingga diakui sebagai suatu pribadi yang membedakan dengan individu yang
lain. Kualitas yang menggambarkan suatu jati diri bersifat unik, khas,
yang mencerminkan pribadi individu dimaksud. Jati diri akan melakat
pada pribadi dan menjadi prinsip dalam diri individu yang akan
selalu nampak dengan konsisten dalam sikap dan perilaku individu dalam
menghadapi setiap permasalahan. Sebuah prinsip akan bersemayam dalam diri
seseorang dan menjadi pola pikirnya. Perilakunya yang terlihat secara kasat
mata adalah gambaran dari sebuah gagasan yang mengandung nilai
kebenaran. Karena pada dasarnya sebuah prinsip memiliki nilai kebenaran. Adapun
prinsip yang pada akhirnya membinasakan orang bersangkutan, maka itu bukanlah
prinsip tapi kesimpulan pribadi yang menyesatkan.”
“Menurut Perlembagaan Persekutuan, Melayu ditakrifkan sebagai “seseorang
yang menganut agama Islam, lazimnya bertutur dalam bahasa Melayu dan
mengamalkan adat-istiadat dan adat resam Melayu” dan (a) lahir, sebelum Hari
Merdeka, di Persekutuan atau di Singapura, atau ibu bapanya telah lahir di
Persekutuan atau di Singapura, atau pada Hari Merdeka itu, ia adalah berdomisil
di Persekutuan atau di Singapura; atau (b) ia adalah keturunan seseorang yang tersebut
itu (Perkara 160, Fasal 2).”
Ada beberapa identitas masyarakat Melayu yang melekat pada etnis ini, menurut Prof Dr Syamsul Nizar
MA, antara lain:
Pertama, bagi etnis Melayu, Islam merupakan ruh yang memberikan daya dorong
dan warna bagi seluruh dimensi adat dan kehidupan masyarakatnya.
Untuk itu, tak heran bila seluruh substansi dan simbol Melayu terangkum dengan mendasarkannya atas ajaran dan dasar Islam.
Untuk itu, tak heran bila seluruh substansi dan simbol Melayu terangkum dengan mendasarkannya atas ajaran dan dasar Islam.
Bahkan, rangkaian tatanan pemerintahan dan munculnya perlawanan masyarakat
Melayu terhadap penjajah lebih dominan disemangati oleh ajaran Islam sebagai
power yang memberikan motivasi gerakan.
Kedua, Melayu identik dengan keramah-tamahan, baik dengan sesamanya maupun
lingkungannya. Keramahtamahan masyarakat Melayu dapat terlihat dari sikap dan
prilaku sehari-hari yang bisa berinteraksi dengan etnis dan bangsa manapun.
Melayu sangat menghargai perbedaan dan tak pernah memandang rendah bangsa lain. Sebab, ruh yang menyemangatinya adalah ajaran Islam.
Melayu sangat menghargai perbedaan dan tak pernah memandang rendah bangsa lain. Sebab, ruh yang menyemangatinya adalah ajaran Islam.
Dalam Islam, semua manusia sama di hadapan Allah, kecuali yang
membedakannya hanyalah kadar ketakwaannya. Cerminan bahasa Melayu yang lembut
dengan selingan pantunnya yang bernilai sastra tinggi dan penuh makna menjadi
identitas tersendiri.
Ketiga, secara
umum geografis masyarakat Melayu lebih dominan hidup di pesisir pantai. Kondisi
ini membangun karakter masyarakat Melayu bersikap inklusif (terbuka).
Inklusivitas masyarakat Melayu dengan dunia luar telah diakui dalam sejarah nusantara, baik ketika mereka berinteraksi dengan para pedagang Arab, Cina maupun Gujarat.
Inklusivitas masyarakat Melayu dengan dunia luar telah diakui dalam sejarah nusantara, baik ketika mereka berinteraksi dengan para pedagang Arab, Cina maupun Gujarat.
Keempat, Melayu memiliki harga diri yang tinggi, meskipun dalam ketiadaan.
Ada selentingan yang cenderung negatif terhadap Melayu, khususnya di Riau.
Selintingan negatif tersebut mengungkapkan bahwa “Melayu Pemalas”.
Persoalan malas hampir dimiliki oleh etnis yang berada pada wilayah
geografis yang makmur. Mereka bukannya malas, akan tetapi kemakmuran negeri
mereka membuat mereka tidak perlu menguras tenaga ekstra untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Sementara masyarakat yang kononnya “rajin” karena dorongan alam mereka yang tak bersahabat dan tandus, sehingga mendorong mereka untuk bekerja ekstra bagi mencukupi kebutuhannya.
Sementara masyarakat yang kononnya “rajin” karena dorongan alam mereka yang tak bersahabat dan tandus, sehingga mendorong mereka untuk bekerja ekstra bagi mencukupi kebutuhannya.
Kelima, Melayu senantiasa menjunjung tinggi agama, nilai budaya,
persahabatan, dan pendidikan. Hal ini dapat terlihat secara jelas sikap
raja-raja Melayu yang memiliki apresiasi demikian tinggi dalam melaksanakan
ajaran agamanya, memiliki kesetikawanan dan tak mengenal sikap menikam dari
belakang, dan peduli dengan pendidikan (khususnya agama) bagi keturunannya.
Maka sangat wajar apabila bagi adat Melayu seorang yang mengaku Melayu yang
tak mampu mengaji dan mengetahui dasar-dasar agama sebagai aib diri.
Keenam,
masyarakat Melayu mengedepan musyawarah dalam menyelesaikan persoalan. Betapa
besar atau kecilnya masalah selalu diputuskan secara musyawarah.
Yang besar didengarkan pendapatnya dan yang kecil dihargai pendapatnya. Egaliter yang diterapkan masyarakat Melayu perlu diteruskan oleh generasi hari ini.
Prinsip musyawarah yang dikedepankan adalah lahirnya kebulatan kata yang berdimensi kebenaran bagi menjaga kemaslahatan keummatan, bukan kebulatan kata yang berdimensi kepentingan golongan.
Yang besar didengarkan pendapatnya dan yang kecil dihargai pendapatnya. Egaliter yang diterapkan masyarakat Melayu perlu diteruskan oleh generasi hari ini.
Prinsip musyawarah yang dikedepankan adalah lahirnya kebulatan kata yang berdimensi kebenaran bagi menjaga kemaslahatan keummatan, bukan kebulatan kata yang berdimensi kepentingan golongan.
3.
Jelaskan filosofis Orang Melayu terhadap
berbagai segi kehidupan ?
“Masyarakat
Melayu itu dalam falsafah hidupnya dapat disimpulkan berlandaskan pada lima
dasar, yaitu :
1. Melayu itu
Islam, yang sifatnya universal dan demokratis bermusyawarah.
2. Melayu itu berbudaya, yang sifatnya nasional dalam bahsa, sastra, tari, pakaian, tersusun dalam tingkah laku, dan lain-lain.
2. Melayu itu berbudaya, yang sifatnya nasional dalam bahsa, sastra, tari, pakaian, tersusun dalam tingkah laku, dan lain-lain.
3. Melayu itu
beradat, yang sifatnya regional (kedaerahan)dalam bhineka
tunggal ika, dengan tepung tawar, balai pulut kuning dan lain-lain yang
mnegikat tua dan muda.
4. Melayu itu berturai, yaitu tersusun dalam masyarakat yang rukun tertib mengutamakan ketenteraman dan kerukunan, hidup berdampingan dengan harga menghargai timbal balik, bebas tapi terikat dalam masyarakat.
5. Melayu itu berilmu, artinya pribadi yang diarahkan kepada ilmu pengetahuan dan ilmu kebathinan (agama dan mistik), agar bermarwah dan disegani orang, untuk kebaikan umum.
4. Melayu itu berturai, yaitu tersusun dalam masyarakat yang rukun tertib mengutamakan ketenteraman dan kerukunan, hidup berdampingan dengan harga menghargai timbal balik, bebas tapi terikat dalam masyarakat.
5. Melayu itu berilmu, artinya pribadi yang diarahkan kepada ilmu pengetahuan dan ilmu kebathinan (agama dan mistik), agar bermarwah dan disegani orang, untuk kebaikan umum.
Rukun tertib
yang dimaksudkan puak melayu adalah keadilan dan kebenaran yang harus dapat
dirasa dan dilihat. Ia mengetahui, bahwa :
ISLAM tidak
bertentangan dengan masyarakat yang berperikemanusiaan dan yang ber-Tuhan.
BUDAYA tidak bertentangan dengan masyarakat yang ingin beradab dan mengingkat lahiriah dan bathiniah
BUDAYA tidak bertentangan dengan masyarakat yang ingin beradab dan mengingkat lahiriah dan bathiniah
ADAT tak
bertentangan dengan peradaban masyarakat yang ada rasa kekeluargaan, bukan
individualistis.
BERTURAI tak
bertentangan dengan masyarakat yang tahu harga diri, yang ingin kebenaran,
keadilan dan kemakmuran yang merata dalam kehidupan.
BERILMU tak
bertentangan dengan masyarakat yang ingin maju untuk kepentingan diri dan
masyarakatnya. pengabdian adalah pada Allah, manusia dan lingkungan, untuk
kebahagiaan diri sekarang dan nanti. ( Buku Butir Butir Adat Melayu
Pesisir Sumatera Timur yang disusun oleh T.H.M. Lah Husny).”
4.
Mengapa budaya Melayu perlu dilestarikan, dan
bagaimana kita untuk melestarikannya ?
“karena budaya
melayu merupakan budaya mayoritas penduduk indonesia,dan tidak bertentangan
dengan adat dan norma bermasyarakat,jika mengamalkan budaya melayu tidak ada
hal jangggal yang terlihat apalagi merugikan orang lain,berbeda dengan budaya
yang banyak masuk ke indonesia dewasa ini yang malah merusak karakter anak
bangsa”
“dengan
mengajarkan kepada generasi penerus bagaimana itu budaya melayu dan
mengamalkannnya bersama merupakan cara yang cukup efektif dalam melestarikan
budaya melayu disampiing kita terus memfilter budaaya yang masuk agar benar
benar sesuai dengan yang diharapkan dengan tetap menjungjung tinggi nilai dan
norma”
0 Comments:
Posting Komentar