Pages

Subscribe:

Labels

macam macam volumetri


Alkalimetri
  • Alkalimetri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat yang bersifat asam dengan menggunakan larutan standar yang bersifat basa
  • HCl memiliki valensi 1, valensi HCl ini diperoleh melalui cara berikut
  • Pada titrasi ini terjadi penetralan asam basa menurut reaksi
HCl + NaOH à NaCl + H2O
  • Dari reaksi tersebut dapat diketahui jika 1 bagian HCl sebanding dengan 1 bagian NaOH
Macam Macam VOLUMETRI
Acidimetri
  • Acidimetri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat yang bersifat basa dengan menggunakan larutan standar yang bersifat asam
  • Pada titrasi acidimetri terjadi penetralan asam basa menurut reaksi
Na2CO+ HCl à H2O + CO2 + 2 NaCl
H2CO3
  • Dalam reaksi tersebut 1 bagian Na2CO3 sebanding dengan 2 bagian HCl, sehingga valensi Na2CO3 = 2
Permanganometri
  • Permanganometri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat yang bersifat reduktor dengan menggunakan larutan standar KMnOyang bersifat oksidator
  • Pada titrasi permanganometri terjadi reaksi redoks.
  • Perhatikan reaksi yang terjadi
2KMnO4   +   10FeSO4   + 8H2SO4 → K2SO+ 2MnSO4 + 5Fe2(SO4)3+ 8H2O   (asam)
(oksidator)   (reduktor)
  • Perhitungan valensi
FeSO4 à Fe2(SO4)3
Fe2+ à Fe3+
Fe2+ à Fe3+ + 1 e
I bagian Fe2+ 1 bagian e, sehingga valensi FeSO4 adalah 1
  • Titrasi permanganometri tidak menggunakan indikator karena KMnOsudah berfungsi sebagai auto indikator
Iodometri
  • Iodometri adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat yang bersifat reduktor dengan menggunakan larutan standar I2 yang bersifat oksidator.
  • Perhitungan valensi
S2O32- à S4O62-
2 S2O32- à S4O62-
2 S2O32- à S4O62- + 2 e
2 bagian S2O32- 2 bagian e
Sehingga valensi S2O32- atau Na2S2O3 adalah 1
  • Penambahan amylum dilakukan menjelang TAT. Bila amylum ditambahkan lebih dahulu akan mengganggu jalannya pengamatan pada TAT sebab I2 dapat mengikat amylum sehingga iod amylum sukar dipisah
 Iodimetri
  • Iodometri adalah menentukan kadar suatu zat yang bersifat oksidator (I2) dengan menggunakan larutan standar yang bersifat reduktor
  • H2SOberfungsi untuk bereaksi dengan KI supaya terjadi HI, sebab yang mudah dioksidasi oleh CuSO4 adalah HI bukan KI. Tanpa penambahan H2SOdalam larutan, tak akan terbentuk HI
  • Perhitungan valensi
CuSO4           à CuI
Cu2+                à Cu+
Cu2+ + e         à Cu+
1 bagian Cu2+ 1 bagian e, sehingga valensi CuSO4

Dikromatometri


Dikromatometri adalah titrasi redoks yang menggunakan senyawa dikromat sebagai oksidator. Senyawa dikromat merupakan oksidator kuat, tetapi lebih lemah dari permanganat. Kalium dikromat merupakan standar primer. Penggunaan utama dikromatometri adalah untuk penentuan besi(II) dalam asam klorida.
Dikromatometri termasuk ke dalam titrasi redoks, karena dalam reaksinya terjadi perpindahan elektron atau perubahan bilangan oksidasi. Seperti yang diketahui bahwa kemungkinan terjadinya reaksi redoks dapat dilihat dari 2 hal berikut :
1. Terjadi perubahan bilok (bilangan oksidasi).
2. Bila ada zat reduktor maupun oksidator (dalam hal ini, kalium dikromat selain berfungsi sebagai bahan baku juga sebagai oksidator).
Kalium dikromat dalam keadaan asam mengalami reduksi menjadi Cr3+.
Reaksi:
Cr2O72- + 14 H+ + 6 e       ↔         2 Cr3+ + 7 H2O   E0=1,33 V
Karena daya oksidasinya lebih sedikit dibanding dengan KMnO4 dan Ce (IV), maka hal ini menyebabkan reaksi sangat lambat. Akan tetapi, dari sifat K2Cr2O7 larutannya sangat stabil, tidak bereaksi dengan (inert terhadap) Cl-, dengan kemurnian tinggi, mudah diperoleh dan murah.
Terutama untuk penentuan Fe2+, ion klorida dalam jumlah besar tidak mempengaruhi titrasi ini. Suatu cara tidak langsung untuk menentukan, oksidasi yang diberi larutan Fe2+ berlebihan kemudian kelebihan dititrasi dengan standar dikromat. Maka cara ini dipakai untuk penentuan NO3-, ClO3-, H2O2, MnO4- dan Cr2O72-.


file ppt dikromatometri

Indikator asam basa


Untuk mengetahui apakah sebuah zat bersifat “asam” atau “basa”, dapat ditentukan dengan menggunakan suatu indikator. Indikator yang biasa digunakan terbagi menjadi 2 golongan, yaitu indikator tunggal dan indikator universal. Contoh indikator yang sering digunakan adalah kertas lakmus dan larutan indikator.
  1. Indikator Tunggal
    Indikator tunggal hanya dapat membedakan larutan bersifat asam atau basa, tetapi tiak dapat menentukan harga pH dan pOH. Yang termasuk dalam indikator tunggal adalah :
    • Lakmus merah dan biru
      Lakmus merah => berwarna merah dalam larutan asam, dan akan berubah warna menjadi biru bila dicelupkan ke dalam larutan basa.
      Lakmus biru => berwarna biru dalam larutan basa, dan akan berubah warna menjadi merah bila dicelupkan ke dalam larutan asam.
      Lakmus biru (kiri) dan merah (kanan)
      Lakmus biru dicelupkan ke dalam larutan asam (kiri), lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan basa (kanan)
      Beberapa contoh zat yang dinilai dengan indikator lakmus merah dan biru
    • Fenolftalein
      Fenolftalein adalah salah satu indikator asam – basa sintetik yang memiliki rentang pH antara 8,00 – 10,0. Pada larutan asam dan netral, fenolftalein tidak berwarna. Sedangkan bila dimasukkan ke dalam larutan basa, warnanya akan berubah menjadi merah.
    • Metil jingga
      Larutan metil jingga dapat membedakan antara larutan asam dengan larutan netral. Larutan asam yang ditetesi metil merah akan tetap berwarna merah, sedangkan larutan netral berwarna kuning. Akan tetapi, metil jingga juga akan menyebabkan larutan basa berwarna kuning, Berarti, untuk mengetahui apakah suatu larutan bersifat basa atau netral kita tidak dapat menggunakan metil jingga.
    • Metil merah
      Larutan metil merah sama dengan larutan metil jingga
    • Bromtimol biru di dalam larutan asam akan berwarna kuning, dalam larutan basa akan berwarna biru, dan di dalam larutan netral akan berwarna biru kekuningan.
      KESIMPULAN :
      1. Fenolftalein
      Asam : tidak berwarna; Basa : merah; Netral: tidak berwarna
      2. Metil merah
      Asam : merah; Basa : kuning; Netral : kuning
      3. Metil jingga
      Asam : merah; Basa : kuning; Netral : Kuning
      4. Bromtimol biru
      Asam : Kuning; Basa : Biru; Netral : Biru agak kuning
  2. Indikator Universal
Indikator Universal dapat membedakan larutan asam dan basa serta mengetahui harga pHnya. Indikator Universal dapat dalam bentuk cairan maupun kertas. Cara kerja indiator ini adalah dengan mencocokkan perubahan warna kertas indikator pada tabel warna indikator universal . 

soal dan pembahasan titrasi


Berikut ini contoh-contoh yang diberikan silakan dipelajari.
Soal No. 1
Seorang siswa melakukan percobaan titrasi asam basa untuk memperkirakan konsentrasi larutan HCl. 
Siswa tersebut meneteskan larutan NaOH 0,2 M ke dalam larutan HCl.
Data yang diperoleh dari dua kali percobaan adalah sebagai berikut.

Data hasil percobaan:



Perkirakan konsentrasi larutan HCl tersebut berdasarkan data percobaan siswa di atas!

Pembahasan
Untuk data awal, tentukan volume NaOH yang diteteskan, percobaan dilakukan dua kali, jadi jumlahkan kemudian bagi dua, kalau tiga kali ya dibagi tiga:



Jumlah mol NaOH yang digunakan, kalikan volume dengan molaritasnya



Berikutnya ke Penentuan molaritas dari  HCl, diberikan dua cara,
**Cara Pertama>>>>
Tentukan mol HCl nya berdasarkan reaksi asam basa berikut



Menentukan konsentrasi HCl, bagi mol HCl dengan volumnya



***Cara Kedua>>>>>>>>>>>>
Menggunakan rumus yang sering digunakan dalam soal titrasi



dimana
V = volume
M = molaritas
n = valensi

Data yang diperlukan
VHCl = 25 mL
MHCl = ....?
nHCl = 1
VNaOH = 15 mL
MNaOH  = 0,2 M
nNaOH = 1

Sehingga molaritas HCl



Soal No. 2
Berikut data hasil titrasi larutan HCl dengan larutan NaOH 0,1 M.



Berdasarkan data tersebut, konsentrasi larutan HCl adalah...
A. 0,070 M
B. 0,075 M
C. 0,080 M
D. 0,133 M
E. 0,143 M
(un kim 011)

Pembahasan
Menentukan mol NaOH 0,1 M
mol = 15 x 0,1 = 1,5 mol

Menentukan mol HCl



mol HCl adalah 1,5 mmol

Menentukan konsentrasi HCl



M HCl = mol/volume = 1,5 mmol / 20 mL = 0,075 M

Soal No. 3
Berikut diberikan sebuah kurva titrasi asam basa hasil percobaan untuk menentukan konsentrasi larutan NaOH 20 mL.



Jika asam yang digunakan untuk titrasi adalah HCl 0,1 M, tentukan konsentrasi larutan NaOH yang dititrasi!

Pembahasan
Dari kurva di atas terlihat bahwa titik ekivalen terjadi saat volume HCl adalah 40 mL. Data selengkapnya:
VHCl = Va = 40 mL
MHCl = Ma = 0,1 M
nHCl = na = 1
VNaOH = Vb = 20 mL
MNaOH = Mb = .....?
nNaOH = nb = 1

Konsentrasi NaOH dengan demikian adalah



Soal No. 4
Perhatikan grafik titrasi asam-basa berikut!



Jika volume larutan yang dititrasi sebanyak 10 mL maka konsentrasi larutan basa LOH itu adalah...
A. 0,25 M
B. 0,125 M
C. 0,1 M
D. 0,075 M
E. 0,025 M
(un kimia 2012)

Pembahasan
Dari kurva di atas terlihat bahwa titik ekivalen terjadi saat volume asam HX adalah 25 mL. Data yang diperlukan:
Asam HX
Va = 25 mL
Ma = 0,1 M
na = 1

Basa LOH
Vb = 10 mL
Mb = .....?
nb = 1

Konsentrasi LOH dengan demikian adalah

Soal No. 5
20 mL asam sulfat, H2SO4, dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N. Bila ternyata diperlukan 30 mL larutan NaOH, maka kemolaran asam sulfat tersebut adalah....
A. 0,075 M
B. 0,10 M
C. 0,15 M
D. 0,20 M
E. 0,30 M

Pembahasan
Data:
Asam sulfat
volume V1 = 20 mL
valensi n1 = 2

NaOH
volume V2 = 30 mL
normalitas N2 = 0,1 N

Kemolaran asam sulfat M1 = ...?

Hubungan titrasi dengan molaritas dan normalitas larutan



Dengan menggabungkan dua rumus di atas:

Soal No. 6
Sebanyak V mL asam sulfat, H2SO4, dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N. Bila ternyata diperlukan 2V mL larutan NaOH, tentukan kemolaran asam sulfat yang dititrasi!

Pembahasan
Data:
Asam sulfat
V1 = V
n = 2
M1 =.......

NaOH
V2 = 2V
N2 = 0,1

diperoleh:
Soal No. 7
Perhatikan grafik titrasi asam lemah oleh basa kuat berikut!



20 mL CH3COOH dititrasi menggunakan larutan NaOH 0,05 M. Konsentrasi larutan CH3COOH dan pH larutan pada titik C berturut-turut adalah....
A. 0,05 M, pH = 7
B. 0,10 M, pH < 7
C. 0,10 M, pH = 7
D. 0,15 M, pH > 7
E. 0,15 M, pH = 7

Pembahasan
Titrasi asam lemah dengan basa kuat.

CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O

Pada titik setara, titik C, larutan bersifat basa karena hidrolisis parsial dari garam yang terbentuk (CH3COONa). Sehingga pH > 7.

Konsentrasi larutan CH3COOH:
Dengan rumus titrasi asam basa:

dengan n1 = n2 = 1 diperoleh

Soal No. 8
Sebanyak 2 gram cuplikan NaOH dilarutkan dalam 250 mL air kemudian 20 mL dari larutan ini dititrasi dengan larutan HCl 0,1 M, diperoleh data:



Kadar NaOH dalam cuplikan tersebut adalah....(Mr NaOH = 40)
A. 20%
B. 25%
C. 40%
D. 62,5%
E. 75%
UN 2011 P54
Pembahasan
Data:
Volume HCl untuk titrasi:
V = (24 + 25 + 26) : 3 = 25 mL

Volume NaOH titrasi :
V = 20 mL

Konsentrasi NaOH:


Kadar NaOH:
M = 0,125 M
Mr = 40
V = 250 mL = 250 × 10−3 L
massa cuplikan = 2 gram

Soal No. 9
Perhatikan grafik titrasi asam basa berikut!



Pernyataan yang benar terkait gambar di atas adalah....
A. (1) titrasi asam kuat dengan basa kuat, (2) titrasi basa kuat dengan asam kuat
B. (1) titrasi basa kuat dengan asam kuat, (2) titrasi asam lemah dengan basa kuat
C. (1) titrasi asam kuat dengan basa kuat, (2) titrasi basa lemah dengan asam kuat
D. (1) titrasi asam lemah dengan basa kuat, (2) titrasi basa lemah dengan asam kuat
E. (1) titrasi basa kuat dengan asam kuat, (2) asam kuat dengan basa kuat

Pembahasan
Jawab D.
(1) titrasi asam lemah dengan basa kuat, pH titik ekivalen lebih besar dari 7.
(2) titrasi basa lemah dengan asam kuat, pH titik ekivalen lebih kecil dari 7.