GUS DUR VS JOKOWI è 70 th Indonesia
Setiap
presiden memiliki hal yang menarik dari mereka yang layak kita contoh,tapi
bagaimana dengan kesamaan? Tidak ada,kalau kita melihat hanya seilas hampir
semua presiden memiliki karakter masing masing,berbeda dengan figur yang
menjadi topik tulisan ini,sekilas saja kita melihat banyak kesamaan diantara
mereka,apalagi jika kita telaah lebih jauh.
Menurut literatur
yang saya baca dan tambahan pengamatan saya sosok Gus Dur dan Jokowi memiliki
beragam kesamaan
1. Menjadi presiden dengan interval 3 pendahulunya ke 4 dan ke 7
2. Dilihat secara fisik seharusnya tidak layak bahkan diragukan
kapasitasnya sebagai kepala negara
3. Sosok sederhana dan merakyat
4. Dipuja rakyatnya sebelum jadi presiden dan banyak di hujat
rakyatnya setelah jadi presiden
Yang menarik
bagi saya adalah poin ke 4,dengan beberapa faktor yang memicu terjadinya hal
demikian.
Dalam sebuah
renungan saya mendapati bahwasanya bukan Gus Dur yang tidak layak memimpin
negri ini tapi rakyatnyalah yang belum siap dipimpin oleh pemimpin sehebat Gus
Dur sehingga apa yang dilakukan Gus Dur ketika memerintah banyak sekali menuai
kontroversi karna ketidakmampuan masyarakat mencerna apa substansi yang ingin
di lakukan oleh seorang Gus Dur untuk
negri ini,sebut saja hal kecil yang dibesar bearkan kala masa pemerintahannya,
Saat itu
sedang demamnya goyang ngebor inul yang di klaim sebagai pengundang
maksiat,saat ditanyai pendapat Gus Dur ketika hampir semua orang menghujat inul
sebagai pengundang maksiat dan berharap Gus Dur akan ikut menghujat dan menghentikan
aksi inu,tapi jawaban Gus Dur adalah “ orang cari makan kok di suruh berhenti”
Sekilas kita
dengar itu sebagai satu bentuk dukungan kepada inul dari sang presiden kala
itu,tapi sebenarnya bukan Gus Dur ingin mendukung inul tapi Gus Dur ingin
mengajarkan kepada kita bahwa kita harus cerdas dalam menyikapi setiap
hal,kuraang lebih yang ingin disampaikan Gus Dur adalah “kalau kalian tidak
suka kemaksiatan di kampung kalian ya tinggal kalian hentikan gitu aja kok
repot :D,ngapain lapor ke saya,menghentikan aksi inul itu cukup satu orang
pemuda saja di kampung kalian,ngapain ngadu ke saya,banyak yang musti saya
kerjain di samping keterbatasan fisik saya! Tega banget sih kalian! Mikirr!!
Namun hal
demikian ditanggapi sebagai dukungan terhadap kemaksiatan oeh berbagai
kalangan,coba kita analogikan lagi kalau seandainya Gus Dur menuruti keinginan
rakyatnya ingin agar Gus Dur menghujat dan menghentikan inul saat ditanya
misalkan Gus Dur menjawab”saya selaku presiden mengutuk tindakan inul dengan goyangannya,haram!!
Inul tidak boleh tampil di publik dengan gaya goyangan seperti itu haram!!
Kalau kita
mendengar seorang presiden seperti itu dimana letak wibawanya sebagai
presiden?apakah tidak ada lagi yang mampu menghentikan seorang inul sehingga harus
presiden yang turun tangan?? Mikir!!
Satu dari
banyak kisah yang jika saya ulas disini akan memakan bnayak raung dan
waktu,yang jelas yang diinginkan oleh Gus Dur selaku presiden kala itu agar
kita lebih cerdas dan bijak menykapi sesuatu,perhatikan substansinya bukan
kulitnya saja
Sehingga ketika
terjadi perang di ambon yang membuat pasukan laskar jihad ingin pergi ke ambon
untuk berjihad,dan Gus Dur menjawab dengan santainya” tuhan gak perlu dibela
kok, yang pergi jihad kek jahit kek ke ambon tangkepin aja”
Sekali lagi
sekilas kita dengar seolah presiden tutup mata dengan hal ini,melarang jihad
situ kyai apaan?? Kurang lebih seperti itu anggapan bebebrapa kalangan,namun
apa sebenarnya yang diinginkan oleh Gus Dur saat itu,ialah kedamain antar umat
beragama,islam datang dengan damai sehingga di sukai dan diterima di
manapun,kalau konfik di ambon bukan perbedaan agam yang jadi pemicunya tapi
banyak hal nulai dari sosial poitik dan keseanjangan ekonomi masyarakatnya gak
bakalan selssai dengan perang,hanya akan menambah korban jiwa yang korban juga
rakyat indonesia kan? Kemana semboyan bhineka tunggal ika? Pesan Gus Dur itu
kamu berbuat baik aja kepada sesama manusia gak bakalan ada yang nanya apa
agama kamu,agama urusan keyakina ama tuhan ngapain ribut nabi saja diperintah
hanya mengajak ke pada dinnul islam bukan memaksa masuk islam,perkara orang mau
ikut atau tidak urusan sama Allah,gtu aja kok repot.
Tapi disetiap
penayangan mengena Gus Dur hal demikian masaih menjadi sisi negatif sang
kyai,tidak di buka apa yang menjadi substansi pembicaraaanya bahkan lebih
kepada menjelekannya.
Hal demikian
tak jauh berbeda dengan presiden kita yang ke 7,tidak ada yang menyaka belum
lepas tugas dari jakarta beliau sudah jadi orang no 1 di indonesia,dan setelah menjadi
presidenpun akhirnya banyak yang mulai tidak suka karna banyak kebijakan yagn
dianggap tidak pro rakyat,bukan saya sok tau mengenai kebijakan yang di ambil
presiden kita, tapi saya hanya mengutip pesan Gus Dur “sikapi segalanya dengan
cerdas dan bijak”
Ketika Gus
Dur melkukan tindakannya banyak yang tidak mengetahui apa tujuannya,begitu juga
ketika jokowi membuat kebijakan banyak diantara kita yang hanya melihat dari
kulitnya saja,kita beranggapan bahwa jokowi tidak pro rakyat terutama rakyat
miskin,sebut saja menaikan harga bbm dengan mencabut subsidi bbm senilai 211
triliun (anggka sayng fantastis
geng ),kita angggap mencekik rakyat karena kebutuhan menjadi mahal tapi tidakah
kita melihat yang menggunakan bbm adalah masyarakat yang mampu,dalam artian
masih banyak rakyat yang tidak mampu yang tidak memiliki kendraan dan mereka
tidak menggunakan bbm,sementara merekalah yang selayaknya dibantu,menurut saya
jokowi mengajarkan kita jangan egois,jangan hanya meresa kita tidak mampu
sementara sebenarnya banyak sekali yang lebih tidak beeruntung dibandinkan kita
kita penikmat bbm, lagian kalau mampu beli kendraaan musti mampu bayar operasionalnyo dong, klo gak naik
angkot aja ( tanggung jawab) semakin banyak kendraan semakin polusi geng
kembalilah gunakan fasilitas umum, dan ini yang sedang dibenahi oleh pmerintah
kita,dan memang hasil kerja yang dilakukan oleh pemerintah kita belum bisa kita
rasakan setidaknya dengan kita berfikir positif dan bijak itu akan mengurangi
beban dikepala kita,biarkan pemerintah melakukan tugas dan kebijakannya sambil
kita kawal tetap untuk kebaikan bangsa ini.
Janga sampai
kita terlambat menyadari sumbangsih terbesar yang dilakukan pemimpin kita
terhadap bangsa ini ketika beliau memimpin tapi kita sadari setelah beliau
tiada.
Bukan bearti
kita berlepas tangan dengan kebijakan yang dilakukan pemerintah tapi tetap
mengoresi mana yang menguntungkan negri ini,toh klau memang benar adanya hal
yanag tidak sesuai prosedur bahkan merugikan negara dan rakyat kita bisa tumpas
dengan kita memberi solusi,bukan hanya berorasi
70 th
indonesia bukan ajang menghujat pemerintah
Tunjukan taring
kita bahwa kita sanggup berubah
Merubah bangsa
yang lebih terarah
Jangan hanya
berorasi
Jadilah pemberi
solusi
Kita untuk
negri
Mulai dari
diri sendiri
Mulai dari
saat ini
Wujudkan kemakmuran
negri
0 Comments:
Posting Komentar