Pages

Subscribe:

Labels

ektesnsi JPG atau RAW??

Sebelum ke perbandingannya, saya singgung sedikit dulu mengenai JPG dan RAW. Kalau JPG saya yakin anda sering mendengarnya dan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. JPG merupakan jenis file yang paling umum digunakan untuk foto. Lalu bagaimana dengan RAW? RAW bisa memiliki beberapa arti namun disini saya memakai istilah RAW untuk tipe file foto. RAW merupakan format file foto yang belum mengalami proses koreksi oleh software kamera.
File extension untuk RAW ini berbeda di tiap-tiap merk kamera DSLR contohnya format*.NEF di nikon, *.CR2 di canon (bukan CR7 :D). Dikarenakan file RAW tidak mengalami proses kompresi seperti halnya JPG, maka file size RAW pun besar yaitu sekitar 17 MB untuk 2,5 MP sedangkan JPG di resolusi yang sama hanya berkisar 1-2 MB.
Berikut perbandingan sekilas foto format JPG di sebelah kiri dan RAW di sebelah kanan
Perbandingan JPG vs RAW
Foto ini saya dapat dari internet, asumsikan saja keduanya dipotret pada settingan yang sama :D
Sekilas format JPG lebih bagus dan terang, sedangkan file RAW cenderung agak gelap. Tapi tunggu dulu, ini bukan berarti bahwa JPG lebih bagus dari RAW. Seperti yang saya singgung sebelumnya, file RAW tidak mengalami proses koreksi oleh kamera sehingga outputnya benar-benar asli. File JPG terlihat lebih bagus dikarenakan sudah mengalami proses koreksi dan kompresi dengan standard JPG tentunya.
Jadi kembali ke topik, manakah yang lebih baik?
Jawabannya, tergantung situasi… :D
File JPG bisa langsung jadi dan dinikmati karena telah mengalami koreksi di kamera, selain itu JPG juga lebih hemat memori dibanding RAW. Tetapi kualitas JPG akan berkurang jika diedit lagi melalui software edit foto seperti photoshop dkk. Sistem kompresi JPG bersifat lossy jadi penurunan kualitas foto tidak terhindarkan. Memang seringkali penurunan kualitas itu tidak terlalu kelihatan.
File RAW tidak bisa langsung dinikmati karena kualitas pre-processing seringkali kurang sempurna. Warna foto pucat atau white balance yang tidak pas, kadang kala file RAW tidak bisa dibuka oleh image viewer. Banyak software-software pengedit file RAW menjadi beragam format file foto contohnya Camera RAW yang terdapat pada adobe photoshop.
RAW hasil awalnya memang kalah dari JPG dan boros memori namun ada 1 keunggulan RAW yang tidak terkalahkan yaitu kemampuan untuk diedit lagi TANPA kehilangan kualitas foto. Jadi anda bisa mengatur kembali exposure, white balance, color, dan lainnya tanpa harus kehilangan kualitas dari foto tersebut. File RAW yang sudah diedit kemudian bisa di simpan kedalam berbagai format foto, seperti JPG.
Dalam dunia analog, file RAW ibaratnya negatif foto yang memiliki fleksibilitas tinggi di tahap post-processing.
Kapan saya harus menggunakan RAW? kapan pula harus menggunakan JPG?
Dikarenakan RAW memiliki ukuran file yang besar maka pastinya membutuhkan delay yang cukup lama untuk menyimpan ke memory card, jadi gunakan RAW jika anda tidak memotret momen-momen yang cepat. RAW juga cocok untuk sesi foto-foto pre-wedding atau foto model yang membutuhkan proses editing lebih jauh.
Gunakan file JPG jika anda ingin mengejar momen-momen yang cepat. Karena file JPG lebih kecil ukurannya maka delay simpan ke memory card juga lebih pendek sehingga dimungkinkan jepretan cepat (bursting). Hasil dari JPG langsung bisa dicetak tanpa perlu editing yang lebih detil lagi.
Jadi dengan memahami kegunaan masing-masing jenis file diharapkan anda bisa lebih meningkatkan kualitas jepretan anda. Semoga bermanfaat…..

0 Comments:

Posting Komentar